Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Problematika Strategi Pembelajaran yang Dialami Guru
6 Desember 2022 18:22 WIB
Tulisan dari Riena Robiatul N tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, tentunya membutuhkan strategi pembelajaran. Dengan menggunakan strategi pembelajaran, guru dapat mengetahui pedoman pelaksanaan yang harus dilakukan sebagai penunjang tercapainya kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara sistematis. Maka dari itu, apabila suatu kegiatan pembelajaran dilakukan tanpa menggunakan strategi pembelajaran, hal itu menunjukkan bahwa kegiatan tersebut tanpa pedoman dan arah yang jelas.
ADVERTISEMENT
Dalam pembelajaran terdapat beragam problematika pembelajaran yang dihadapi. Problematika adalah suatu persoalan atau masalah yang belum bisa dipecahkan atau sulit dihadapi (Rokim., dan S. S. Aslamiyah. 2018:176). Guru mempunyai peran penting dalam mengatasi problematika pembelajaran, pemecahan problematika yang ada harusnya dihadapi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai. Strategi pembelajaran dapat membantu guru membangun lingkungan yang memungkinkan adanya proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Contoh problematika yang sering terjadi seperti, siswa bosan terhadap pembelajaran, susah menggunakan dan menyesuaikan strategi pembelajaran dengan beban Kompetensi Dasar (KD) yang dimiliki guru, siswa tidak mendengarkan materi yang di sampaikan,siswa malas membaca dan guru kesulitan menghadapi,memahami serta membedakan karakterisitik peserta didik. Hal ini karena guru masih menggunakan strategi pembelajaran dengan metode ceramah atau cerita dan diskusi.
Masih menjadi misteri mengapa dari sekian banyaknya strategi pembelajaran yang ada, hanya itu-itu saja yang diterapkan. Strategi pembelajaran selama ini mayoritas hanya dijadikan formalitas saja. Dalam merancang rencana pembelajaran, guru pasti menjelaskan akan menggunakan strategi pembelajaran model apa?,tetapi realitanya berbanding terbalik. Strategi pembelajaran digunakan hanya saat diadakan supervisi pengawas, sedangkan dalam kegiatan sehari-hari hanya menggunakan strategi dasar saja. Contohnya di SMAN X, terdapat beberapa guru yang dalam dua semester hanya datang pada awal pembelajaran, selebihnya jam kosong atau memberikan tugas peserta didik untuk belajar mandiri dan mengerjakan soal. Tidak hanya itu, seringkali guru mempunyai mindset dan prinsip akan tetap di gaji meskipun pembelajaran tidak berjalan dengan semestinya. Pernyataan seperti itu, menunjukkan bahwa semua yang dilakukan hanya atas dasar dan tujuan uang, tanpa di imbangi dengan tanggung jawab sebagai seorang guru.
ADVERTISEMENT
Kejadian tersebut tidak bisa dibiarkan berkelanjutan. Kriteria guru ideal dalam kemampuan 4C yang harus di miliki guru khususnya kemampuan guru Creative Thinking(berpikir kritis) dan Creative(Kreatif) serta salah satu syarat sertifikasi guru yaitu kompetensi pedagogik, guru harusnya bisa memahami peserta didik dan melakukan evaluasi hasil belajar harus dipertanyakan. Guru dalam pelaksanaan belajar mengajar cenderung membosankan dan monoton, menyebabkan peserta didik mengantuk dan tidak mendengarkan penjelasan serta tidak memahami materi yang disampaikan. Seharusnya, guru mengikuti kemajuan teknologi yang ada karena jika tidak maka akan tertinggal.
Penggunaan strategi pembelajaran yang biasa digunakan seperti strategi pembelajaran kooperatif dengan menekankan siswa melakukan proses belajar dalam setiap kelompok belajar. Selain meningkatkan pengetahuan,strategi ini bisa meningkatkan hubungan sosial siswa, dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir dan memecahkan masalah, mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan,dll. Pengelompokan kelompok belajar ini biasanya di dasari oleh latar belakang minat dan bakat serta jenis kelamin,dll (Mu’awanah. 2011:105-112).
ADVERTISEMENT
Dalam penerapan strategi pembelajaran yang ada di SMA Kalisat sangat minim, bahkan penulis saat menginjak bangku perkuliahan baru mengetahui mengenai metode pembelajaran yang digunakan untuk menunjang strategi pembelajaran yaitu Role Play, jigsaw, Team Games Tournament(TGT),dll. Hal ini karena sejak dahulu, dalam sekolah yhanya menerapkan ceramah, diskusi, debat, dan Project Based Learning(PBL). Padahal banyak strategi,metode dan media pembelajaran lain yang bisa diterapkan contohnya Role Play, disini siswa bisa meningkatkan kreatifitasannya dalam memerankan peran mengenai peristiwa terkait dengan materi yang di ajarkan, biasanya Role Play ini diterapkan pada pelajaran sejarah. Model pembelajaran Team Games Tournament(TGT) juga bisa diterapkan karena disini siswa bisa termotivasi untuk menjawab terlebih dahulu dibanding kelompok lain, selain itu model ini dirasa menyenangkan dibandingkan menggunakan ceramah.
ADVERTISEMENT
Strategi pembelajaran sangat berperan penting untuk menjadi solusi bagi problematika pembelajaran. Meskipun terdapat beberapa guru yang sudah tepat menggunakan strategi pembelajaran sebagai solusi problematika pembelajaran. Namun, sejauh ini mayoritas strategi pembelajaran dinilai sebagai formalitas belaka. Pelatihan pengembangan kemampuan guru dan adanya sosialisasi perlu untuk mengatasi masalah ini. Kemampuan guru memilih strategi yang cocok dengan Kompetensi Dasar(KD) yang akan diterapkan secara tepat juga penting. Selain itu, perlu meningkatkan kesadaran guru sehingga tidak mengabaikan penggunaan strategi pembelajaran.
Referensi :
Rokim., dan S. S. Aslamiyah. 2018. Strategi Guru dalam Penyelesaian Problematika Pembelajaran. Jurnal Pendidikan. 1(1):176-181.
Mu’awanah. 2011. Strategi Pembelajaran : Pedoman untuk Guru dan Calon Guru. Kediri: STAIN KEDIRI PRESS.