Konten dari Pengguna

Sumur Air Tanah sebagai sumber Air Minum dan Sanitasi di Kampung Namatota

Rofi Amalia
Mahasiswa S-1 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada
17 Agustus 2023 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rofi Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kampung Namatota, Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat memiliki pesona keindahan pantai yang sangat indah. Pulau Namatota ini memiliki sejumlah pantai yang memanjakan mata apabila dikunjungi. Tampak depan dan tampak belakang dari Kampung Namatota berupa pantai yang sangat dekat dengan area pemukiman. Sangat terlihat kejernihan air di Pantai Finay dan Pantai Utta.
Kampung Namatota tampak dari atas (sumber : dokumentasi Tim KKN-PPM UGM Kita Kaimana)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Namatota tampak dari atas (sumber : dokumentasi Tim KKN-PPM UGM Kita Kaimana)
Sumber air untuk air minum dan sanitasi warga Kampung Namatota sebagian besar diperoleh dari sumur yang berada di dekat rumah warga. Sumur ini menghasilkan air tanah sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan rumah tangga. Kedalaman dari sumur ini sekitar 5 meter di bawah permukaan bumi. Namun, hanya pemukiman di RT 1 dan RT 2 yang memperoleh sumber air dari sumur. Pemukiman di RT 3 memperoleh air dari pipa yang telah dibuat oleh pemerintah untuk menyalurkan air ke rumah-rumah warga karena letaknya yang diatas bukit sehingga menyulitkan untuk membuat sumur.
ADVERTISEMENT
Sumur yang berada di pemukiman RT 1 dan RT 2 Kampung Namatota (sumber : dokumentasi Tim KKN-PPM UGM Kita Kaimana)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 menjelaskan bahwa kualitas air untuk sumber air minum, sanitasi dan higiene memiliki pH 6,5 - 8,5 dan memiliki Total Dissolve Solid (TDS) <300 mg/L. Berdasarkan acuan tersebut, hanya sumur di pemukiman RT 1 yang memenuhi baku mutu. Kualitas air di sumur pemukiman RT 1 memiliki rerata nilai pH 7,71 dan nilai TDS 225 mg/L, sedangkan sumur di pemukiman RT 2 memiliki rerata nilai pH 7,8 dan nilai TDS 341 mg/L. Kualitas air di pemukiman RT 3 memiliki nilai pH 7,76 dan nilai TDS 2440 mg/L. Perbedaan kualitas air yang signifikan terdapat pada nilai TDS yang apabila melebihi 300 mg/L dapat menyebabkan penyakit ringan seperti mual, muntah, ruam, dan lain-lain. Oleh karena itu warga memiliki alternatif sumber air minum dari air hujan yang ditampung oleh warga terutama di pemukiman RT 3.
ADVERTISEMENT
"Air dari pipa di RT 3 ini sedikit payau jadi untuk minum biasanya pakai air hujan yang ditampung di drum" penuturan Bapak Bahar selaku warga RT 3