Komet turun di Saketi bersama tiga orang lain, termasuk pria berkemeja merah luntur yang sebangku dengannya. Tak ada halte, hanya jejeran kios buah dan penganan ringan.
Untuk kesekian kalinya, Komet membaca surat kiriman adiknya, memastikan langkahnya sudah dan akan terus sesuai instruksi. Dari sini, Komet harus menumpang angkot berwarna cokelat ke arah Pasar Picung. Dia melihat-lihat sekeliling dan menemukan satu angkot cokelat. Komet bergegas. Seperti halnya tiga orang yang meninggalkan bus bersamanya, Komet menuruni tangga di antara dua kios buah di belakangnya.
Hampir 20 menit berselang, barulah angkot itu beringsut seperti seekor hewan pemalas, meninggalkan pria berkemeja merah luntur yang berjalan mendekat. Sopir angkot sempat bertanya apakah dia mau ikut, dan dia menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Mungkin tujuan pria itu berbeda dari Komet. Mungkin juga tujuan mereka sama, tetapi dia tak mau menaiki angkot yang sama dengan Komet dan dianggap sebagai duo luntur.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814