Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.104.0
Konten dari Pengguna
Islam Bukan Agama Senjata
14 Mei 2025 13:11 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhammad Rufait Balya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Oleh: Muhammad Rufait Balya
Jihad termasuk salah satu istilah dalam Islam, akan tetapi jangan ditafsirkan konsep jihad ini hanya tentang pembunuhan sepihak ataupun pemusnahan massal yang bersifat membabi buta, tidak lah begitu konsep jihad yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks sejarah Islam dan perkembangannya, Islam disebarluaskan adakalanya melalui peperangan. Meskipun begitu, dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW melalui diplomasi, diskusi pemikiran, dan lain-lainnya ini jauh lebih banyak dan masif daripada jalur peperangan.
Menurut terminologi fikih Islam, jihad adalah upaya maksimal dalam membela (mempertahankan) agama dengan jiwa dan harta dari serangan-serangan orang-orang kafir. Jihad bukanlah perang yang menjadikan segala hal menjadi faktor dan tujuan. Tapi, jihad hanya terbatas pada perang di jalan Allah. Jika tujuan perang sudah keluar dari koridor ini, maka bukan lagi disebut jihad, tapi perbuatan yang keji, yang ditolak oleh syariat dan aturan Islam.
Maka dari itu, Syekh Wahbah Al-Zuhaili membedakan antara jihad dengan harb (peperangan). Jihad yang dimaksudkan dalam fiqh adalah peperangan atau pertarungan antara umat Islam dengan non-muslim dalam rangka menegakkan nilai-nilai keislaman.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, dalam Al-Qur’an tidak dibenarkan melakukan penyerangan (secara mendadak), jika sebelumnya ada perjanjian perdamaian (gencatan senjata) dengan suatu kelompok. Penyerangan dapat dilakukan (kepada pihak/kelompok yang melanggar perjanjian), jika pihak yang telah sepakat melakukan perjanjian perdamaian telah melanggar isi dari perjanjian yang telah disepakati (oleh masing-masing pihak) ataupun jika ada pihak yang melanggar isi perjanjian sebelum jatuh tempo habis masa berlakunya kesepakatan perjanjian tersebut.
Akan tetapi, sangat disayangkan di era sekarang banyak sekali pihak yang salah mengartikan konsep jihad ini sendiri, bahkan dari golongan umat Islam. Yang mengakibatkan aksi terorisme dimana-mana yang mengatasnamakan jihad, padahal itu salah besar.
Di lain pihak, yakni dari golongan Non Muslim maupun kaum Yahudi memanfaatkan momentum ini, dengan menyebarluaskan paham 'Demonisasi Islam', bahkan perihal ini, ada disiplin ilmunya yang disebut Demonologi Islam.
ADVERTISEMENT
Menurut penuturan Noam Chomsky dalam bukunya yang berjudul, Pirates and Emperor: International Terrorisme in The Real Word mengartikan istilah "demonologi" sebagai perekayasaan sistematis untuk menempatkan sesuatu agar ia dipandang sebagai ancaman yang sangat menakutkan dan karenanya ia harus dimusuhi, dijauhi, dan bahkan dibasmi.
Dan sesuatu yang dimaksud adalah Islam itu sendiri. Singkatnya pihak barat ingin menyudahi hegemoni Islam di dunia, dan agar membuat Islam merasa dikucilkan di mata dunia. Seperti isu yang dihembuskan kepada Muammar Qadafi di Libya dan Saddam Husein di Irak, yamg seolah-olah digambarkan sosok bengis dan tokoh terorisme dunia.
Jika tokoh-tokoh ini dihilangkan kekuasaannya maka pihak barat akan leluasa untuk bergerilya dan menguasai dunia belahan timur. Contoh nyatanya Afganistan, Irak, Sudan, dan negara-nehara timir tengah lainnya yang diekspansi habis-habisan.
ADVERTISEMENT
Tidak sampai disini pihak barat ingin menggiring opini publik untuk membenci dan sama-sama membasmi pengaruh Islam di dunia, dengan berbagai cara. Tidak hanya menghembuskan isu demonisasi Islam akan tetapi juga membuat organisasi-organisasi ekstrimis yang mengatasnamakan Islam.
Tentu dengan tujuan agar Islam di mata dunia ibarat teroris yang bengis. Banyak faktor yang menjadi sumber permusuhan Barat terhadap Islam, yang sampai mengarah pada segala tipu daya untuk mengahancurkan Islam.
Pertama, karena dendam historis. Dendam historis, dimulai sejak takluknya Barat di bawah hegemoni Khilafah Islam. Sejak Perang Salib gagal untuk melumpuhkan umat Islam, pihak Barat semakin dendam dan benci terhadap Islam hingga Perang Dingin berakhir.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Italia menjelang sebuah persidangan NATO di London, "Benar, Perang Dingin antara Barat dan Timur (komunis Uni Soviet) telah berakhir, tetapi timbul lagi pertarungan baru yaitu pertarungan antara dunia Barat dan dunia Islam."
ADVERTISEMENT
Dan juga dipertegas oleh seorang penulis ternama, Adrian Hamilton, dalam majalah bulanan terbitan London, Observer, edisi 17 Juni 1990, "Bagi Barat, tidak ada lagi yang mengancam peradaban mereka kexuali kebangkitan Islam dan gerakan kaum Muslimin yang terdiri atas kaum fundamentalis yang tidak takut mati sekalipun tidak dipersenjatai peluru-peluru kendali,".
Sedangkan menurut Jansen, konfrontasi Kristen-Islam dimulai di bidang agama dan spiritual, yang karenanya Barat memprogram kristenisasi di dunia Islam.
Faktor kedua, adalah kesalahpahaman masyarakat barat. Umumnya masyarakat Barat melakukan kesalahan dalam memahami Islam. Hal ini terjadi karena mereka mempelajari dan mengkaji Islam dari buku-buku orientalis, sedangkan para orientalis mengkaji Islam dengan tujuan untuk menimbulkan miskonsepsi terhadap Islam atau menyelewengkan ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Selain adanya motif politis yaitu untuk memgetahui rahasia kekuatan Islam yang tidak lepas dari ambisi imperialis Barat untuk memguasai dunka Islam. Akhirnya masyarakat Barat melihat Islam tidak keseluhan akan tetapi hanya sebagain, dan sebagain itupun salah bahkan tidak mengapresiasikan nilai Islam itu sendiri.
Mereka seolah-olah menggambarkan Islam sebagai Fundamentalis, militanisme, ekstrimisme, radikalisme, dan bahkan sampai pada taraf terorisme. Padahal itu semua bukan ajaran Islam, memamg ada segelintir oknum yang bertindak sedemikian rupa, dikarenakan salah dalam memahami hakikat Islam. Sehingga masyarakat Barat menyamakan oknum-oknum tersebut dengan umumnya orang muslim.
Begitu juga dalam ranah fobi Islam (Islamphobia, ketakutan terhadap Islam) ini adalah produk utama propaganda media massa Barat untuk memframe kepada dunia bahwa Islam adalah ajaran yang bengis dan keras.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya masih banyak pembahasan tentang demonisasi Islam yang merujuk kepada Green Menece (Bahaya Hijau) dan The Next Enemy (musuh selanjutnya). Itu semua dilakukan pihak Barat untuk membatasi bahkan memberantas hegemoni dan pengarus Islam di dunia.
Sebagai penutup, jika kita mau belajar dan mentelaah Islam secara benar dan mendalam pastilah kita akan menemukan hakikat Islam itu sebagai agama yang membawakan perdamain untuk umat manusia di muka bumi ini, karena Rasulullah SAW sendiri diutus oleh Allah itu sebagai rahmat bagi seluruh alam.