Konten dari Pengguna

Mengapa Ekonomi Sirkular Masih Sedikit Diadopsi oleh Industri di Indonesia?

Rizky Ramdani
Mahasiswa S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17 Desember 2024 16:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky Ramdani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ekonomi Sirkular. Sumber : Rizky Ramdani Design
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ekonomi Sirkular. Sumber : Rizky Ramdani Design
ADVERTISEMENT
Ekonomi sirkular adalah sebuah paradigma yang menawarkan harapan baru bagi dunia industri dengan fokus pada pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan. Model ini menitikberatkan pada pengurangan limbah, daur ulang, dan pemanjangan umur produk dibandingkan dengan pola tradisional ekonomi linear yang berbasis "ambil, buat, dan buang." Namun, di Indonesia, adopsi ekonomi sirkular masih terbilang minim.
ADVERTISEMENT

Peluang Besar dari Ekonomi Sirkular

Menurut laporan Kementerian Perindustrian pada 2022, hanya 71 dari total 31.776 perusahaan industri di Indonesia yang telah tersertifikasi hijau. Meskipun kecil, kontribusi mereka cukup signifikan, dengan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 37% dan peningkatan efisiensi energi hingga 28%. Hal ini menunjukkan potensi besar jika lebih banyak industri yang beralih ke model ini.

Mengapa Masih Sedikit Diadopsi?

Rendahnya penerapan ekonomi sirkular di industri Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor:
ADVERTISEMENT

Langkah ke Depan

Meningkatkan adopsi ekonomi sirkular memerlukan upaya bersama dari pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah: