Konten dari Pengguna

Menjadi Makcomblang Untuk Hasilkan Kerja Sama Yang Netes

Rizka Pravitianasari
Diplomat Indonesia, Peserta Sesdilu Sa75et, Musisi, Golfer
19 November 2023 14:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizka Pravitianasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saya terinspirasi mengambil judul ini ketika saya bersama teman-teman peserta Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) angkatan ke-75 Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menjalani tugas kunjungan lapangan (kunlap) ke Yogyakarta. Saat itu, kami ditugaskan untuk membangun jejaring kerja sama guna memberikan kontribusi konkrit kepada pengembangan daerah dan mendukung pelaksanaan diplomasi ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Potret nelayan di Pantai Baru, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (koleksi pribadi)
Kelompok saya mendapat tugas untuk menggali potensi kerja sama pertanian, peternakan, dan perikanan. Setelah mencari data informasi dan berkomunikasi dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk memetakan kebutuhan daerah, kami memutuskan untuk menjalankan proyek kunlap di bidang perikanan dan menjadi makcomblang mencarikan mitra internasional yang dapat memberikan peningkatan kapasitas di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi para nelayan di Yogyakarta.
Kami berhasil mendapatkan komitmen dari Addressing Labor Exploitation in Fishing in ASEAN (ALFA) Project – didanai oleh Departemen Ketenagakerjaan Amerika Serikat – untuk memberikan rangkaian pelatihan “Training for Trainers (ToT) on Occupational Safety and Health (OSH) for Fishers, Ship Owners, and Government Official”.
Pertemuan perdana antara Kemlu, Dislautkan DIY, dan ALFA Project (koleksi Pusdiklat Kemlu)
Kickoff ToT kami laksanakan di Yogyakarta pada tanggal 15-16 November 2023 dan menjadi kolaborasi antara Pusdiklat Kemlu, ALFA Project, dan Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) Pemerintah DIY.
ADVERTISEMENT
Di hari pertama kegiatan (15/11), diselenggarakan pertemuan perdana antar-pihak untuk menandatangani Minutes of Meeting (MoM) yang menandai kesepakatan ALFA Project dan Pemerintah DIY untuk mengeksplorasi potensi kerja sama ke depan, serta melakukan kunjungan lapangan ke Pantai Baru di Kabupaten Bantul untuk bertemu langsung dengan para nelayan dan melihat proses penangkapan dan pengolahan ikan.
Penandatanganan MoM antara Direktur ALFA Project (kiri) dengan Kadislautkan DIY (kanan), disaksikan oleh Kapusdiklat Kemlu (koleksi Pusdiklat Kemlu)
Di Pantai Baru, saya mengikuti percakapan antara perwakilan nelayan lokal, ALFA Project, dan aparat Pemerintah DIY. Nelayan tersebut menceritakan aktivitas keseharian mereka dalam menangkap ikan, tantangan yang dihadapi di laut, dan kesiapan para nelayan – baik pengetahuan maupun peralatan – yang masih harus dibantu untuk meningkatkan keselamatan mereka.
Dialog antara Kemlu, ALFA Project, Pemerintah DIY, dan Ketua Asosiasi Nelayan di Pantai Baru, Kab. Bantul (koleksi Pusdiklat Kemlu)
Pihak ALFA Project pun secara seksama mengamati aktivitas para nelayan dan menanyakan hal-hal terkait keseharian kerja nelayan yang dapat mereka bantu untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan para nelayan Yogyakarta ke depan.
Diskusi antara ALFA Project dengan Bapak Suyanta (Ketua Asosiasi Nelayan Pantai Baru, Kab. Bantul) (koleksi pribadi)
Dialog ini terus berlanjut. Keesokkan harinya (16/11), dilaksanakan ToT yang menghadirkan sekitar 35 peserta dari Pemerintah DIY dan perwakilan asosiasi nelayan serta narasumber dari Indonesia Ocean Justice Inisiative (IOJI), Greenpeace Indonesia, dan International Organization for Migration (IOM). Pihak Pemerintah DIY menyampaikan kegiatan ToT mengenai K3 di sektor perikanan ini merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan di Yogyakarta.
Pelaksanaan ToT bidang K3 di sektor perikanan di Yogyakarta (koleksi Pusdiklat Kemlu)
Selama ToT, para pihak kembali berbagi aspirasi, pemikiran, dan kebutuhan riil yang diperlukan untuk menjamin keselamatan kerja para nelayan agar dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak positif seperti keberlanjutan dan peningkatan produksi penangkapan ikan.
Perwakilan asosiasi nelayan DIY memberikan pertanyaan kepada narasumber ToT (koleksi Pusdiklat Kemlu)
Di akhir pelatihan, sejumlah inisiatif baru yang dihasilkan mencakup bentuk kegiatan ToT selanjutnya yaitu pelatihan langsung kepada para nelayan yang mencakup aspek teknis dan praktik di lapangan, pembuatan modul untuk keberlanjutan ToT, dan potensi kerja sama penelitian mengenai sektor perikanan di Yogyakarta.
Rapat evaluasi setelah pelaksanaan ToT antara Kemlu, ALFA Project, dan Pemerintah DIY (koleksi Pusdiklat Kemlu)
Bagi saya, perjalanan kunlap ini memberikan pelajaran bahwa jika kita ingin membantu daerah untuk berkembang, kita harus masuk langsung ke tingkat akar rumput (grassroot) untuk mendengarkan kebutuhan mereka, dan menjadi makcomblang yang serius dalam mencarikan mitra internasional dan mempertemukan para pihak dalam membangun kegiatan bersama, sesuai dengan yang diperlukan daerah.
Foto seluruh pihak dengan perwakilan nelayan di Pantai Baru, Kab. Bantul (koleksi Pusdiklat Kemlu)
Proyek kunlap perikanan ini juga memberi saya kenangan dan kebahagiaan, bahwa apa yang kelompok kami lakukan sudah netes, dalam artian memberikan kontribusi konkrit dan menjawab kebutuhan para nelayan Yogya yang paling dasar, yaitu menjaga keselamatan dan kesehatan kerja mereka, dan menghubungkan mereka dengan ALFA Project sebagai mitra internasional yang dapat memberikan asistensi yang diperlukan.
Kelompok Kunlap Perikanan Sesdilu Ke-75 di Pantai Baru, Kab. Bantul (koleksi pribadi)
Yogyakarta memang kota yang dibangun dengan kenangan; mengerjakan kunlap perikanan ini telah memberikan satu lagi kenangan yang tidak akan saya lupakan tentang Yogya (RRP).
ADVERTISEMENT