Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Stigma dan Sikap Intoleransi Dalam Kebeberagaman dan Keagamaan
16 Oktober 2024 10:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rizky Khoirullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
-Latar Belakang
Diindonesia banyak sekali ragam budaya dan agama yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat multicultural,keragaman ini menjadi suatu daya Tarik sendiri terhadap bangsa ini,selain itu keragaman budaya dn agama menjadi sebab munculnya sikap intoleransi bagi sebagian masyarakat yang tidak menerima perbedaan.sikap intoleransi sendiri yaitu sikap tidak bisa menerima perbedaan, tidak menghargai,dan tidak menghormati keyakinan, pendapat, atau kebiasaan orang lain.
ADVERTISEMENT
-Bentuk Sikap Intoleransi Yang Ada DiIndonesia
Kasus intoleransi di Indonesia mencakup berbagai bentuk diskriminasi yang sering kali berdasarkan agama, etnis, dan identitas sosial. Beberapa poin penting adalah:
1. Diskriminasi Agama: Kelompok minoritas, seperti Ahmadiyah dan Syiah, sering mengalami penutupan tempat ibadah dan serangan fisik.
2. Penyerangan: Kasus-kasus penyerangan terhadap individu atau komunitas yang dianggap berbeda, seringkali dipicu oleh provokasi dari kelompok ekstremis.
3. Peraturan Lokal: Beberapa daerah memberlakukan peraturan yang membatasi kebebasan beribadah bagi kelompok tertentu, yang sering kali melanggar hak asasi manusia.
4. Media Sosial: Penyebaran ujaran kebencian di platform digital meningkat, menambah ketegangan antar kelompok.
5. Respon Pemerintah: Meskipun ada upaya untuk menangani intoleransi, kritik terhadap penegakan hukum dan perlindungan kelompok rentan masih terus muncul.
ADVERTISEMENT
Kasus-kasus ini berdampak negatif pada kerukunan sosial dan nilai-nilai keberagaman di Indonesia.
-Contoh Kasus Inteloleransi DiIndonesia
Peristiwa pengeboman gereja di Jakarta pada 24 Desember 2000 merupakan serangkaian serangan teroris yang menargetkan gereja-gereja saat umat Kristiani merayakan Natal. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang peristiwa tersebut:
Latar Belakang
- Konteks Sosial: Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan mayoritas Muslim, memiliki populasi Kristen yang signifikan. Terdapat ketegangan antara kelompok-kelompok ekstremis dan komunitas-komunitas agama minoritas, termasuk Kristen.
Rincian Peristiwa
- Tanggal: 24 Desember 2000, saat malam Natal.
- Lokasi: Beberapa gereja di Jakarta, termasuk Gereja Santa Anna dan Gereja Kristen Indonesia.
- Ledakan: Terdapat serangkaian ledakan bom yang terjadi secara bersamaan di berbagai lokasi, mengakibatkan kerusakan parah.
ADVERTISEMENT
Korban
- Jumlah Korban: Sekitar 18 orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan tersebut.
- Dampak Emosional: Serangan ini menimbulkan ketakutan dan kecemasan di kalangan umat Kristen dan masyarakat umum.
Pelaku
- Jemaah Islamiyah: Investigasi mengidentifikasi bahwa kelompok teroris Jemaah Islamiyah terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan tersebut. Kelompok ini memiliki agenda untuk menciptakan ketegangan antar agama di Indonesia.
Motif
- Tujuan Serangan: Serangan ini bertujuan untuk menimbulkan ketakutan, menunjukkan kekuatan kelompok ekstremis, dan mengganggu stabilitas sosial.
Respon dan Dampak
-Tindakan Pemerintah: Setelah serangan, pemerintah Indonesia meningkatkan upaya dalam penegakan hukum terhadap kelompok teroris. Dialog antar agama juga diperkuat untuk meredakan ketegangan.
- Dampak Jangka Panjang: Peristiwa ini meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi antar agama dan perlunya langkah-langkah keamanan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia, menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam memelihara kerukunan dan stabilitas sosial di tengah keberagaman agama.
Live Update