Restrukturisasi PBB, Kunci Penting Menuju Perdamaian Israel-Palestina

Rizki Maulana Firdaus
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2023 9:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Maulana Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi logo Perserikatan Bangsa-Bangsa | foto by: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Perserikatan Bangsa-Bangsa | foto by: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdamaian di Timur Tengah telah menjadi tujuan yang sulit dicapai selama puluhan tahun. Konflik berlarut-larut antara Israel dan Palestina telah menyebabkan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya.
ADVERTISEMENT
Upaya-upaya perdamaian yang telah ada selama bertahun-tahun pun tampaknya belum membuahkan hasil yang signifikan. Namun, ada argumen yang kuat bahwa restrukturisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mungkin menjadi salah satu kunci dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan ini.
PBB, didirikan setelah Perang Dunia II, memiliki mandat untuk memelihara perdamaian dan keamanan dunia. Meskipun telah ada upaya-upaya melalui PBB untuk menengahi konflik Israel-Palestina, tapi kinerjanya belum mencapai hasil yang diharapkan. Diperlukan restrukturisasi PBB yang lebih efektif untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
Ilustrasi bekerja di kantor | foto by: Pixabay.com
Langkah pertama dalam restrukturisasi PBB adalah mereformasi Dewan Keamanan. Saat ini, lima anggota tetap Dewan Keamanan, termasuk Amerika Serikat dan Rusia, memiliki hak veto yang dapat menghambat tindakan PBB dalam menyelesaikan konflik.
ADVERTISEMENT
Hal ini telah menghambat usaha untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, karena sering kali kepentingan geopolitik anggota-anggota ini mempengaruhi keputusan Dewan. Perubahan yang adil dalam distribusi kekuasaan dan menghapus hak veto harus menjadi bagian dari restrukturisasi.
Ilustrasi pasukan bersenjata | foto by: Pixabay.com
Selain itu, PBB perlu menguatkan dan memperluas mandat misi United Nations Truce Supervision Organization (UNTSO) serta memperkenalkan misi pengawasan baru yang lebih aktif dan independen di wilayah tersebut.
Keberadaan pengamat internasional yang kompeten dan netral sangat penting untuk mengawasi implementasi kesepakatan dan mencegah pelanggaran hak asasi manusia.
PBB juga harus meningkatkan perannya dalam memfasilitasi dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Hal ini dapat dicapai melalui pembentukan kelompok kerja PBB yang berfokus pada masalah Israel-Palestina dan melibatkan negara-negara regional serta pihak-pihak terkait.
ADVERTISEMENT
Dengan mengedepankan diplomasi multilateral, PBB diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung negosiasi yang adil dan berkelanjutan.
Ilustrasi anak belajar | foto by: Pixabay.com
Selain itu, PBB harus berinvestasi dalam pendidikan dan pemuda untuk mempromosikan perdamaian dan pemahaman untuk generasi yang akan datang di Israel dan Palestina.
Program pendidikan yang mempromosikan toleransi, penghargaan terhadap budaya dan agama satu sama lain, dan pemecahan konflik non-kekerasan dapat membantu mengubah pandangan dan sikap generasi muda.
Dengan restrukturisasi yang cermat, PBB diharapkan dapat menjadi organisasi yang lebih efektif dalam menciptakan perdamaian bagi Israel dan Palestina. Hal ini tentunya sangat memerlukan dukungan internasional yang kuat dan kesediaan dari semua pihak yang terlibat untuk berkomitmen pada proses perdamaian.
Hanya dengan usaha bersama dan perubahan dalam kerangka PBB, konflik yang telah berkepanjangan ini diharapkan mendapat solusi yang adil dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT