Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pemuda Inovatif yang Jeli Melihat Permasalahan
30 September 2017 16:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Rizky Alika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam rangka seleksi 1001 Lowongan Wartawan & Jurnalis, Kumparan menggelar talkshow bertema innovative di Kuningan City, Jakarta. Talkshow yang digelar pada hari Sabtu, 30 September 2017 ini menghadirkan 3 narasumber, Adryanto Pratono, Sarita Sutedja, dan M Alfatih Timur.
ADVERTISEMENT
Sebagai director Juni Records, Adryanto bersama dengan Raisa Adriana mendirikan sebuah label rekaman. Berawal dari perkembangan platform digital yang pesat, Adry dan Raisa membangun bisnis dalam dunia musik. Hingga saat ini, Juni Records menaungi karya Raisa, Barasuara, Kunto Aji, Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion.
Berbeda dengan Adry, Sarita Sutedja, CEO & Co-founder Warunk Upnormal melihat permasalahan dari kebutuhan dan keinginan pasar. Tahun 2014, anak muda sedang gencar-gencarnya nongkrong dan makan mi instan. Permasalahan muncul saat anak muda mencari tempat nongkrong murah, ada colokan, dan menyediakan tempat instagramable. Berangkat dari permasalahan tadi, Sarita mendirikan tempat nongkrong yang memenuhi ekspektasi anak muda.
Lain lagi halnya dengan M Alfatih Timur, co-founder kitabisa.com, ia mendirikan crowdfunding pertama di Indonesia bersama dengan 9 orang rekannya. Alfatih melihat permasalahan penggalangan dana secara manual yang kurang efektif. Dari hal itu, Alfatih menemukan konsep patungan secara online.
ADVERTISEMENT
Permasalahan yang dijumpai sekarang ialah bagaimana mengembangkan inovasi dari ide bisnis masing-masing. Adry percaya bahwa inovasi dimulai dengan peningkatan kualitas ilmu tim. Sementara itu, Sarita meyakini inovasi berasal dari semangat kebersamaan tim yang menyeluruh. Beda cerita dengan lainnya, Alfatih percaya inovasi berasal dari brainstorming dengan sesama co-founder lainnya agar bisa meniru, memodifikasi, dan menciptakan inovasi.
Kini, ketiga pemuda inovatif tersebut memiliki tujuan yang sama, mengembangkan produk mereka dalam negeri. Sarita ingin memaksimalkan pemasarannya di Jakarta dan Surabaya. Produk kitabisa.com ingin mengembangkan produk dalam Indonesia dengan platform-nya yang berbasis nonkomersial. Sementara Adry, ia ingin masyarakat Indonesia mulai mengapresiasi musisi Indonesia.
"Sekarang fokusnya gimana caranya kita konsumsi musik yang legal. Gimana caranya kita apresiasi musisi-musisi Indonesia," ujar Adry.
ADVERTISEMENT