3 Kategori Cinta dan Hormon yang Menyebabkannya

Rocie Hendi Setiawan
Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
4 Juni 2022 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rocie Hendi Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai manusia kita pasti pernah merasakan jatuh cinta, apalagi untuk remaja yang mulai meginjak dewasa. Ketika manusia sedang jatuh cinta Sebenarnya mengapa kita bisa jatuh cinta? Proses apa yang terjadi pada diri kita sehingga kita bisa jatuh cinta?
ADVERTISEMENT
Cinta dapat diartikan suatu perasaan yang terjadi disertai adanya rasa kasih sayang dan perasaaan yang kuat terhadap objek cinta. Objek cinta dapat berupa lawan jenis yang kita cintai. Cinta merupakan sesuatu yang kompleks dan abstrak. Tidak berwujud namun segala gejala yang dihasilkan dapat dirasakan secara nyata oleh tubuh. Mulai dari bahagia, sedih, hingga menunjukan gejala fisik seperti insomnia dan tidak nafsu makan.
Menurut sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Dr. Helen Fisher, perasaan di saat sedang jatuh cinta bisa dibagi menjadi tiga kategori menurut hormon-hormon yang terlibat. Kategori yang pertama adalah nafsu yang melibatkan testosteron dan estrogen, kedua adalah daya tarik yang melibatkan dopamin, norepinefrin, dan serotonin dan ketiga ketiga adalah keterikatan yang melibatkan oksitosin dan vasopresin.
ADVERTISEMENT
Mari kita lihat dahulu dari kategori pertama, yaitu nafsu yang melibatkan testosteron dan estrogen. Hormon testosteron dimiliki oleh pria dan wanita, hormon ini dapat menyebabkan ketertarikan pria dan wanita terhadap fisik satu sama lain. Hormon ini dapat menyebabkan adanya ketertarikan dan dorongan pria dan wanita untuk melakukan kontak fisik secara langsung saat mereka jatuh cinta. Testosteron meningkatkan libido dan sikap agresif yang dapat mendorong seseorang untuk mengejar orang yang menyebabkan respons yang intens ini. Estrogen pun mempunyai efek yang sama walaupun lebih sedikit dibicarakan. Hormon ini hanya ada pada wanita. Seorang wanita akan merasakan nafsu yang lebih tinggi di saat sedang ovulasi yang pada umumnya terjadi pada 2 minggu sebelum haud. Hal ini terjadi karena level estrogen yang tinggi yang diproduksi pada masa itu.
ADVERTISEMENT
Dikategori kedua ada kelompok daya tarik. Pada kategori ini ada yang hormon yang bernama dopamin atau disebut juga dengan "Reward Hormone". Hormon ini dikeluarkan oleh hipotalamus saat kita melakukan hal yang terasa nikmat untuk diri kita, seperti menghabiskan waktu dengan orang yang kita cintai. Hormon dopamin ini memiliki kaitannya terhadap rasa nyaman, kepuasan dan motivasi. Pada saat seseorang mengalami jatuh cinta, hipotalamus akan meningkatkan produksi kadar dopamin, hal ini yang menyebabkan saat jatuh cinta seseorang akan merasa lebih nyaman, rileks dan bersemangat dalam melakukan pekerjaan. Jika seseorang tidak memiliki dopamin yang cukup, maka seseorang itu akan lebih malas dan cenderung kehilangan motivasi dalam melakukan pekerjaan serta mudah mengalami ketergantungan terhadap zat tertentu seperti narotika.
ADVERTISEMENT
Selain dopamin, daya tarik juga melibatkan norepinefrin dan serotonin. Norepinefrin membuat kita merasa bersemangat, euforia, bahkan bisa menurunkan nafsu makan dan menyebabkan insomnia. Hal ini berarti seseorang bisa benar-benar jatuh cinta sampai tidak bisa makan maupun tidur. Hormon serotonin, sering disebut dengan natural "Mood Stabilizer", karena fungsinya dalam menjaga suasana hati agar tetap tenang dan bahagia.
Kategori ketiga yaitu keterikatan. Hormon yang terlibat adalah oksitosin yang sering juga disebut dengan panggilan "Cuddle Hormone". Seperti dopamin, oksitosin diproduksi oleh hipotalamus dan dikeluarkan dalam jumlah besar setelah hubungan seksual, menyusui dan melahirkan. Hormon Oksitosin juga berperan dalam melakukan tindakan-tindakan seperti memperhatikan pasangan dan tindakan ungkapan kasih saying lainnya. Memang terdengar seperti golongan kegiatan-kegiatan yang sangat beragam dan tidak semuanya merupakan kegiatan yang bisa dinikmati. Tetapi, mereka semua mempunyai kesamaan, yaitu, semua kegiatan ini merupakan awal mula dari membangun suatu ikatan.
ADVERTISEMENT
Nah, begitulah tahapan yang terjadi pada tubuh ketika sedang mengalami jatuh cinta. Ada banyak hal dan mekanisme yang melibatkan hormon-hormon sehingga keterikatan dalam cinta dapat terbentuk. Jadi cinta bukan hanya peristiwa abstrak yang tidak diketahui penyebabnya. Melalui kajian ilmu biologi dan hormone ternyata terungkaplah mekanisme yang dialami oleh tubuh kita ketika kita merasakan jatuh cinta.