Konten dari Pengguna

Makanan sebagai Simbol: Memahami Gastrodiplomasi di Dunia Modern

Rizki Septin Amalia
Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
21 Oktober 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Septin Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gastrodiplomasi sebagai sarana memperkenalkan budaya dan meningkatkan citra positif negara (Source: Freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Gastrodiplomasi sebagai sarana memperkenalkan budaya dan meningkatkan citra positif negara (Source: Freepik.com)
ADVERTISEMENT
Transformasi makanan pada era globalisasi lebih dari sekedar kebutuhan dasar. Kini, makanan menjadi sebuah simbol kuat dalam konteks hubungan internasional serta cermin budaya, sejarah, tradisi, dan nilai-nilai suatu bangsa.
ADVERTISEMENT
Makanan menjadi salah satu bagian dari peragaan diplomasi negara-negara di dunia modern dengan sajian cita rasa yang menjadi sarana untuk mempererat hubungan antar negara.
Diplomasi melalui makanan ini kemudian dikenal sebagai gastrodiplomasi yang memainkan peran penting dalam memperkenalkan budaya dan menjadi jembatan untuk menghubungkan orang-orang dari latar belakang berbeda.
Gastrodiplomasi menjadi alat untuk meningkatkan hubungan, memperkenalkan budaya, membangun ikatan yang kuat antar negara melalui kegiatan seperti festival makanan, pertukaran kuliner, dan promosi masakan lokal.
Diplomasi ini juga mencakup program-program yang mengedukasi masyarakat tentang masakan dari berbagai penjuru dunia. Adanya festival makanan internasional menjadi sarana memperkenalkan hidangan serta asal usul sehingga membuka peluang untuk saling belajar dan menghargai keberagaman kuliner.
ADVERTISEMENT
Dalam acara internasional, hidangan kuliner menciptakan suasana akrab pemimpin negara dan diplomat saat berinteraksi serta menjadi sebuah medium yang memfasilitasi dialog kerjasama, membangun hubungan yang lebih dalam, serta bertujuan untuk meningkatkan citra positif suatu negara.
Beberapa negara telah melakukan gastrodiplomasi untuk menarik wisatawan dan meningkatkan citranya seperti Thailand, Korea Selatan, Peru, Jepang, Prancis dan Italia.
Thailand sukses dalam gastrodiplomasi melalui "Thai Food Good Mood” mempromosikan kekayaan kuliner dengan cita rasa yang khas dan menjadi daya tarik di mancanegara.
Korea Selatan dengan gerakan “Korean Wave” memperkenalkan makanannya yaitu kimchi dan bulgogi ke seluruh dunia serta adanya festival makanan Korea yang diselenggarakan di berbagai negara. Dalam tontonan dramanya, gastrodiplomasi dikemas dengan apik sehingga makanan khas Korea Selatan menjadi daya pikat bagi orang-orang di berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
Peru melakukan gastrodiplomasi dengan mengadakan promosi ke luar negeri untuk makanan khas negaranya seperti ceviche dan pisco sour yang menarik perhatian dunia.
Jepang melakukan hal yang sama mempromosikan masakan tradisional sebagai alat diplomasi yaitu sushi dan ramen. Beberapa event seperti “Japan Food Week” diadakan di berbagai negara untuk memperkenalkan serta memperkuat citranya.
Prancis melalui program "La Fête de la Gastronomie" memperkenalkan masakan di seluruh dunia untuk membangun hubungan baik dengan negara lain melalui warisan kulinernya.
Italia melestarikan dan mempromosikan masakannya yang kaya akan cita rasa di berbagai belahan dunia melalui program "Italian Cuisine: A Cultural Heritage"
Peluang yang ditawarkan dari gastrodiplomasi ini juga memiliki tantangan dalam prosesnya. Dimulai dari adanya perbedaan persepsi budaya, persaingan global, serta kualitas dan konsistensi. Persepsi budaya yang berbeda dari tiap negara menghadirkan selera dan tradisi kuliner yang berbeda pula sehingga mungkin saja makanan yang disukai di satu negara tidak diterima di negara lain.
ADVERTISEMENT
Selain itu, persaingan global antara negara yang mengembangkan gastrodiplomasi ini menyebabkan sulitnya negara-negara untuk menonjolkan diri dan menarik perhatian. Negara yang melakukan gastrodiplomasi juga harus menjaga kualitas makanan dalam acara-acara internasional untuk membangun reputasi yang baik.
Meskipun dengan adanya tantangan-tantangan dalam praktiknya, gastrodiplomasi ini tetap menjadi alat efektif untuk memperkuat hubungan antar negara dan mempromosikan budaya melalui makanan.
Gastrodiplomasi menciptakan pemahaman serta membangun hubungan yang erat di tingkat internasional. Diplomasi makanan ini memiliki kekuatan untuk menyatukan bangsa-bangsa di dunia.
Diplomasi makanan di era modern ini menjadi krusial untuk menciptakan dunia yang harmonis, mendorong dialog yang konstruktif, serta menjalin hubungan yang lebih baik antara budaya dan negara.