Konten dari Pengguna

Menjaga Toleransi Beragama Melalui Konsep Sila Ke-1

Muhammad Rizky Wahyudi
Freelancer Fotografer Mahasiswa S-1 Teknik Informatika Universitas Pamulang
7 Oktober 2024 11:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rizky Wahyudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Toleransi beragama adalah pondasi yang sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang damai dan tentram. Konsep ketuhanan yang Maha Esa, menjadi poin inti dari beberapa ajaran agama dan filosofi, memainkan peran krusial dalam menjaga dan memperkuat toleransi ini. Ketuhanan yang Maha Esa mengajarkan bahwa ada sebuah kekuatan tertinggi yang mempersatukan segala perbedaan, dan dengan memahami serta menghormati hal ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang saling menghargai kepada umat beragama.
ADVERTISEMENT

https://pixabay.com/illustrations/ai-generated-indonesia-8803516/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/illustrations/ai-generated-indonesia-8803516/
Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa merujuk pada keyakinan bahwa ada suatu entitas tertinggi yang menciptakan dan mengmengaturatur alam semesta, tanpa membedakan agama atau keyakinan. Konsep ini tidak hanya ada dalam agama-agama besar, tetapi juga dalam berbagai filosofi dan kepercayaan lokal. Ide ini juga mendorong umat manusia untuk melihat kelebihan dalam keberagaman dan menjadikannya sebagai kesempatan untuk saling belajar dan berkembang.
Berikut adalah contoh-contoh toleransi beragama :
1. Perayaan Hari Raya Bersama salah satu contoh penerapan toleransi beragama melalui prinsip ketuhanan yang Maha Esa adalah perayaan Hari Raya bersama.

https://pixabay.com/photos/eid-al-adha-eid-al-fitr-eid-mubarak-5374989/
Di Indonesia, yang dikenal dengan keragamannya, umat Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha seringkali merayakan festival dan hari besar masing-masing dengan saling menghormati dan berpartisipasi dalam kegiatan agama lain. Misalnya, umat Islam yang merayakan Idul Fitri seringkali mengundang tetangga dari agama lain untuk berbagi makanan dan kebahagiaan. Sebaliknya, saat Natal, umat Kristen juga sering mengundang umat Muslim dan orang-orang dari berbagai agama lainnya untuk merayakan bersama.
ADVERTISEMENT
Dampak positif praktik seperti ini tidak hanya memperkuat hubungan antar umat beragama, tetapi juga menciptakan rasa persaudaraan yang lebih dalam. Dengan berbagi perayaan dan saling menghormati, masyarakat bisa lebih memahami dan menghargai kepercayaan orang lain. Ini sejalan dengan konsep ketuhanan yang Maha Esa, yang mengajarkan bahwa semua umat manusia adalah ciptaan yang setara dan saling melengkapi.
2. Kolaborasi antara Masjid dan Kuil di suatu kota di Indonesia yang dikenal dengan keberagaman penduduknya, sebuah masjid dan kuil Hindu yang terletak bersebelahan memutuskan untuk melakukan kolaborasi dalam kegiatan sosial.
https://pixabay.com/photos/masjid-mosque-islam-architecture-2244694/
Mereka bersama-sama menyelenggarakan acara penggalangan dana untuk korban bencana alam. Masyarakat dari kedua komunitas berpartisipasi dalam acara tersebut, membantu dalam penyediaan makanan, membangun organisasi acara, dan mendonasikan uang. Melalui kegiatan ini, anggota masjid dan kuil dapat berbagi pengalaman dan belajar tentang kepercayaan satu sama lain. Kolaborasi ini bukan hanya meningkatkan solidaritas di antara mereka tetapi juga kolaborasi ini menunjukkan bahwa meskipun memiliki keyakinan yang berbeda, tujuan mulia untuk membantu sesama adalah sebuah kesamaan yang dapat menyatukan mereka.
ADVERTISEMENT
3. Perayaan Bersama Hari Raya di kota multikultural seperti Melbourne, Australia, di mana terdapat komunitas Muslim, Kristen, Hindu, dan Buddha, terdapat tradisi tahunan di mana berbagai kelompok agama merayakan festival utama mereka secara bersama-sama. Pada saat Idul Fitri, umat Muslim mengundang tetangga mereka yang beragama Kristen, Hindu, dan Buddha untuk bergabung dalam perayaan tersebut.
https://pixabay.com/photos/map-world-map-australia-countries-8526430/
Begitu juga pada perayaan Natal, umat Kristen mengundang umat Muslim dan anggota komunitas lainnya untuk menikmati makanan bersama dan berbagi kebahagiaan. Perayaan bersama ini mencerminkan prinsip ketuhanan yang Maha Esa dengan menghormati dan merayakan keberagaman dalam suasana yang penuh kekeluargaan.
4. Dialog antar Agama di Sekolah tepatnya sebuah sekolah internasional di Singapura, di mana siswa berasal dari berbagai latar belakang agama, diadakan program dialog antar agama secara rutin. Program ini melibatkan siswa, guru, dan anggota komunitas lokal dari berbagai agama yang berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Diskusi ini dilakukan dalam suasana yang terbuka dan penuh rasa hormat, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi di antara siswa. Melalui dialog ini, siswa belajar bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam keyakinan, prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai universal yang mengedepankan kebaikan dan kedamaian adalah kesamaan yang dapat menyatukan mereka.
https://pixabay.com/photos/kids-girls-writing-pencil-drawing-1093758/
Kesimpulan
ADVERTISEMENT
Menjaga toleransi beragama melalui prinsip ketuhanan yang Maha Esa adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis.
https://pixabay.com/photos/children-world-globe-earth-planet-5606801/
Dengan saling menghormati dan merayakan keberagaman, kita tidak hanya memperkuat ikatan sosial tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur dari ketuhanan yang Maha Esa itu sendiri. Mengadopsi prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari dan dalam interaksi antar umat beragama membantu menciptakan dunia yang lebih inklusif dan penuh pengertian.
Terimakasih.
Nama : Muhammad Rizky Wahyudi
Fakultas : Ilmu Komputer
Program Studi : Teknik Informatika S1
Universitas Pamulang