Konten dari Pengguna

Lego, Mainan Kreatif untuk Melatih Motorik Anak

Rizky Aulia Afrizal
Mahasiswi di Universitas Pembangunan Jaya prodi Sistem Informasi
15 Desember 2022 22:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizky Aulia Afrizal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak sedang bermain lego, (sumber : shutterstock.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sedang bermain lego, (sumber : shutterstock.com)
ADVERTISEMENT
Apakah parents tahu bahwa melatih daya motorik pada anak perlu dilatih sejak dini? Pelatihan ini bisa dilakukan sendiri lho, di rumah. Parents bisa melatihnya dengan mengajak anak bermain, memberikan benda, hingga makanan. Perlu diketahui bahwa motorik terbagi menjadi dua, yaitu motorik halus dan motorik kasar. Kedua motorik ini sangat penting bagi anak karena perkembangan motorik memang memiliki caranya masing-masing untuk berkembang.
ADVERTISEMENT
Fokus pada motorik halus, pengendalian ini memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan gerak yang dilakukan oleh otot-otot halus atau otot-otot kecil. Motorik halus yang dikembangan pada anak akan melatih kemampuan koordinasi antara mata dan tangan anak. Dalam hal ini, stimulasi motorik tentu saja penting untuk dilatih sejak dini. Stimulasi ini pun dapat diberikan sesuai dengan kategori usia pada anak.
Pada dasarnya, kematangan usia anak memang berbeda-beda. Misalnya, pada anak berusia 1 tahun, dia mampu menyusun balok-balok, tetapi belum saatnya untuk menyusun sebuah menara yang membutuhkan lebih dari 5 balok.

Kesadaran Dalam Melatih Motorik Halus

Motorik halus yang tidak diasah sejak dini akan memengaruhi masa depan anak, begitu pula sebaliknya. kelainan genetik down syndrome, kelahiran premature sampai keterlambatan perkembangan kognitif pada anak adalah beberapa faktor yang dapat mengganggu perkembangan motorik halus pada anak.
ADVERTISEMENT
Hurlock dalam bukunya menjelaskan bahwa perkembangan motorik menunjukkan kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak. Tak hanya sekadar menunjukkan kematangan, motorik pun sangat berguna bagi anak dalam menghibur dirinya sendiri, menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, bermain dengan anak sebayanya, dan mengembangkan self-concept atau kepribadian. Jika motorik ini terganggu, tentu beberapa indikator perkembangan pada anak juga bisa ikut terganggu. Pada akhirnya, motorik dapat menghambat pertumbuhan dan memberikan dampak yang buruk untuk masa depan.
Ada beberapa ciri-ciri anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halusnya. Beberapa ciri yang menunjukkan lambatnya perkembangan motorik halus adalah keterlambatan bicara, anak jadi kurang berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu, koordinasi antara mata dan tangan yang buruk, lambat dalam menyelesaikan aktivitas, dan lebih menyukai aktivitas fisik daripada bermain puzzle atau menggambar.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Encyclopedia of Children’s Health, koordinasi mata dan tangan merupakan kemampuan sistem visual dalam memproses informasi yang diterima oleh mata lalu tangan akan menerima sinyal untuk melakukan tugasnya. Koordinasi ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya digunakan saat berolahraga, baik basket maupun sepak bola, menggambar, hingga menyusun mainan balok.
Rusli Lutan dalam bukunya menjelaskan bahwa koordinasi merupakan kemampuan melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat, efisien, dan penuh ketepatan. Jika koordinasi antara mata dan tangan ini tak bisa berjalan dengan baik, anak tentu akan kesulitan dalam melakukan segala kegiatan secara mudah dan efisien. Buruknya koordinasi ini pun akan memberikan dampak yang cukup serius jika tak diperhatikan sedari dini.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, peran orang tua dalam memperhatikan perkembangan anak memang sangat penting, khususnya dalam melatih motorik. Dengan adanya pelatihan motorik ini, bukan hanya anak yang dapat mempelajari hal baru, tetapi orang tua juga dapat mempererat hubungan dengan si kecil dan dapat melihat perkembangan anaknya sedikit demi sedikit. Lantas, bagaimana caranya melatih motorik halus pada anak?

Lego Sebagai Wadah Melatih Motorik Halus

Tanpa sadar, orang tua telah membantu melatih motorik anak dengan memberikan mainan berupa Lego. Berdasarkan hasil studi global yang dilakukan oleh The Lego Group dalam kampanyenya pada tahun 2022, sebesar 97 persen orang tua pun menganggap bahwa lego memberikan manfaat bagi anak. Manfaat ini sendiri tak jauh dari kebutuhan edukatif dan perkembangan anak.
ADVERTISEMENT
Apakah dengan bermain lego dapat meningkatkan motorik halus pada anak? Lalu bagaimana jika adanya keterlambatan atau gangguan pada perkembangan motorik halus anak? Bagi para orang tua, lego dapat menjadi pilihan mainan yang edukatif saat liburan. Para orang tua dapat memanfaatkan lego sebagai wadah pendukung perkembangan motorik anak. Dengan bermain lego, anak dituntut untuk mengoordinasikan mata dan tangannya dalam menyatukan bongkahan balok menjadi bentuk yang mereka inginkan. Mereka juga akan menggunakan otot-otot kecilnya saat menyatukan balok karena lego memiliki tekanan atau berat yang berbeda.
Tak hanya soal koordinasi mata dan tangan, lego juga dapat melatih fokus, melatih cara berpikir secara kritis, dan melatih kesabaran anak. Merakit lego sendiri membutuhkan kesabaran dan fokus yang ekstra bagi anak. Jika sedari kecil anak-anak sudah bisa melatih rasa sabar dan fokus, hal ini dapat memberikan pengaruh pada masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Melihat tumbuh kembang anak bukanlah hal yang mudah, terutama saat anak mengalami keterlambatan atau gangguan dalam masa tumbuh kembangnya. Namun, parents tidak perlu khawatir dengan hal itu. Mulai dari sekarang, parents dapat memanfaatkan benda-benda atau mainan untuk melatih si kecil dalam mengasah motorik halusnya salah satu mainan terbaik yang bisa dipilih oleh parents adalah Lego. Mainan bongkahan ini pun memiliki varian yang berbeda dan didesain secara khusus untuk bermain anak sehingga sangat aman saat dimainkan. Walaupun anak diberikan waktu leluasa dalam melatih motorik halusnya, jangan lupa untuk diperhatikan, ya!