Konten dari Pengguna

Mengenal Lebih Dekat Warisan Budaya di Museum Sri Baduga: Wayang Khas Sunda

Rizqita Mutiara Dewi
Saya seorang mahasiswa jurusan S1 Ilmu Komunikasi Telkom University yang memiliki keinginan untuk membangun dan meningkatkan jiwa sosial serta berkeinginan untuk belajar hal baru.
13 November 2023 6:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizqita Mutiara Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sisi Kanan Koleksi Wayang Golek Khas Sunda yang dipajang di Museum Sri Baduga, Bandung, Sabtu (4/11/2023) Foto oleh : Rizqita Mutiara Dewi
zoom-in-whitePerbesar
Sisi Kanan Koleksi Wayang Golek Khas Sunda yang dipajang di Museum Sri Baduga, Bandung, Sabtu (4/11/2023) Foto oleh : Rizqita Mutiara Dewi
ADVERTISEMENT
Bandung – Kota Bandung kerap kali dikenal sebagai kota yang memiliki banyak ikon budaya dan sejarah yang kental didalamnya. Kota ini menyimpan banyak sekali sejarah dan perkembangan budaya Sunda yang masih ada hingga sekarang ini. Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota untuk tetap melesetarikan dan memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Sunda salah satunya dengan adanya dibangunnya museum sebagai tempat untuk melihat dan mempelajari sejarah dan budaya.
ADVERTISEMENT
Museum Sri Baduga merupakan tempat yang tepat untuk mempelajari dan melihat secara langsung apa saja peninggalan sejarah dari budaya Sunda, bagaimana bentuknya dan seperti apa upaya yang dilakukan untuk melestarikannya. Museum ini memiliki banyak koleksi dan peninggalan kuno seputar kebudayaan sunda, dimana secara tidak langsung museum ini berperan dalam pemahaman budaya-budaya Sunda secara mendalam.
Dengan adanya museum dengan latar sejarah seperti ini diharapkan pelestarian budaya Sunda dapat berjalan dengan baik, seiring dengan perkembangan zaman dimana transformasi komunikasi dan globalisasi saat ini telah mengaburkan batasan-batasan, sehingga masyarakat khusunya anak muda luput akan sejarah dan budaya yang seharusnya mereka miliki dan mereka lestarikan.
Keunikan dan keistimewaan dari Museum Sri Baduga adalah bahwa museum ini memiliki banyak koleksi kebudayaan sunda yang mungkin jarang untuk kita ketahui. Museum ini mempunyai banyak koleksi arkeologi, geologi, biologi, sejarah, etnografi, teknologi, filologi, seni rupa, numismatik dengan setiap lantai yang memiliki koleksi khusus.
Papan Informasi tentang Museum Sri Baduga, Bandung, Sabtu (4/11/2023) Foto oleh : Rizqita Mutiara Dewi
Menurut keterangan langsung dari Rizky Maulana selaku Seksi Kordinator Museum Sri Baduga, materi koleksi yang disajikan pada pameran tetap Museum Sri Baduga, ditata berdasarkan alur cerita (storyline) yang menggambarkan untaian perjalanan sejarah alam dan budaya Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"Menempatkan sebuah koleksi di ruang pamer itu harus ada storyline-nya. Jadi tidak sembarang kita kunci disana, karena ada alurnya. Kayak di lantai 1 nanti nyeritain tentang apa, lantai 2 dan 3 apa begitu. Kalo misal kita nyimpen seenaknya, itu ada ahli suka negor yang lebih tau tentang koleksi nanti ditanya 'menempatkan topeng disini dasarnya apa?' Makanya kita harus udah siap dan ngadain kajian akademis bersama ahli dulu buat naruh koleksinya itu" jelasnya.
Pada artikel kali ini akan membahas mengenai salah satu objek yang terdapat dalam Museum Sri Baduga yaitu wayang golek khas Sunda, Wayang Golek sendiri merupakan alat peraga menyerupai boneka yang senantiasa dipentaskan oleh dalang, bahan bakunya terbuat dari kayu. Wayang golek sendiri merupakan gabungan dari beberapa unsur kesenian terkait yaitu seni sastra (lalakon),seni karawitan (gamelan),seni suara (sinden), dan seni gerak atau tari (gerak-gerik wayang) yang mejadi pemimpin dalam pertunjukan wayang golek yaitu dalang tugasnya menjalankan cerita.
ADVERTISEMENT
Wayang golek Sunda sudah menjadi kebanggaan budaya dari masyarakat Sunda berkat kepopulerannya dalam kancah nasional maupun internasional. Wayang golek Sunda harus diperkenalkan dan terus dilestarikan oleh berbagai kalangan khususnya warga lokal sebagai bentuk pelestarian budaya. Dengan mempelajari dan menjaga wayang golek diharapkan wayang golek dapat menjadi ikon warisan budaya Sunda yang mampu menapaki eksistensi dalam kancah dunia dan generasi muda sekarang ini juga tertarik.
Sisi Kiri Koleksi Wayang Golek Khas Sunda yang dipajang di Museum Sri Baduga, Bandung, Sabtu (4/11/2023) Foto oleh : Rizqita Mutiara
Mengenal Wayang Golek Sunda
Wayang golek sendiri merupakan sebuah pertunjukan (lakon) teater tradisional rakyat dengan alat wayang yang berasal dari kayu. Perkembangan wayang golek terjadi dari abad 19 hingga 20 dimana wayang golek perkembangan dari waktu ke waktu. Kesenian wayang golek sendiri pertama kali diperkenalkan pada daerah pesisir utara Jawa yaitu Brebes, Cirebon, dan sekitarnya. Namun, pada awal kemunculannya wayang golek tidak terlalu diminati. Karena pada saat itu masyarakat sudah lebih suka pada Wayang Kulit yang telah ada lebih dahulu di pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangannya, wayang golek terbagi menjadi tiga jenis. Pertama, Wayang Cepak atau wayang kepala datar yang menceritakan tentang babad Cirebon dan sejarah Jawa dengan ajaran agama Islam. Kedua, Wayang Golek Purwa yang menceritakan kisah Ramayana dan Mahabharata. Yang terakhir adalah Wayang Golek Modern. Pada saat penampilannya, wayang golek akan dimainkan oleh seorang dalang. Selain sebagai orang yang memainkan wayang, dalang mempunyai peran sebagai memimpin pertunjukan, pembuat alur cerita, serta memberi nasihat dalam kehidupan. Pertunjukan Wayang Golek diberi iringan musik instrumen yang dimainkan oleh para pemusik agar lebih menarik.
Nilai Budaya dari Wayang Golek
Dalam pertunjukan wayang golek terkandung nilai etis, estetis dan filosofis, lazim disebut seni Adiluhung (bernilai tinggi) dikarenakan berfungsi sebagai prototype, sarat dengan pesan-pesan moral atau ajaran- ajaran tentang nilai-nilai baik dan buruk dalam menjalani kehidupan.
ADVERTISEMENT
Dalam pengkategoriannya sendiri,wayang golek dapat dikatagorikan sebagai teater total atau purnadrama, sebab wayang golek memiliki ragam unsur seni yang ditata secara harmonis dan dinamis.
Berbagai ragam unsur seni tersebut terdiri atas seni drama, tari, sastra, karawitan, dan seni rupa. Unsur seni rupa dalam pertunjukan wayang golek purwa yang paling dominan tampak pada postur, gesture (badan dan anggota tubuh), body language (badan), kinesics (gerak badan), facial signal (kesan wajah), gaze (tatapan/ekspresi), proxemics (jarak) dan chronemics (waktu), sesuai dengan watak masing-masing figur wayang yang diperankan oleh dalang.
Wayang golek dijadikan sarana dalam penggambaran watak, perilaku dan tindakan manusia dimana manusia sendiri harus senantiasa berbuat kebaikan dalam menjalani kehidupan dan melaksanakan ajaran yang baik serta meninggalkan ajaran yang buruk.
ADVERTISEMENT
Perkembangan Cerita Wayang Golek
Wayang Golek Purwa merupakan wayang golek khusus membawakan cerita Mahabharata dan Ramayana dengan bahasa Sunda sebagai pengantarnya. Sementara itu, Wayang Golek Modern seperti wayang purwa yang berceritakan tentang Mahabarata dan Ramayana, dalam pementasannya menggunakan listrik untuk membuat trik-trik atau efek supaya lebih menarik dan terkesan nyata. Pembuatan trik-trik bertujuan untuk menyesuaikan pertunjukan dengan kehidupan modern.
Wayang golek modern dirintis oleh R.U. Partasuanda dikembangkan oleh Asep Sunandar pada tahun 1970. Munculnya berbagai macam wayang-wayang jenis baru ini membawa suatu iklim baru di dalam dunia pewayangan. Seni pertunjukan wayang yang sebelumnya hanya dalam lingkup Mahabrata dan Ramayana, kini menjadi semakin beraneka ragam. Contohnya seperti Wayang Pancasila yang menceritakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Yang menampilkan para pahlawan nasional sebagai tokoh dalam pertunjukan tersebut.
ADVERTISEMENT
Perkembangan wayang golek serta berkembangnya ragam cerita wayang golek Sunda menunjukan bahwa kesenian daerah tidak hanya tidak dapat dinikmati oleh masyarakat dari daerah dengan etnis budaya tertentu karena sekarang ini budaya berkembang secara universal, masyarakat dapat mempelajari dan melihat budaya lain tanpa harus masuk menjadi bagian mereka.
Simpulan
Keberadaan Museum Sri Baduga merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah setempat dalam melindungi dan melestarikan budaya Sunda. Museum Sri Baduga juga nantinya juga dapat menjadi tempat semua kalangan dalam mempelajari budaya Sunda khususnya wayang golek yang merupakan hasil kesenian budaya Sunda yang keberadaanya harus terus dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi masa kini karena wayang golek memiliki nilai sejarah dan potensi yang besar apabila dikelola dengan baik.
ADVERTISEMENT
Referensi
Drs. Jajang Suryana, M.Sn. Wayang Golek Sunda Kajian Estetika Rupa Tokoh Golek. (Bandung: Kiblat. 2002.). Hlm. 120
Atik Soepandi. Skar. Pola Pagelaran Wayang Golek Purwa Gaya Priangan. (Jakarta: Pustaka Buana. 1984)
Amir Hazim. Nilai-Nilai Etis Dalam Wayang. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1991)
https://www.detik.com/jabar/wisata/d-6976393/memahami-sejarah-dan-budaya-sunda-di-museum-sri-baduga-bandung