Konten dari Pengguna

Dukungan JNE Memacu Geliat Kebangkitan Pasca Pandemi

Robin Wijaya
Pengajar dan penulis lepas Part of National Global School Founder of Writing Clinic and Kotak Langit Indonesia
21 Mei 2023 16:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Robin Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dukungan JNE Memacu Geliat Kebangkitan Pasca Pandemi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 telah membawa tantangan besar bagi umat manusia. Sejak wabah tersebut masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020 lalu, hampir semua aspek kehidupan manusia diuji. Mulai dari masalah kesehatan, pendidikan, hubungan sosial, dan terutama sektor ekonomi.
ADVERTISEMENT
Pembatasan kegiatan yang diberlakukan secara ketat oleh pemerintah memaksa masyarakat untuk mengubah pola hidup secara serentak dan tiba-tiba. Akibatnya, beberapa lini pekerjaan mengalami imbas yang cukup parah, bahkan mesti gulung tikar. Namun siapa sangka, kesulitan ekonomi ternyata juga diimbangi dengan meningkatnya permintaan dalam bidang jasa tertentu. Sebut saja industri makanan, kebutuhan rumah tangga, pendidikan, hiburan, dan beberapa lainnya.
Hal ini rupanya mengilhami salah satu pelaku usaha kecil rumahan di Jakarta Barat. Ismatun Hasanah (29) awalnya menerima pesanan dari teman-temannya yang kesulitan mendapatkan makanan jadi ketika Ramadan berlangsung di awal masa pandemi. Alih-alih membeli makanan melalui layanan pesanan daring setiap hari, memesan makanan rumahan menjadi pilihan yang lebih mudah dan ekonomis.
ADVERTISEMENT
Isma pun menawarkan produk olahan ikan khas Palembang mulai dari pempek, tekwan, sampai otak-otak yang disajikan dalam bentuk makanan beku. Pemilihan produk makanan beku tentu bukan tanpa alasan. Dengan masa simpannya yang cukup lama, produk ini dapat dijadikan stok yang bisa dikonsumsi kapan saja.
Salah satu produk Dapur Iwak | dokumentasi pribadi @dapuriwak

Kendala Pengiriman Produk Jarak Jauh

Siapa sangka, usaha rumahan milik Isma tersebut ternyata mendapatkan respons yang positif. Pesanan tak hanya datang dari teman dan kerabat, tetapi juga dari orang-orang yang tidak ia kenal yang mengetahui produk buatannya dari mulut ke mulut.
Ketika Pemprov DKI Jakarta melalui kantor unit Peayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) gencar menerbitkan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) untuk mempermudah masyarakat dalam mendirikan usaha. Isma mengambil peluang tersebut untuk mematenkan merk dagang Dapur Iwak agar lebih mudah mengenalkan produknya secara luas. Surat IUMK yang dimilikinya pun menjadi jaminan kepercayaan sehingga ia bisa bermitra dengan KULINAmarketplace berbasis aplikasi yang dikhususkan membantu usaha kuliner rumahan, demi memperluas jangkauan penjualannya.
ADVERTISEMENT
Ketika pesanan mulai berdatangan dari berbagai daerah, saat itulah Isma menghadapi kendala dalam usahanya. Bagaimana mengirimkan produk makanan beku dengan mudah dan aman? Berbekal pengalaman sebagai konsumen, Isma menemukan bahwa pengemasan makanan dalam kantong kedap udara adalah pilihan yang paling aman. Namun, jasa pengiriman apakah yang bisa ia andalkan?
Mengenal JNE sejak tahun 2010, ketika ia masih bersekolah di SMA, Isma sudah puluhan kali menggunakan jasa pengiriman perusahaan tersebut. Mulai dari mengirimkan buku, makanan, sampai paket lebaran. Apalagi kantor mitra terdekat dari rumahnya berjarak sekitar seratus meter saja. Isma juga merasa puas dengan layanan yang diberikan pihak JNE Grand Surya yang berlokasi di Jalan Peta Utara, Kalideres, Jakarta Barat tersebut.
ADVERTISEMENT
“Selama ini kalaupun ada masalah, responsnya (JNE) selalu baik dan cepat tanggap sih. Belum pernah ada customer yang laporan (kalau produknya rusak dari pengiriman).” Begitu tuturnya soal kepercayaannya terhadap JNE.
Produk hampers Dapur Iwak yang siap dikirim menggunakan jasa JNE | dokumentasi pribadi @dapuriwak

Bersama Lebih Kuat

Perjalanan menggeluti usaha ternyata bukanlah hal yang mudah. Setelah melewati satu tahun yang penuh gairah, pada akhirnya Isma mengalami kejenuhan dengan usahanya. Ia bahkan sempat vakum selama beberapa bulan dengan tidak menerima pesanan sama sekali.
Untungnya, sang suami membantu mempertemukannya dengan komunitas UMKM yang rata-rata adalah pelaku usaha pemula. Tak hanya mendapatkan teman bertukar pikiran, Isma juga mendapatkan banyak ilmu dan sharing bermanfaat dari teman-teman barunya. Ia dan teman-teman juga saling berkolaborasi dengan membuat paket penjualan dan crossover menu bersama brand lain seperti Bundle of Yummy dan Eded by Levi.
ADVERTISEMENT
Isma (Dapur Iwak) bersama pemilik Bundle of Yummy dan teman-teman pelaku UMKM lainnya | dokumentasi pribadi Ismatun Hasanah
Proyek gotong royong ini nyatanya tak hanya memberikan imbas dalam perkembangan bisnis masing-masing, tetapi juga semangat dan mental yang lebih sehat. Sehingga pada tahun 2021, bersama seorang temannya, Isma mendirikan usaha rumahan baru yaitu produk kue-kue kering berlabel KAITA. Sampai saat ini, usaha Dapur Iwak dan KAITA terus berkembang hingga memiliki beberapa reseller.

Selalu Ada Jalan

Setali tiga uang dengan Isma, Rian Setiawati (37) seorang guru TK di sebuah sekolah swasta di Jakarta Barat juga memulai usahanya di era pandemi. Rian yang waktu itu mesti mengajar di rumah merasa jenuh karena tak bisa berinteraksi secara langsung dengan murid-muridnya. Mengisi keluangan waktu, awalnya ia membuatkan bahan aktivitas yang bisa dilakukan secara mandiri oleh siswanya di rumah.
ADVERTISEMENT
Menyadari tak semua anak mendapatkan kesempatan yang sama seperti murid-muridnya, Rian pun berinisiatif membuat produk-produk aktivitas dengan harga terjangkau untuk anak-anak usia 2 sampai 8 tahun.
Produk yang diberi nama Itsy Busy Book tersebut rupanya mendapatkan sambutan hangat. Berbeda dengan Isma yang baru menemukan kendala ketika pesanan mulai ramai berdatangan, Rian sudah menentukan dari awal untuk mempercayakan JNE sebagai mitra pengiriman produk-produknya. Apalagi saat itu JNE juga tengah menawarkan tarif flat untuk wilayah Jakarta, Bali, dan Sumatera. Tentu hal tersebut membantu Rian agar pelanggannya tidak terlalu berat membayar biaya ongkir produk yang mereka beli.
Produk Itsy Busy Book spesial Natal | dokumentasi pribadi @itsy_busybook

Berbagi Pengalaman dan Menularkan Semangat yang Sama

Meski pandemi Covid-19 telah memukul kita semua, nyatanya kesulitan tersebut justru membangun banyak orang untuk bangkit dan bergerak. Tak hanya di DKI Jakarta, di Jawa Tengah sendiri, tepatnya di Kota Pekalongan, pengajuan izin usaha justru meningkat hingga 37 persen selama masa pandemi, dan sebagiannya datang dari para pelaku UMKM.
ADVERTISEMENT
UMKM merupakan urat nadi perekonomian daerah dan nasional yang memiliki peran dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat, menciptakan pasar baru serta inovasi yang tak bisa dianggap sepele. Menurut Direktorat Jenderal Kekayaan Negara melalui laman Kementerian Keuangan Republik Indonesia, pasca pandemi Covid-19, UMKM mulai bangkit perlahan. Para pelaku UMKM mulai beradaptasi dengan perkembangan pasar dan concern pada tata kelola dan tata cara penggunaan media sosial. Dengan perilaku adaptif terhadap ekosistem digital ini, pengaruhnya pada nilai ekonomi digital juga diprediksi mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu 8 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, atau mencapai Rp. 4.531 triliun pada tahun 2030.
Namun prediksi ini perlu selaras dengan kinerja dari para UMKM sendiri. Isma misalnya, tak menyimpan resep keberhasilannya seorang diri. Ia membagikan tips dan cerita perjalanannya membangun Dapur Iwak pada sebuah kegiatan entrepreneurship yang diselenggarakan oleh salah satu sekolah swasta di Tangerang pada tahun 2022 lalu. Pun demikian dengan Rian yang mengisi kelas-kelas untuk orang tua yang ingin bergelut pada usaha pendidikan jarak jauh yang bermunculan bak cendawan di awal dan pasca pandemi ini. Dan sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat, Isma dan Rian sendiri memberdayakan teman dan kerabat sekitar untuk membantu menjalankan usaha mereka.
Isma dan suami ketika mengisi kelas entreprenurship di National Global School | dokumentasi pribadi Ismatun Hasanah
Mereka menyadari bahwa keberhasilan tidak ditopang oleh tonggak yang dibangun seorang diri, melainkan ada peran serta banyak orang di dalamnya. Isma sendiri juga mengakui, JNE telah memberikan begitu banyak kemudahan baginya untuk menjangkau para pelanggan yang tak mungkin ia sambangi satu persatu.
ADVERTISEMENT
“Merasa bersyukur aja sih. Daripada harus buka toko, lebih repot dan banyak pengeluaran ini-itu. Jasa ekspedisi tuh membantu banget. Apalagi sistemnya gampang, ada aplikasi, tinggal cek dari hanpdhone. Udah nggak ada alasan sih buat bilang nggak bisa.”
Hal ini juga kerap ia bagikan kepada teman-teman di komunitas UMKM agar para pelaku usaha bisa berkembang bersama-sama. Sebab pertumbuhan yang sesungguhnya bisa terjadi ketika sesama pelaku UMKM saling mendukung dan menopang kelangsungsan usaha bersama. Dan tentunya, dengan dukungan penuh dari Pemerintah, serta pihak penyedia jasa terkait seperti yang telah JNE lakukan selama 32 tahun ini. Perjalanan yang panjang dan tak mudah, tetapi rentang waktu yang panjang tersebut telah membuktikan komitmen yang JNE berikan bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
#JNE32tahun, #JNEBangkitBersama dan #jnecontentcompetition2023 #ConnectingHappiness