Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mobil Listrik dan Energi Hijau: Inovasi Ramah Lingkungan Terkini
31 Desember 2024 20:06 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rizky Rachmadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa dekade terakhir, mobil listrik (EV) telah menjadi sorotan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap perubahan iklim dan ketergantungan dunia pada bahan bakar fosil. Namun, muncul pertanyaan penting: Bisakah kendaraan listrik sepenuhnya menggantikan kendaraan berbahan bakar minyak bumi?
ADVERTISEMENT
Mobil listrik tidak menghasilkan emisi langsung, menjadikannya solusi utama untuk mengurangi polusi udara dan gas rumah kaca. Menurut studi dari International Energy Agency (IEA), EV menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak selama siklus hidupnya.
EV memiliki efisiensi energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan kendaraan konvensional. Motor listrik mengonversi hingga 90% energi menjadi gerak, sementara mesin pembakaran internal hanya sekitar 20-30%.
Dengan biaya pengisian daya yang lebih murah dibandingkan bahan bakar minyak dan perawatan yang lebih sederhana, kendaraan listrik menawarkan penghematan jangka panjang bagi penggunanya.
Salah satu kendala utama adalah kurangnya stasiun pengisian daya yang memadai, terutama di negara berkembang. Pengembangan infrastruktur ini memerlukan investasi besar dan waktu yang tidak singkat.
ADVERTISEMENT
Meskipun teknologi baterai terus berkembang, jarak tempuh EV masih menjadi kekhawatiran bagi banyak pengguna, terutama untuk perjalanan jarak jauh.
Produksi baterai lithium-ion, yang menjadi inti dari EV, membutuhkan penambangan bahan mentah seperti lithium, kobalt, dan nikel. Proses ini dapat merusak lingkungan dan menimbulkan dampak sosial di wilayah penambangan. Selain itu, daur ulang baterai EV saat ini masih menjadi tantangan besar.
Banyak negara masih bergantung pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil, yang berarti EV secara tidak langsung berkontribusi pada emisi karbon. Peralihan ke sumber energi terbarukan sangat penting untuk mendukung keberlanjutan EV.
Apakah Kendaraan Listrik Bisa Sepenuhnya Menggantikan Bahan Bakar Minyak?
Meskipun kendaraan listrik memiliki potensi besar untuk menggantikan kendaraan berbahan bakar minyak, transformasi ini memerlukan waktu dan pendekatan bertahap. Faktor seperti ketersediaan sumber daya, pengembangan teknologi baterai, dan infrastruktur pengisian daya akan menjadi penentu utama keberhasilan transisi ini.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara telah menunjukkan kemajuan signifikan. Norwegia, misalnya, menargetkan penghentian penjualan kendaraan berbahan bakar minyak pada 2025, sementara Uni Eropa menetapkan target serupa pada 2035. Namun, di negara-negara dengan infrastruktur yang kurang maju, transisi ini bisa memakan waktu lebih lama.
Kendaraan listrik memiliki potensi besar untuk menggantikan kendaraan berbahan bakar minyak dalam jangka panjang. Namun, keberhasilannya bergantung pada pengembangan teknologi, investasi infrastruktur, dan komitmen global untuk beralih ke energi terbarukan.
Sambil menunggu transformasi penuh, kombinasi berbagai teknologi, seperti hybrid dan hidrogen, dapat menjadi solusi sementara. Pada akhirnya, masa depan transportasi yang berkelanjutan membutuhkan kerja sama dari semua pihak—pemerintah, industri, dan masyarakat—untuk menciptakan dunia yang lebih hijau dan sehat.
Transisi menuju kendaraan listrik adalah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen bersama. Apakah kita siap meninggalkan jejak bahan bakar fosil demi masa depan yang lebih cerah?
ADVERTISEMENT