Konten dari Pengguna

Literasi Digital Lewat Media Sosial, Solusi untuk Short Attention Span?

Rizmay Ananda
English Language and Literature Student
9 November 2024 11:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizmay Ananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT

Media sosial dapat menimbulkan dampak negatif jika dikonsumsi secara berlebihan. Lalu, bagaimana cara mengubah konsumsi media sosial supaya mendapat manfaat positif?

ADVERTISEMENT
Penggunaan media sosial secara berlebihan menjadi masalah baru di kehidupan masyarakat yang telah dikenal secara luas terkait dampak yang ditimbulkannya, yaitu rentang perhatian rendah atau short attention span. Menurut Betteridge (2013) dalam penelitian berjudul How Does Technology Affect The Attention Spans Of Different Age Groups?, media sosial dan media berbasis teknologi lainnya terbukti memiliki dampak terhadap penurunan rentang perhatian yang terjadi pada anak-anak, remaja, hingga dewasa. Hal tersebut terjadi karena dopamin yang banyak dihasilkan ketika mengonsumsi media sosial, dapat mengakibatkan perilaku perilaku adiktif dan fokus yang sering terdistraksi. Dengan permasalahan tersebut, masyarakat memiliki kesulitan dalam memproses informasi dalam jangka waktu yang panjang. Kebutuhan literasi di zaman sekarang menjadi tidak terpenuhi mengingat rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Narasi tersebut masih digaungkan di media masa hingga saat ini. Maka dari itu, artikel ini akan menjelaskan apakah media sosial dapat menjadi media literasi baru sebagai solusi untuk short attention span.
ADVERTISEMENT
Teknologi berfungsi untuk memudahkan masyarakat dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam mengakses informasi mengenai pendidikan dan literasi di media sosial. Tidak hanya mengonsumsi konten literasi saja, tapi semua orang dapat menciptakannya juga. Media sosial seperti Instagram, X, dan TikTok adalah media populer yang memfasilitasi penggunanya untuk bertukar informasi. Selain itu, ruang dalam media sosial memudahkan interaksi antar pengguna serta mengembangkan kreativitas yang tak terbatas. Media sosial yang sering dikaitkan dengan dampak negatif dapat diganakan secara positif.
Salah satu kegiatan memanfaatkan media sosial secara positif adalah membaca. Fitur menarik di media sosial, seperti kolom komentar, like, share, dan banyak fitur lainnya membuat kegiatan membaca di media sosial menjadi tidak monoton. Apalagi dengan postingan yang tidak dapat memuat jumlah kata sebanyak buku tebal membuat kreator menyajikan tulisan secara singkat. Pembaca juga akan menikmati varian bacaan baru yang mudah diakses, cepat dibaca, serta secara tidak langsung meningkatkan minat baca meskipun memiliki daya baca yang rendah. Selain berpengaruh terhadap minta baca, media sosial juga berpengaruh dalam meningkatkan minta menciptakan karya.
ADVERTISEMENT
Interaksi antara kreator dan pembaca menjadi fenomena baru dalam media sosial. Beberapa literasi di media digital berikut dapat menjadi referensi bagi masyarakat yang ingin meningkatkan minat baca sekaligus meningkatkan daya baca. Yang pertama adalah konten instagram berupa unggahan karya tulis puisi, Instapoetry. Instapoet terkenal seperti Rupi Kaur, Lang Leav dan Nikita Gill memiliki pengaruh besar di dunia puisi digital sserta memiliki banyak pengikut untuk meramaikan karya mereka. Selanjutnya ada Twitterature dari aplikasi X. Fitur mikroblog dalam aplikasi tersebut memberi ruang untuk pengirim tulisan atau sender sehingga dapat membagi tulisan yang disusun secara singkat dan menarik. Kemudian ada Bookstagram, sebutan untuk orang yang gemar membagikan rekomendasi bacaan lewat postingan instagram, seperti ulasan, rekomendasi, dan tips dalam membaca. Beberapa rekomendasi bookstagrammer populer di Indonesia, seperti sintiawithbooks , tiareadbooks, dan vioreadbooks. Terakhir ada BookTok yang dapat diakses dengan mengetik tagar #BookTok di aplikasi TikTok supaya pengguna mendapat banyak rekomendasi buku.
ADVERTISEMENT
Pengguna media sosial yang meningkat dari tahun ke tahun dapat menjadikan media sosial sebagai media literasi yang marak digunakan untuk masyarakat dengan short attention span. Fiturnya yang menarik, beragam, dan singkat sangat sesuai dengan karakter masyarakat modern yang menyukai proses membaca yang efektif dan efisien. Maka dari itu, litersi digital di media sosial adalah solusi yang tepat untuk meningkatkan daya baca dengan kondisi masyarakat yang memiliki short attention span.