Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Generasi Z di Persimpangan Jalan
31 Oktober 2024 12:25 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari R Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fenomena PHK pada Gen Z
Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menimpa generasi muda, terutama Generasi Z atau yang biasa kita sebut Gen Z, menjadi isu hangat di tengah perubahan cepat dunia kerja. Generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an ini menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Di tengah keterbukaan teknologi dan akses informasi yang luas, PHK yang melanda Gen Z kerap kali menimbulkan kebingungan dan kegelisahan. Banyak di antara mereka baru saja merasakan pahit manisnya dunia kerja ketika harus menghadapi situasi sulit ini.
ADVERTISEMENT
Melansir Kumparan.com, Minggu (04/08/2024), Benarkah Gen Z Susah Cari Kerja?. Diakses pada Oktober 28, 2024. Menunjukkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS beberapa tahun terakhir, ada tren penurunan penciptaan lapangan pekerjaan di sektor formal. Selama 2009-2014, serapan tenaga kerja di sektor formal ada sebanyak 15,6 juta. Jumlah itu menurun menjadi 8,5 juta orang pada 2014-2019, dan turun lagi menjadi tinggal 2 juta orang pada periode 2019 hingga 2024.
Adapun pada Februari 2023 penduduk yang bekerja pada kegiatan informal sebanyak 83,34 juta orang (60,12 persen), sedangkan yang bekerja pada kegiatan formal sebanyak 55,29 juta orang (39,88 persen). Situasi ini mencerminkan tantangan ekonomi global yang sedang dihadapi, termasuk dampak pandemi COVID-19 yang masih terasa hingga saat ini. Perusahaan-perusahaan yang mencoba untuk bangkit dari krisis justru banyak yang harus melakukan efisiensi, termasuk mengurangi tenaga kerja muda yang dianggap kurang berpengalaman.
ADVERTISEMENT
Dampak PHK bagi Gen Z
Bagi Gen Z, PHK bukan hanya sekadar kehilangan pekerjaan, tetapi juga hilangnya stabilitas, kesempatan untuk mengembangkan diri, dan meraih kemandirian finansial. Mengingat generasi ini cenderung lebih berfokus pada perkembangan diri dan pencapaian pribadi, kehilangan pekerjaan di usia muda bisa mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Mereka dibesarkan di era internet dengan informasi tentang kesuksesan yang tersebar di media sosial, sehingga PHK seringkali dianggap sebagai kegagalan pribadi.
Meskipun terdampak PHK, Gen Z dikenal sebagai generasi yang adaptif dan memiliki keterampilan digital yang baik. Hal ini terbukti dari peningkatan jumlah Gen Z yang beralih ke dunia freelancing, startup, atau bahkan menjadi content creator setelah kehilangan pekerjaan tetap. Berdasarkan data dari sebuah survei LinkedIn, sebanyak 30% dari Gen Z yang mengalami PHK memilih untuk bekerja secara independen dibandingkan kembali ke perusahaan tradisional.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua Gen Z memiliki kesiapan mental dan keterampilan yang memadai untuk beradaptasi dengan dunia kerja yang terus berubah. Keterampilan digital saja sering kali tidak cukup, terutama jika mereka kekurangan soft skills seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kemampuan bekerja dalam tim. Menurut studi Harvard Business Review, 70% karyawan Gen Z yang di-PHK merasa bahwa mereka tidak mendapatkan dukungan atau pelatihan yang cukup dari perusahaan untuk mengembangkan kemampuan non-teknis mereka.
Fenomena PHK juga mempengaruhi pandangan Gen Z terhadap dunia kerja. Survei dari Deloitte menunjukkan bahwa 40% dari Gen Z merasa kurang percaya pada stabilitas pekerjaan di perusahaan besar. Hal ini berakibat pada meningkatnya minat mereka terhadap karir yang lebih fleksibel dan mandiri, seperti membangun bisnis sendiri atau menjadi bagian dari ekonomi gig. Ketidakpastian yang mereka alami membuat mereka mencari peluang yang lebih sesuai dengan gaya hidup dan nilai-nilai pribadi mereka.
ADVERTISEMENT
Ketahanan Gen Z
Meskipun rintangan dan tantangan menghadang, Gen Z menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Mereka belajar untuk memanfaatkan teknologi digital dengan lebih baik, mengambil kursus online untuk meningkatkan keterampilan, dan membangun jejaring profesional secara daring. Platform seperti Coursera, Udemy, dan LinkedIn Learning menjadi tempat bagi banyak Gen Z yang terkena PHK untuk meningkatkan kemampuan mereka di berbagai bidang, dari analisis data hingga pemasaran digital.
Di sisi lain, para pengusaha juga perlu melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan pendekatan mereka dalam merekrut serta mempertahankan karyawan muda. Membangun lingkungan kerja yang inklusif, menawarkan pelatihan berkelanjutan, serta memberikan fleksibilitas menjadi kunci untuk menarik dan mempertahankan Gen Z. Mengingat pentingnya keseimbangan hidup bagi generasi ini, perusahaan perlu memperhatikan work-life balance yang lebih baik untuk mengurangi risiko PHK di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Beberapa perusahaan yang berhasil mempertahankan karyawan Gen Z di tengah krisis adalah mereka yang berani berinvestasi dalam program pelatihan dan pengembangan karyawan. Misalnya, program mentorship, kesempatan untuk belajar hal baru, dan proyek-proyek lintas departemen. Ini memberi mereka kesempatan untuk terus tumbuh dan merasa dihargai, sehingga loyalitas mereka terhadap perusahaan meningkat.
Bagi pemerintah, fenomena PHK yang dialami oleh Gen Z menjadi sinyal penting untuk meninjau kembali kebijakan ketenagakerjaan dan pendidikan. Program pelatihan dan pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja modern harus diutamakan. Selain itu, insentif untuk perusahaan yang berinvestasi dalam pengembangan keterampilan karyawan muda dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi angka pengangguran di kalangan Gen Z.
Memotivasi Gen Z
Gen Z di tengah masa sulit ini juga mengingatkan kita akan pentingnya dukungan sosial, baik dari keluarga, teman, maupun komunitas. Di banyak kota, muncul gerakan komunitas yang membantu anak muda yang terkena PHK dengan berbagai cara, seperti penyediaan kursus gratis, seminar karir, dan bimbingan psikologis. Dukungan ini membantu Gen Z untuk tetap optimis dan bangkit kembali dari masa sulit.
ADVERTISEMENT
PHK bukanlah akhir dari perjalanan karir bagi Gen Z, melainkan sebuah titik balik untuk mengevaluasi diri, mengembangkan kemampuan baru, dan mencari jalan yang lebih sesuai dengan potensi mereka. Generasi ini, dengan segala dinamika dan tantangannya, memiliki potensi besar untuk merubah masa depan dunia kerja. Perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung mereka, sehingga Gen Z tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi dunia kerja.
Live Update
Donald Trump berhasil melampaui ambang batas 270 suara elektoral untuk mendapat kursi presiden. Kemenangan Trump ditentukan lewat kemenangan di Wisconsin dan Pennsylvania. Jumlah suara elektoral Trump 277. Pesaingnya Kamala Harris mendapat 226.
Updated 6 November 2024, 20:43 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini