Konten dari Pengguna

Evolusi YouTube: Algoritma, Teknologi, dan Persaingan di Industri Kreatif

Rizqinur Khasanah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Tangerang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6 Oktober 2024 11:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizqinur Khasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto diambil oleh Rizqi Nur Khasanah
zoom-in-whitePerbesar
Foto diambil oleh Rizqi Nur Khasanah
ADVERTISEMENT
Sejak diluncurkan pada tahun 2005, Teori Masrhall McLuhan tentang Technological Determinism menyediakan kerangka kerja untuk memahami peran teknologi dalam membentuk perubahan sosial, yang dapat diterapkan pada evolusi Youtube. McLunhan mengemukakan bahwa Teknologi bukan hanya alat tetapi kekuatan yang membentuk perilaku manusia dan struktur masyarakat. Persepektif ini sangat relevan dengan Youtube, Platform yang telah mengubah konsumsi dan produksi media.
ADVERTISEMENT
Setelah dibeli oleh Google tahun 2007, Youtube memperbaharui infrastrukturnya dengan batasan durasi dan ukuran vidio yang memungkinkan pengiriman konten berkualitas tinggi. Youtube juga menjadi jejaring sosial yang interaktif, di mana langganan dan komentar mempengaruhi popularitas konten. selain itu, Youtube memupuk budaya partisipatif dan mempertemukan budaya media tradisional dengan teknologi meskipun tantangan dalam memprediksi popularitas dan mengelola keragaman konten tetap ada.
Salah satu teknologi terpenting di Youtube adalah Algoritmanya. Algoritma ini menentukan Tren konten dan bagaimana pola menonton vidio di Youtube terbentuk. Dampaknya berbeda-beda untuk kreator dan industri kreatif. Algoritma rekomendasi sering kali memprioritaskan konten yang memaksimalkan keterlibatan, cenderung lebih menguntungkan media arus utama daripada pembuat konten independen. Algoritma membuat konten viral lebih gampang menyebar dan menaikan visibilitas kreator. Tetapi disisi lain, bisa membuat konten menjadi seragam dan ketidakstabilan akibat perubahan Algoritmik yang mempengaruhi eksposur mereka.
ADVERTISEMENT
Monetisasi YouTube adalah program yang memungkinkan kreator untuk mendapatkan penghasilan dari iklan yang ditayangkan dari vidio mereka, terutama lewat Program Mitra YouTube, mereka bisa mendapatkan uang lewat langganan atau fitur seperti Obrolan Super. Ini membuat aliran pendapatan baru bagi kreator, yang sebelumnya bergantung pada model bisnis tradisional. Namun, ada tantangan seperti persaingan yang makin ketat dan sulitnya buat mendapatkan penghasilan yang stabil.
Selain itu, teknologi streaming telah berkembang pesat di YouTube, memungkinkan video berkualitas tinggi, bahkan hingga resolusi 4K dan 8K, untuk ditonton secara mulus tanpa gangguan. Penonton sekarang mengharapkan kualitas visual yang lebih bagus. Fitur seperti live streaming 360° juga membuat kreator harus investasi alat yang lebih mahal, dan ini bisa jadi tantangan karena butuh biaya operasional yang lebih tinggi. Meskipun membuat pengalaman nonton jadi lebih seru, kreator juga harus memikirkan gimana caranya agar tetap balance antara kualitas dan kelayakan produksi.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan buatan (AI) juga punya peran penting di YouTube, terutama dalam hal rekomendasi konten. Sistem berbasis AI ngebantu personalisasi rekomendasi, ada juga kekhawatiran soal bias algoritma dan konten yang makin mirip satu sama lain. Meski AI membantu alat yang bikin kreator bisa lebih inovatif, ketergantungan algoritma juga bisa bikin kreativitas mereka tertekan. Jadi, transparansi dan literasi teknologi ini penting agar inovasi terus berlanjut.
Perkembangan teknologi di YouTube, seperti peningkatan kualitas video, YouTube Shorts, dan algoritma yang lebih canggih, membuat YouTube tetap kompetitif melawan platform lain seperti TikTok dan Instagram. Inovasi-inovasi ini bikin YouTube tetap relevan di dunia konten kreatif, terutama dengan adanya fitur konten pendek yang lagi booming di TikTok. Meskipun YouTube lebih unggul soal konten berkualitas tinggi dan sistem monetisasi, TikTok tetap jadi saingan kuat karena bisa menarik penonton lewat interaksi yang lebih emosional dan sosial. Instagram juga tidak mau kalah dengan fitur Reels-nya. Persaingan ini membuat YouTube harus terus berinovasi dan beradaptasi, terutama soal algoritma yang bisa ningkatin keterlibatan pengguna dan bikin konten viral. Meskipun mempunyai keunggulan, YouTube tetap harus waspada kepada perubahan cepat di pasar digital kalau ingin tetap jadi yang terdepan di dunia konten.
ADVERTISEMENT
Rizqi Nur Khasanah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Tangerang.