Diskriminasi Agama Terhadap Minoritas di Cianjur

Rizky susanto
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
5 Desember 2022 14:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky susanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: www.freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: www.freepik.com
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki kebudayaan yang beragam. Negara Indonesia tidak hanya dikaruniai kekayaan alam yang indah, tapi juga terdapat banyak suku, kebudayaan, serta agama. Beragamnya suku dan budaya membuat Indonesia menjadi Negara yang plural, karena terdapat keberagaman yang begitu kaya. Namun meskipun setiap masyarakat Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda, masyarakat Indonesia tetap memegang ideologi yang sama, yakni Pancasila.
ADVERTISEMENT
Meskipun Masyarakat hidup berdampingan dengan keberagaman yang ada, tak dapat dipungkiri bahwa masih ada sikap diskriminasi antar golongan yang terjadi di Indonesia. Sebagian masyarakat kita belum memaknai dengan baik apa itu keberagaman dan bagaimana cara menyikapinya dengan positif. Diskriminasi merupakan suatu sikap, perilaku, dan tindakan yang ditujukan pada suatu kelompok berdasarkan latar belakang diri seperti ras, warna kulit, bentuk fisik, suku, agama, dan kelas sosial untuk mendapatkan sumber daya. Umumnya, tindakan diskriminasi dilakukan oleh golongan yang lebih besar (mayoritas) kepada golongan lain yang lebih kecil (minoritas). Hal ini tentu bukanlah hal yang baik, mengingat kita memegang ideologi Pancasila, yaitu ideologi yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila tindakan ini terjadi terus-menerus dalam jumlah yang banyak, tentu akan menodai kemurnian Pancasila serta menimbulkan perpecahan antar golongan di kehidupan bermasyarakat.
ADVERTISEMENT
Tindakan diskriminasi memiliki beragam jenis. Diskriminasi tidak hanya terjadi dalam aspek SARA saja. Tindakan diskriminasi tak jarang kita temukan dalam aspek yang lebih kecil seperti diskriminasi umur, jenis kelamin, bahkan diskriminasi kesehatan. Diskriminasi juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Diskriminasi langsung adalah tindakan yang dilakukan terhadap kelompok tertentu dengan cara membatasi sesuatu seperti pemukiman, jenis pekerjaan, fasilitas umum, dan lain sebagainya. Sementara diskriminasi tidak langsung dilakukan melalui perantara. Misalnya, seperti penciptaan kebijakan atau peraturan yang mengandung diskriminasi serta menimbulkan kerugian terhadap kelompok tertentu.
Konflik seperti interpretasi dan intoleransi sebagai kesadaran akan makna dan legitimasi tindakan bagi penganutnya dalam interaksi sosial. Akibatnya, timbul konflik. Konflik antar umat beragama memiliki muatan kompleks yang melampaui dimensi keyakinan agama yang dianut. Namun, hal tersebut juga terkait dengan kepentingan sosial, ekonomi, dan politik. Konflik antar umat beragama mudah dimanfaatkan oleh kelompok kepentingan, sehingga terjadi konflik kepentingan atas nama Tuhan dan agama. Terutama ketika berbicara tentang politik.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun berapa waktu yang lalu, Indonesia mengalami krisis intoleransi dalam keagamaan. Tindakan diskriminasi baru saja terjadi adalah tindakan diskriminasi yang dilakukan terhadap Organisasi Masyarakat (Ormas) Garis di Cianjur. Ormas Garis merupakan kelompok Islam yang dibentuk pada 24 Juni 1998 silam. Dalam video tersebut, terdapat video yang viral di media sosial dimana beberapa orang mencopot tulisan bantuan dari Gereja, mengingat gempa bumi baru saja terjadi akhir-akhir ini. Video tersebut tentu membuat geram berbagai pihak. Bahkan, tak jarang menimbulkan ujaran kebencian serta keributan di kolom komentar. Tindakan tersebut tentu sangat tidak terpuji, karena sudah menimbulkan kerugian terhadap orang lain. Selain itu, tindakan diskriminasi agama ini telah menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat, juga mencoreng makna Pancasila yang menjunjung tinggi persatuan di tengah perbedaan.
Ilustrasi perbedaan dalam sebuah persatuan. Sumber foto: www.freepik.com
Menilik dari peristiwa Cianjur, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat sehingga menimbulkan kekerasan serta diskriminasi antar umat beragama. Ironisnya, perbedaan yang ada di lingkungan masyarakat juga dapat menjadi faktor timbulnya tindakan diskriminasi. Perbedaan latar belakang agama sudah pasti memegang prinsip dan nilai yang berbeda. Perbedaan prinsip, nilai, serta larangan yang diajarkan dalam setiap agama seringkali menimbulkan kesalahpahaman antar umat beragama. Tidak jarang menimbulkan perdebatan diantara para pengikut agama untuk membuktikan mana yang benar. Hal inilah yang nantinya menimbulkan masalah yang lebih kompleks, yakni tindakan kekerasan serta diskriminasi.
ADVERTISEMENT
Perbedaan doktrin, suku, ras, dan agama tak terlepas dari kuantitas golongan yang menimbulkan istilah mayoritas dan minoritas di lingkungan masyarakat. Timbulnya masalah mayoritas dan minoritas disebabkan terdapat perbedaan kekuasaan. Oleh sebab itu, tindakan diskriminasi umumnya dilakukan oleh kelompok masyarakat yang mayoritas terhadap kelompok yang minoritas kemudian timbul konflik yang tidak terelakkan. Selain itu, munculnya tindakan diskriminasi dapat dikarenakan adanya prasangka yang buruk terhadap antar umat beragama. Munculnya prasangka tersebut dapat disebabkan ketidaktahuan serta kurangnya pengetahuan terhadap suatu individu maupun kelompok.
Penyebab Timbulnya Sikap Diskriminasi
Penyebab lain dari timbulnya sikap diskriminasi adalah adanya stereotip. Stereotip adalah pandangan yang tidak tepat terhadap suatu individu atau kelompok. Hal ini disebabkan karena stereotip adalah suatu hal yang dilekatkan terhadap seseorang atau kelompok tanpa mengetahui kebenarannya terlebih dahulu. Lemahnya hukum serta reaksi yang berlebihan terhadap suatu agama juga dapat menyebabkan timbulnya diskriminasi. Timbulnya diskriminasi yang dikarenakan lemahnya hukum diawali dari sikap pemerintah daerah yang mendukung kelompok yang intoleran. Hal itu menimbulkan kekerasan terhadap kelompok minoritas karena merasa mendapat dukungan dari pemerintah setempat.
Ilustrasi unjuk rasa untuk stop mendukung kaum intoleran. Sumber foto: www.freepik.com
Cara Pencegahan Diskriminasi
ADVERTISEMENT
Tindakan diskriminasi, khususnya adalah diskriminasi agama dapat dicegah dengan beberapa strategi. Untuk memulainya, masyarakat dapat mengidentifikasi masalah dan solusi potensial. Unsur-unsur problematis dalam keyakinan beragama yang tidak lagi relevan dalam konteks realitas harus diidentifikasi secara akurat. Misalnya, keyakinan agama yang menanamkan rasa takut. Akibatnya, dialog-dialog yang mengandung sudut pandang tertentu ini perlu dilawan agar tidak menyebar luas. Artikulasi yang melahirkan pandangan-pandangan yang bermasalah tersebut harus dilawan agar tidak menyebar layaknya virus di kalangan umat beragama.
Strategi kedua adalah menyelesaikan insiden diskriminatif yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Dalam kejadian di Padang baru-baru ini, misalnya, mahasiswi non muslim diwajibkan berjilbab. Ini sering digunakan untuk membenarkan retensi keyakinan agama yang bermasalah. Selain itu, mereka bisa membuat aturan tegas yang mengatur pendirian tempat ibadah, atau aturan itu mungkin sudah ada tapi diabaikan.
ADVERTISEMENT
Strategi ketiga adalah menciptakan wacana alternatif dalam ajaran agama tentang nilai perdamaian. Karena tidak ada agama yang mengajarkan diskriminasi. Faktanya, semua agama mengajarkan kebaikan, kasih sayang, toleransi, dan persatuan.
Terakhir, melakukan perubahan sistem pendidikan agama juga dapat dipertimbangkan dalam upaya meminimalisir tindakan diskriminasi. Hal ini berguna karena sistem pendidikan agama yang diberikan tidak hanya kepada anak-anak, tetapi juga kepada orang tuanya dan masyarakat luas. Alhasil, hal ini berdampak langsung pada pola pikir umat beragama di seluruh wilayah. Penyesuaian dilakukan dengan memperkenalkan cara pandang baru terhadap sejarah dan membangkitkan kesadaran tentang perubahan realitas peradaban.