Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 Ā© PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Dilema #RupiahMelemah: Saat Nilai Tukar Menguji Daya Saing Ekspor-Impor
9 April 2025 9:32 WIB
Ā·
waktu baca 2 menitTulisan dari Robert Han tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Fluktuasi nilai tukar mata uang, khususnya pelemahan rupiah terhadap dolar AS, menjadi momok bagi pelaku perdagangan internasional di Indonesia. Di satu sisi, nilai tukar yang melemah dapat memberikan keuntungan bagi eksportir. Namun di sisi lain, importir dan produsen yang bergantung pada bahan baku luar negeri justru tertekan.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang strategi perdagangan global, kurs mata uang adalah elemen krusial yang menentukan daya saing suatu negara. Ketika rupiah melemah, harga produk ekspor menjadi lebih murah di pasar internasional. Hal ini membuka peluang peningkatan permintaan terhadap barang-barang buatan Indonesia.
Namun euforia tersebut tidak bisa dinikmati semua sektor. Banyak perusahaan manufaktur di Indonesia yang mengandalkan bahan baku dan teknologi impor. Ketika dolar menguat, biaya pengadaan komponen naik signifikan. Akibatnya, meski ekspor meningkat, beban produksi juga membengkak, sehingga margin keuntungan bisa menyusut.
UMKM menjadi pihak yang paling rentan. Fluktuasi nilai tukar sulit diprediksi, sementara mereka belum memiliki strategi lindung nilai (hedging) seperti perusahaan besar. Tanpa proteksi finansial, ketidakstabilan nilai tukar bisa berdampak langsung pada harga jual dan kelangsungan usaha.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi dampak negatif fluktuasi kurs, dibutuhkan kebijakan yang proaktif. Pemerintah dan sektor perbankan perlu menyediakan akses edukasi dan fasilitas hedging bagi pelaku usaha kecil. Di sisi lain, penguatan produksi dalam negeri dan diversifikasi pasar ekspor dapat menjadi strategi jangka panjang untuk memperkuat daya saing.
Pada akhirnya, nilai tukar bukan hanya angka di layar monitor pasar keuangan. Ia menentukan harga, daya beli, dan bahkan nasib ribuan pelaku usaha. Stabilitas ekonomi hanya dapat tercapai jika pelaku bisnis dibekali strategi adaptif, dan pemerintah hadir sebagai fasilitator dalam menjaga daya saing nasional.
Opini ditulis oleh Robert Han, Mahasiswa Univeristas Ciputra Surabaya