Seni dalam Membangun Terowongan

Rizky Ramadhan
Geologist indonesia
Konten dari Pengguna
17 Maret 2021 13:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jumbo drill, sumber : ENR (Engineering News Record).
zoom-in-whitePerbesar
Jumbo drill, sumber : ENR (Engineering News Record).
ADVERTISEMENT
Teknologi terus berkembang, begitu juga dengan teknik konstruksi, secara umum terowongan berarti lubang atau tembusan di bawah permukaan dengan fungsi tertentu, dapat berfungsi sebagai akses jalan, irigasi, pembangkit listrik maupun pertambangan.
ADVERTISEMENT
Kehidupan di dalam konstruksi terowongan sangat terikat dengan kondisi batuan, maka dari itu beberapa ahli dan spesialis khusus untuk membangunnya seperti ahli geologi, geoteknik, insinyur terowongan, geodesi, dan ahli sipil.
secara umum metode konstruksi terowongan terbagi menjadi metode drill and blast dan TBM (tunnel boring machine)

Metode TBM

Tunnel Boring Machine, Sumber. crossrail
Metode TBM merupakan teknik di mana eksavasi dilakukan menggunakan cutter head, prinsipnya adalah batuan dihancurkan oleh cutter pada cutting head yang diputar konstan yang dijangkarkan ke sisi-sisi terowongan. Material hasil eksavasi akan dikeluarkan (mucking) menggunakan konveyor, lalu dilanjutkan dengan tahap penyanggaan (support) dengan beton kuat (lining) siklus ini kembali berulang hingga eksavasi terowongan tercapai.

Metode drill and blast

Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk penggalian, selain murah, metode ini merupakan pekerjaan siklus atau berulang.
Drill and blast cycle. sumber: dokumen penulis
Pekerjaan diawali dengan survei dan marking, di mana ini merupakan tahapan sebelum drilling, tahap ini merupakan bagian paling penting karena menentukan arah terowongan, dimensi dan posisi lubang tembak yang telah di desain oleh Blaster untuk desain peledakannya.
Survey and marking. sumber: dokumen Penulis
Drilling merupakan bagian dari siklus drill and blast, tahapan ini menentukan kecepatan atau progress dari konstruksi terowongan, jumlah lubang bor menyesuaikan dengan desain peledakan. Kondisi batuan sangat mempengaruhi lamanya drilling, kedalaman lubang bor dan jumlah lubang bor. Kecepatan siklus ini sangat di pengaruhi oleh kemampuan miner , kondisi batuan dan alat penunjang
Jumbo Drill sumber : Sandvik
Leg drill. sumber : DIYtrade.com
Charging, Blasting dan Ventilation, Kegiatan setelah drilling dilanjutkan dengan pengisian dinamit (charge) , peledakan (blast) dan penghisapan gas dari peledakan (ventilation).
Mucking. sumber: tunnel builder.com
Mucking dan Scalling, merupakan kegiatan setelah peledakan, mucking umumnya bertujuan untuk mengeluarkan material hasil peledakan, sementara Scalling merupakan pembersihan sisa-sisa batuan yang berpotensi jatuh (collapse)
ADVERTISEMENT
Geological Mapping adalah kegiatan pemetaan kondisi batuan di terowongan dengan bertujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan dari terowongan, menentukan tipe penyanggan (Supporting) dan pola peledakan.
Supporting
merupakan tahapan akhir dari 1 siklus yaitu memproteksi terowongan, cara proteksi dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu pemakuan (bolting), pembetonan (shotcrete / lining ) dan pemasangan baja penyangga (Ribs). tipe-tipe support di pake sesuai dengan kondisi batuan dan kasus-kasus spesial yang terjadi.
Semua siklus tersebut adalah pekerjaan berulang, selalu ada risiko dari setiap pekerjaan, dahulukanlah selalu keselamatan, kesehatan dalam bekerja.