Rindu Bung Karno: Pelantikan Pengurus PA GMNI Banyuwangi

Robit Nurul Jamil
Akademisi Universitas Jember
Konten dari Pengguna
26 Juni 2022 13:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Robit Nurul Jamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi/01
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi/01
ADVERTISEMENT
Tepat tanggal 22 Juni 2022 di Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi, telah berlangsung Pelantikan Pengurus Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Kabupaten Banyuwangi. Dengan tagline “noto-bolo noto konco” yang artinya menjaga serta menjalin silaturahmi, mempererat persaudaraan, memperkuat persatuan-kesatuan dan memperkokoh kekuatan Ideologis untuk maju bersama.
ADVERTISEMENT
Dari filosofi tersebut saya teringat bung karno yang memiliki gagasan “machtsvorming” yang sejatinya senada dengan hal tersebut. Momentum historis tersebut kita temukan saat bung karno menyampaikan pidato pledoi di pengadilan kolonial yang tak lain “Indonesia Menggugat” kalau boleh saya kutip beliau menyampaikan “machtsvorming adalah jalan satu-satunya untuk memaksa kaum sana tunduk kepada kita”. Jelas sekali muatan mendesak kaum sana adalah untuk kepentingan kemanusiaan pada saat itu, dengan berbagai deteksi dan persoalan bangsa pada saat itu yang jauh dari nilai kemanusiaan. Pengumpulan kekuatan semangat revolusi pada era Soekarno tentu berbeda dengan masa sekarang, machtsvorming menjadi strategi perjuangan pada saat itu. Kali ini saya merindukan nafas pledoi itu, nafas anti terhadap ketidak-manusiaan (dehumanisasi).
ADVERTISEMENT
Pelantikan pengurus PA GMNI Banyuwangi membawa nafas segar komitmen menjadi “Rebound center” dalilnya. Ketua PA GMNI Banyuwangi Hary PR menyatakan hal tersebut dalam orasinya. Tentu kita bisa berkaca pada nafas bung karno pada saat pledoi “indonesia menggugat”, semangat yang membara anti terhadap kolonialisme dan imperialisme. Pada intinya bergerak dalam jalur humanity. Mengapa indonesia menggugat sangatlah booming pada saat itu, sebab muatannya adalah kemanusiaan anti terhadap kolonialisme dan imperialisme. Wajar akibat pledoi tersebut che guevara berteman baik dengan bung karno dan para kritikus hukum belanda melakukan protes terhadap proses peradilan bung karno. Gagasan Indonesia Menggugat mampu memberikan kerangka berpikir dan model perjuangan yang dinamis untuk berjuang mencapai indonesia merdeka kala itu.
Dokumentasi Pribadi/02
Proses penyusunan indonesia menggugat tersebut menggambarkan betapa mengenaskan dan miris sekali kondisi bung karno pada saat itu, dengan hanya ber papan alas kaleng naskah kemanusian tersebut bisa kita baca. Tentu itu memberikan nilai sejarah bagi kita, proses yang memberikan sebuah peluang untuk tetap teriak merdeka meskipun dalam kondisi tertindas, “bapak perjuanganmu tidak akan pernah pudar, semangatmu akan terus berkobar“. Sepertinya hanya kata itu yang patut kita ucapkan. Indonesia Menggugat memberikan kita inspirasi untuk tetap tangguh dan kuat mengawal perjuangan kemanusiaan (kaum marhaen). Konsep kemanusiaan tersebut bung karno ramu dalam gagasan marhaenisme. Ideologi perjuangan dengan tujuan terselamatnya kaum marhaen (kaum tertindas), kodifikasi selanjutnya siapakah yang akan memperjuangkan kaum marhaen tersebut bung karno sebut marhaenis. Marhaenis inilah yang akan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dari berbagai lini. Gerakan Mahasiswa Indonesia menisbatkan dirinya sebagai seorang Marhaenis.
ADVERTISEMENT
Ketika PA GMNI dengan komitmen pemikiran bung karno bergerak dalam jalur yang sama seharusnya deteksi wilayah kemanusiaan menjadi fokus utama. Konsep banyuwangi rebound sudah berlangsung lama, apa daya tawar kita dalam mengawal kebijakan tersebut? Jelas rebound center haruslah menjadi nafas perjuangan kemanusiaan. Deteksi itu harus ditemukan !!. Mars PA GMNI dalam teksnya menyatakan “Berjuang secara dinamis bersama Front Marhaenis”. Artinya garda terdepan pengawal kemanusiaan, muatan-muatan perjuangan haruslah berlandaskan asas tersebut, dalam visi-misi maupun ejawantah gerakan. Kita sadar bahwa perjuangan membutuhkan solidaritas bersama, se-frekuensi dalam kepentingan tujuan. Organisasi PA GMNI harapannya menjadi patronase deteksi nilai itu, dengan begitu perjuangan bung karno mendarah daging dan senafas dengan kita.
Bukan soal eksistensi, bukan pula berebut pengaruh. Lanskap politik merupakan fasilitas bagi kader untuk tetap setia mengawal pancasila hingga akhir hayatnya. Tidak hanya sekedar pelantikan yang bersifat seremonial tapi integritas gerakan yang harus digaungkan di setiap lini pemerintahan. Jadi bukan kita yang bersinergi dengan pemerintah. Tapi pemerintahlah yang seharusnya bersinergi dengan kita. Sebab visi-misi kita adalah kemanusiaan dan menumbangkan segala sesuatu yang dianggap dehumanisasi. Jadi hendaknya kita tidak terbelenggu atau terlena dengan kongsi politik pragmatisme, tapi kita bangun politik solidaristic yang sama-sama mendukung perjuangan kemanusiaan. Sekiranya ketika berbicara kemanusiaan, tidak ada petinggi atau bawahan, tidak ada bos atau pimpinan. Tapi sederajat..!
ADVERTISEMENT
Mudah-mudahan kepengurusan PA GMNI kedepan dapat mengawal kepentingan tersebut dengan gamblang dan jelas tanpa tedeng aling-aling, selalu getol dan teriak anti dehumanisasi dan bersinergi dengan segala kebijakan yang mensejahterakan masyarakat serta memberikan inspirasi sebagai organisasi kader yang humanis. SALAM MERDEKA !!!