Konten dari Pengguna

Thailand Siap Gelar Prosesi Tongkang Kerajaan yang Megah di Sungai Chao Phraya

Rizki Maulana Firdaus
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia
24 Oktober 2024 8:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Maulana Firdaus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tongkang Suphannahong dengan latar belakang Temple of Dawn
Photo by: wimammoth/iStock.com
zoom-in-whitePerbesar
Tongkang Suphannahong dengan latar belakang Temple of Dawn Photo by: wimammoth/iStock.com
ADVERTISEMENT
Prosesi Tongkang Kerajaan Thailand, yang dalam bahasa Thailand disebut "ขบวนพยุหยาตราทางชลมารค" (Khabuan Phayuhayattra Thang Chonlamak), akan kembali diselenggarakan pada 27 Oktober 2024 mendatang di Sungai Chao Phraya, Bangkok. Tradisi megah dan sakral ini merupakan salah satu acara kerajaan yang paling dinantikan dan memiliki nilai budaya yang sangat mendalam dalam sejarah Thailand.
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dibawa dengan tandu emas 
Photo by: Nakarin_thailand/iStock.com
zoom-in-whitePerbesar
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dibawa dengan tandu emas Photo by: Nakarin_thailand/iStock.com
Raja Vajiralongkorn (Rama X) dan Ratu Suthida, beserta anggota keluarga kerajaan lainnya, akan turut serta dalam prosesi ini dengan menaiki tongkang kerajaan dari Dermaga Wasukri. Rangkaian prosesi ini melibatkan 52 tongkang dan 2.399 pendayung dari Angkatan Laut Thailand; semua pendayung akan mengenakan pakaian tradisional yang menambah kesan megah dan menciptakan pemandangan yang sangat memukau.
Para pendayung diatas tongkang Anantanakarat Photo by: pixcolo/iStock.com
Titik awal prosesi ini akan dimulai dari Dermaga Wasukri, di mana tongkang akan ditambatkan dari depan Jembatan Krung Thon hingga di belakang Jembatan Rama VIII. Selanjutnya, rangkaian tongkang akan menyusuri Sungai Chao Phraya hingga mencapai titik akhir di Wat Arun Ratchawararam Ratchawaramahawihan, kuil ikonis yang memiliki peran penting dalam spiritualitas dan sejarah Thailand.
Tongkang Suphannahong di sungai Chao Phraya Photo by: Ryo_stockphoto/iStock.com
Empat tongkang kerajaan utama yang akan digunakan antara lain adalah tongkang Anantanakarat, tongkang Suphannahong, tongkang Anekchat Phuchong, dan tongkang Narai Song Suban Rama IX. Setiap tongkang dihiasi dengan ukiran rumit yang indah, disepuh dengan emas, serta dihiasi dengan ornamen mozaik kaca yang menciptakan pemandangan yang menakjubkan.
ADVERTISEMENT
Arak-arakan tongkang Photo by: Rungthip/iStock.com
Sepanjang prosesi, syair-syair pujian dilantunkan dengan khidmat. Syair pujian ini dikenal sebagai "บทเห่เรือ" (Bot He Ruea), atau secara harafiah berarti "nyayian perahu." Syair ini memiliki makna yang sangat penting dalam prosesi, karena mencerminkan kehormatan, kebesaran, dan keagungan monarki Thailand. Syair ini tidak hanya mengiringi gerakan perahu, tetapi juga menciptakan suasana khidmat yang melambangkan kemuliaan tradisi kerajaan yang telah bertahan berabad-abad lamanya.
Tongkang Anantanakarat Photo by: user9637786_380/iStock.com
บทเห่เรือ (Bot He Ruea) sendiri adalah salah satu bentuk puisi liris klasik Thailand yang ditandai dengan irama khas dan dinyanyikan dengan nada yang memotivasi para pendayung. Selain memberi semangat, nyanyian ini juga mengangkat suasana upacara menjadi lebih sakral dan penuh makna. Lirik-liriknya sarat dengan pujian kepada raja, para dewa, dan keindahan alam Thailand. Selain itu, syair ini kerap mengisahkan perjalanan raja serta mencerminkan simbol-simbol nasional yang penting dalam kebudayaan Thailand, mempertegas hubungan antara monarki dan rakyat.
Arak-arakan tongkang dengan latar belakang Grand Palace Photo by: innered/iStock.com
Prosesi Tongkang Kerajaan sendiri merupakan salah satu tradisi kerajaan Thailand yang paling agung, diadakan untuk memperingati peristiwa-peristiwa istimewa, seperti ulang tahun raja atau acara keagamaan besar. Dengan rangkaian perahu berhias yang indah dan penuh kemegahan, upacara ini tidak hanya menampilkan keindahan artistik dan budaya Thailand, tetapi juga menjadi simbol kelestarian warisan tradisional yang terus dijaga. Prosesi ini membuktikan bagaimana bangsa Thailand menghargai dan melestarikan kebesaran sejarah serta adat istiadat mereka, yang masih relevan hingga hari ini.
ADVERTISEMENT