Konten dari Pengguna

“Black Death” Sebagai Pandemi Terburuk Di Sepanjang Sejarah Manusia

Rofi Badar Al Fawwazy
Seorang mahasiswa perantau dari tanah Andalas, yang sedang menempuh pendidikan di kota pelajar.
12 Mei 2020 15:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rofi Badar Al Fawwazy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Mengenang kembali wabah yang dikenal sebagai senjata pemusnah masal pada masanya, dan bagaimana perbandingannya dengan wabah Corona yang kita hadapi sekarang.

Ilustrasi Black Death berdasarkan lukisan "The Plague of Florence in 1348, as described in Boccaccio's Wellcome"
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Black Death berdasarkan lukisan "The Plague of Florence in 1348, as described in Boccaccio's Wellcome"
ADVERTISEMENT
Akhir Desember 2019, dunia dihebohkan dengan kemunculan virus baru, yakni virus Corona (Mahkota dalam bahasa latin), yang diberi nama ilmiah “COVID-19” oleh WHO, dikarenakan WHO mencari nama ilmiah yang tidak merujuk kepada kelompok demografis, lokasi geografis, atau hewan dan individu tertentu.
ADVERTISEMENT
Virus baru ini mengundang kepanikan di seluruh penjuru dunia, namun apa jadinya jika penyakit baru yang mewabah ini bukanlah disebabkan oleh virus Corona?, melainkan sejenis penyakit lawas yang pernah membinasakan hampir separuh penduduk bumi, apakah wabah penyakit seperti itu benar benar ada?
Jawabannya ada, wabah ini diberi nama “Black death” atau “Wabah hitam”, dinamakan demikian karena penderitanya akan mengalami kematian jaringan pada ujung jari tangan, kaki ataupun hidung yang membuat warnanya menghitam.
Wabah ini bermula pada Oktober, 1347 ketika 12 kapal dagang berlabuh di pelabuhan Sicilian (Port of Messina) di Italia, setiap orang yang mendekati kapal tiba tiba dihadapkan oleh pemandangan yang mengerikan, hampir semua kru kapal yang ada ditemukan dalam keadaan meninggal atau sekarat, kulit mereka dipenuhi oleh bisul bisul menghitam yang mengeluarkan nanah dan darah, karena ketakutan pihak yang berwenang menuntut agar kapal kapal tersebut segera pergi, namun terlambat, walau kapal kapal tadi sudah pergi wabah hitam sudah lebih dulu memasuki Eropa.
ADVERTISEMENT
Penyakit ganas yang menimbulkan wabah paling mengerikan di sepanjang sejarah ini mulai menginvasi Eropa. Bahkan sebelum kapal kapal dagang tersebut berlabuh di Italia, rumor tentang penyakit ganas ini sudah mulai tersebar dari orang orang di berbagai penjuru dunia lain, yakni Tiongkok, India, Persia, Mesir dan Siria. Namun belum ada yang benar benar mengetahui secara pasti penyebabnya, dan setelah ditelusuri lebih lanjut, penyebaran penyakit ini seperti mengikuti rute perdagangan global kala itu.
Di awal kemunculanya, wabah penyakit ini memang tak terhentikan, awalnya penderita akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa area tubuh yang lama kelamaan akan menghitam dan bernanah, biasanya juga disusul dengan gejala tambahan seperti demam, meriang, diare dan sebagainya, dan hampir di setiap kasusnya selalu berujung pada kematian.
ADVERTISEMENT
Penyebaran penyakit ini pun sangatlah cepat, penyakit ini dapat menular melewati pakaian orang yang terinfeksi, bahkan udara melalui bersin dan batuk, hal ini yang menyebabkan populasi manusia yang berada di kota kota besar di Eropa saat itu yang paling merasakan dampaknya, sementara itu populasi yang tinggal di pulau pulau terpencil yang jauh dari keramaian dapat hidup bebas tanpa wabah.
Ada sekitar 200 juta orang yang meninggal pada masa pandemi tersebut, dan saat itu penduduk Bumi hanya berjumlah sekitar 500 juta orang, yang berarti sekitar 60% dari populasi Eropa lenyap seketika hanya dalam kurun waktu 5 tahun (1347-1351). Pandemi ini menyebabkan kekacauan global yang luar biasa, kerusuhan terjadi di mana mana, yang menyebabkan orang orang saling membunuh dan meng‘kambinghitamkan’ kaum kaum minoritas yang mereka anggap sebagai sumber dari penyakit (terutama kaum Yahudi).
ADVERTISEMENT
Orang orang mulai membiarkan mayat bergelimpangan di jalanan, karena sedikitnya manusia hidup yang tersisa untuk dapat mengurus mayat, kota kota besar secara perlahan ditinggalkan dan hanya menyisakan mayat mayat, yang seiring waktu berlalu berubah menjadi “kota hantu”. Ekonomi dunia terpuruk dan butuh waktu hampir seabad untuk memulihkan kembali perekonomian dan populasi manusia yang saat itu sangat sedikit, karena saking banyaknya korban jiwa, bahkan binatang binatang ternak sekalipun.
Dan sekarang kita kembali lagi ke pertanyaan di awal tadi, apa jadinya jika penyakit lawas mengerikan ini tiba tiba mewabah kembali di 2020?
Jawabanya bisa saja berbeda beda, tergantung dari siapa yang anda tanyakan dan sejauh mana kemampuan pemikiran mereka dalam berspekulasi ekstrem, tetapi menurut saya sendiri sebagai penulis, jikalau wabah hitam terjadi kembali maka kemungkinan besar efeknya tidak akan separah yang pernah terjadi berabad abad silam, mengapa begitu?
ADVERTISEMENT
Sekarang mari kita ulas sekilas apa yang menjadi asal muasal dari penyakit ini, dan apa sebenarnya penyakit ini, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, yang menghasilkan penyakit Pes getah bening atau Bubonic plague, bakteri ini menginfeksi kutu kutu yang bersemayam di badan tikus sebagai inangnya, bakteri ini juga diduga muncul pertama kali di Asia tengah.
Seperti yang saya tuliskan di atas tadi penyakit selalu mewabah sesuai dengan jalur dagang, hal ini ini disebabkan karena banyaknya tikus yang membawa kutu kutu terinfeksi tersebut masuk dan tinggal di kapal kapal dagang selama perjalanan dagang, dan menyebarkan penyakit di setiap kota yang disinggahinya, begitulah pola penyakit tersebut bermigrasi, namun mengapa kemunculan wabah ini tidak cepat ditindak?
ADVERTISEMENT
Karena memang saat itu pada tahun 1300an pengetahuan dan sains belum terlalu berkembang, dan orang orang masih belum paham tentang penyebab maupun cara transmisi penyakit ini, sehingga tidak memungkinkan untuk menemukan obatnya, praktik praktik pengobatan sesat pun banyak terjadi karena kurangnya edukasi masyarakat pada saat itu, ditambah lagi imunitas tubuh warga Eropa pada saat itu sedang lemah, karena pada saat yang bersamaan ada wabah lain dan penyakit tambahan yang menyerang yakni Anthrax (wabah sapi gila).
Jikalau wabah hitam kembali terjadi pada 2020 ini, mungkin tenaga medis kita akan lebih siap, karena seiring waktu orang orang sudah mulai berkembang, dunia sudah mengenal vaksin dan antibiotik untuk menangkal penyakit, pengobatan sudah lebih manjur dan dunia kedokteran sudah lebih maju, ditambah lagi di zaman sekarang kita mempunyai teknologi yang lebih mutakhir, namun apakah itu dapat menjamin bahwa tidak akan terjadi pandemi lagi di masa mendatang?
ADVERTISEMENT
Tidak juga, buktinya pandemi Corona yang kita alami sekarang, cukup membuat histeris bukan?, namun jikalau benar peradaban kita sudah lebih maju dan dapat mengantisipasi wabah yang lebih ganas seperti wabah hitam, mengapa kita malah bertekuk lutut dihadapan Corona? Apakah karena Corona lebih ganas?
Jikalau kita melihat dari efek yang dihasilkan oleh dua penyakit ini, maka dapat dipastikan kalau wabah hitam jauh lebih mengerikan ditambah lagi tingkat mortalitasnya yang tinggi dapat membunuh dalam hitungan beberapa hari saja, tetapi tunggu dulu, wabah hitam disebabkan oleh bakteri penyebab Pes sedangkan Corona disebabkan oleh virus.
Walaupun penyebaranya sama sama pesat, bakteri lebih mudah untuk disembuhkan, ini yang menyebabkan penyakit Pes kalah “eksis” dari penyakit lainya, buktinya di zaman sekarang ini kita jarang mendengar kasus tentang penyakit Pes, Corona sendiri disebakan oleh virus yang sifatnya lebih musiman dan lebih umum namun bisa berdampak ke penyakit parah seperti Pneunomia, buktinya disetiap tahun banyak orang yang meninggal dikarenakan flu biasa (Influenza) karena saking umum dan dianggap sepelenya beberapa jenis virus.
ADVERTISEMENT