Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Fenomena Vtuber sebagai Pesaing Streamer Nyata?
22 Januari 2025 14:06 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Rizqi Ilham tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital yang semakin berkembang pesat, kehadiran VTuber (Virtual YouTuber) menjadi fenomena yang tak terelakkan. Karakter virtual yang dioperasikan oleh manusia di balik layar ini menawarkan hiburan dengan format baru yang memikat banyak penggemar di seluruh dunia. Namun, di tengah popularitasnya, muncul pertanyaan: apakah VTuber dapat menjadi pesaing sejati bagi streamer nyata yang selama ini mendominasi dunia hiburan digital?
ADVERTISEMENT
VTuber pertama kali populer di Jepang pada akhir 2010-an, dengan Kizuna AI sebagai salah satu pionirnya. Sejak saat itu, fenomena ini berkembang menjadi tren global. Dengan teknologi motion capture dan voice acting, VTuber mampu menampilkan kepribadian unik melalui avatar digital yang menarik perhatian audiens.
Raka Satya Pratista, seorang mahasiswa di Universitas Teknologi Yogyakarta berusia 22 tahun yang menjadi penikmat konten VTuber sejak 2019, berbagi pandangannya. “Awalnya aku penasaran karena karakter mereka terlihat lucu dan ceritanya menarik. Tapi, setelah menonton, aku menyadari kalau VTuber menawarkan lebih dari sekadar hiburan. Mereka bisa membawa kita ke dunia lain dengan persona virtual mereka,” katanya.
Menurut Raka, keunggulan VTuber terletak pada kemampuan mereka untuk menghadirkan suasana yang berbeda dari streamer nyata. “Dengan VTuber, aku merasa terhubung dengan karakter yang mereka mainkan. Mereka seperti teman imajiner, tapi dengan interaksi langsung melalui live chat,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Data dari agensi VTuber besar seperti Hololive dan Nijisanji menunjukkan bahwa jumlah penonton terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, beberapa VTuber telah memiliki jutaan pengikut di platform seperti YouTube dan Twitch. Konten yang mereka tawarkan juga sangat beragam, mulai dari game, musik, hingga kolaborasi dengan kreator lainnya.
Agensi vtuber juga memberikan treatment kepada penggemar karakternya seperti merchandise atau fanart. Hal ini mampu memberikan kedekatan interpersonal kepada penonton agar dapat memiliki barang dari karakter vtuber favorit mereka. Ditambah dengan fanart dari penggemar yang akan digunakan menjadi thumbnail video sang vtuber.
Namun, popularitas ini juga memunculkan tantangan tersendiri bagi streamer nyata. Bagaimana mereka bersaing dengan karakter virtual yang memiliki kebebasan kreatif lebih luas dan daya tarik visual yang tak terbatas oleh dunia nyata?
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, streamer nyata memiliki daya tarik mereka sendiri. Sebagai manusia yang nyata, mereka bisa menghadirkan emosi dan kepribadian yang autentik. Hal inilah yang membuat mereka tetap memiliki tempat di hati banyak penggemar.
Mutyadevi Jasmania Taufik, seorang mahasiswi di Universitas Gajah Mada berusia 19 tahun yang merupakan salah satu penggemar streamer nyata, Windah Basudara mengungkapkan pandangannya. “Bagiku, menonton streamer nyata lebih terasa personal. Kita bisa melihat ekspresi wajah mereka, mendengar suara asli mereka, dan merasakan emosi mereka secara langsung. Itu yang membuat pengalaman menonton jadi lebih kerasa,” ujarnya.
Mutya mengakui bahwa ia telah mencoba menonton beberapa VTuber, tetapi menurutnya, pengalaman itu terasa kurang autentik. “Tahu kok di balik VTuber ada manusia, tapi karena mereka menggunakan avatar, jadi ada rasa jarak emosional. Aku lebih suka streamer yang bisa dilihat secara langsung, karena itu terasa lebih nyata,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Baginya, salah satu keunggulan streamer nyata adalah kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan komunitas. “Aku suka ketika streamer favorit membaca komentarku dan menjawabnya langsung. Rasanya seperti berbicara dengan teman,” katanya. Hal ini menurutnya lebih sulit dirasakan saat menonton VTuber.
Itulah mengapa, penting bagi streamer maupun vtuber untuk menjaga komunitasnya. Penonton yang terus mau menonton konten yang mereka sajikan merupakan titik keberhasilan mereka di industrinya.
Namun, baik VTuber maupun streamer nyata, keduanya memiliki tantangan yang serupa: mempertahankan relevansi di tengah persaingan yang semakin ketat. Teknologi terus berkembang, dan ekspektasi audiens juga meningkat. Konten kreator, baik virtual maupun nyata, dituntut untuk terus berinovasi agar tetap menarik perhatian penggemar mereka.
ADVERTISEMENT
Salah satu tren yang mulai muncul adalah kolaborasi antara VTuber dan streamer nyata. Kolaborasi ini tidak hanya menarik bagi penggemar dari kedua sisi, tetapi juga membuka peluang bagi kedua format untuk saling belajar dan berkembang.
“Saya pernah melihat kolaborasi antara VTuber dan streamer nyata, dan itu menarik sekali. Keduanya saling melengkapi dengan kelebihan masing-masing,” kata Mutya. Raka juga setuju bahwa kolaborasi semacam ini bisa menjadi langkah yang baik untuk menjembatani perbedaan preferensi audiens.
Dengan teknologi yang terus berkembang, batas antara dunia nyata dan virtual semakin tipis. Bukan tidak mungkin, di masa depan, VTuber dan streamer nyata akan semakin sering berkolaborasi untuk menciptakan pengalaman hiburan yang lebih imersif dan inklusif.
Meskipun VTuber semakin populer, bukan berarti streamer nyata akan kehilangan tempat mereka. Keduanya memiliki kelebihan dan daya tarik masing-masing yang sulit dibandingkan secara langsung. Pilihan akhirnya tergantung pada preferensi audiens.
ADVERTISEMENT
Raka dan Mutya mungkin memiliki pandangan yang berbeda, tetapi satu hal yang pasti, keduanya menikmati hiburan yang diberikan oleh kreator favorit mereka. Dalam dunia digital yang semakin terhubung, baik VTuber maupun streamer nyata memiliki peran penting dalam membentuk pandangan hiburan masa kini.
Pada akhirnya, pertanyaan apakah VTuber dapat menjadi pesaing sejati bagi streamer nyata bukanlah soal siapa yang lebih baik, melainkan bagaimana keduanya dapat saling melengkapi dan memberikan hiburan yang beragam bagi audiens mereka. Dunia hiburan digital adalah tentang inklusivitas, dan dengan semakin banyak pilihan yang tersedia, semua orang dapat menemukan sesuatu yang mereka nikmati.