Konten dari Pengguna

Pada Ambang Senja: Tentang warna, datang dan perginya yang menetap.

Rizky Anggraini
i am craving for adventure
1 Oktober 2017 19:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sore itu di tepian sawah aku menikmati rutinitas alam setiap harinya, menenggelamkan cahaya matahari pada garis cakrawala. Kutangkap cahaya senja keemasan pada layar ponselku, bukan seperti Sukab yang menyimpan sepotong senja pada sebuah amplop untuk diberikan kepada pacarnya, Alina, karena pacarpun aku tak punya. Rencananya, akan kubuat caption yang menarik pada Social mediaku tentang senja sore ini. Kuurungkan niatku, mungkin nanti akan kuposting, kelak nanti.
ADVERTISEMENT
Aku menyukai senja, selalu dan akan terus tetap. Mungkin. Seperti kebanyakan orang menyukai senja karena warnanya. Terlebih aku juga menyukai senja karena bukan hanya sekedar oren atau kuning cahaya kilau mentari yang sepotong atau ada pula jingga yang menyebutnya. Aku menyukai senja karena warna yang dilukiskannya pada bentangan lazuardi. Senja selalu indah, bahkan dalam balutan awan mendung sekalipun. Setiap hari ada senja tapi tak setiap hari lukisannya sama. Tak setiap hari juga aku bisa secara langsung menyaksikan senja, ruang untuk menyaksikan senjapun tak selalu sama.
Kutatap sabit matahari yang pelahan hilang di batas cakrawala. Kupandang dengan seksama bias merah muda pada serabut awan. Senja selalu menampakkan pesona kilaunya yang sekejap lantas meninggalkan bumi dalam pekatnya gelap malam. Senja begitu indah- tapi juga fana. Apa setiap yang ada di dunia ini juga hanya sementara seperti senja? Apakah seburat cahaya senja bagai tirai dilangit yang menyilaukan selalu membawa kebahagian pada setiap manusia yang memandangnya? Tidak. Kalau kurasakan dan kupikirkan ulang. Entah kenapa, perasaan sendu tersirat muncul setelah memandangnya. Apa karena senja identik dengan perpisahan? Ya Benar. Ketika ku di Pantai, senja membuat aku berpisah dengan pemandangan lautan yang biru. Senja membuatku berpisah dengan cahaya matahari. Tapi aku tetap menyukai senja, pada setiap bulir cahaya yang dipancarkannya.
ADVERTISEMENT