Apakah Kritik Tidak Beretika?

sumber foto dari https://iup-ugm.com/pengertian-etika/

A. Apa itu etika sosial dan etika politik?

1. Etika sosial

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sepatutnya kita memperhatikan nilai – nilai dasar yang kemudian akan membuat sikap dan prilaku kita senantiasa sesuai dengan etika sosial dan etika politik. Dalam hal ini etika secara etimologis disebut Ethikos merupakan nilai yang ada di Masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari – hari. secara obyek formal di katakan bahwa etika sosial merupakan perilaku dan perbuatan baik yang tidak bertentangan dengan nilai – nilai dasar yang etis, sedangankan secara materil yaitu sikap dan perilaku yang dilakukan oleh manusianya yang tahu dan secara sadar melakukanya. Pada dasarnya etika sosial ini mengatur sikap dan perilaku individu dengan individu seperti hubungan anak dengan orang tua, hubungan murid dengan guru dan hubungan dengan teman sebaya. Kemudian dari pada itu etika ini menjadi tolak ukur perilaku Masyarakat dikatakan baik jika tidak melanggar kebiasaan dari suatu Masyarakat, contoh etika sosial yaitu saling tegur sapa, selalu tersenyum, sopan santun dan menghargai antar sesama.

2. Etika politik

Berbeda dengan etika sosial, bahwa dalam etika politik mengatur sebuah perilaku serta perbuatan pejabat dan pelaku politik yang bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik dalam berpolitik untuk memperoleh kekuasaan, menjalankan kekuasaan, dan tentang kebijakan yang dibuat oleh penguasa. Kemudian dari pada itu etika politik ini sangat jauh berbeda dengan etika sosial karena dalam etika politik ini bukanlah merupakan nilai untuk individu dengan individu dalam sebuah lingkungan Masyarakat, tetapi etika politik merupakan sebuah nilai yang harus dijunjung tinggi dan di terapkan oleh pemerintah maupun pelaku politik agar kemudian segala kebijakan dan perbuatannya itu sesuai dengan yang dikehendaki rakat, juga kemudian kebijakan itu bisa dipertanggungjawabkan. Jadi jelas bahwa etika politik ini mengatur prilaku pejabat maupun tokoh politik dalam berpolitik untuk mendapatkan kekuasaan, menjalankan kekuasaan, dan membuat kebijakan untuk kemudian bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakatnya.

B. Apakah memberi kritik berarti tidak beretika?

Indonesia merupakan negara demokrasi yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), salah satunya adalah kebebasan mengutarakan pendapat yang diatur jelas dalam UUD 1945. Adapaun di Indonesia dengan kultur dan budaya masyarakatnya yang menjunjung tinggi norma dan etika sosial dalam kehidupan sehari – hari, pun tidak akan membatalkan hak mengutarakan pendapat, baik mengutarakan pendapat yang berupa pujian dan kritik yang berupa makian. Dalam perihal kritik setiap warga negara berhak memberikan kritikan kepada pejabat maupun pelaku politik, disebut tidak beretika Ketika kita tidak menerapkan niali – nilai kebiasaan dalam sehari – hari itupun kontek nya hubungan individu dengan individu Masyarakat bukan Masyarakat dengan tokoh politik atau pejabat, jadi kritik dari Masyarakat kepada tokoh politik maupun pejabat itu sah – sah saja dan kritik itu tidak menjadikan kita sebagai manusia yang tidak beretika, bahkan dengan kita mengkritik, kita menjadi manusia yang sangat beretika sebab dengan kita mengkritik artinya ada suatu kesalahan yang dilakukan oleh pejabat dan tokoh politik yang seharusnya itu tidak dilakukan oleh mereka.

Etika itu justru mengajari kita tentang kebenaran dan nilai – nilai dari kebiasaan yang baik mangkanya jika seorang pejabat publik melakukan kebathilan apakah kemudian kita akan diam saja? Tentu tidak, kita wajib meneriaki mereka sekeras mungkin, karena kita sadar bahwa kita beretika artinya kita menjunjung tinggi kebenaran dan kebiasaan yang baik.

Rizky Sofiyuddin