Konten dari Pengguna

Memahami Nilai Karakter Gotong Royong

Rohmatulloh
Bergiat di Komunitas Sekolah Sadar Energi
19 Mei 2020 8:03 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rohmatulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gotong royong dari sampul buku pelajaran (Dok. pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gotong royong dari sampul buku pelajaran (Dok. pribadi)
ADVERTISEMENT
Pengertian umum gotong royong merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bekerja bersama-sama, tolong-menolong, bantu-membantu. Dalam buku Macapat dan Gotong Royong dijelaskan tentang budaya gotong royong yang telah ada dan tumbuh menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun lalu terutama di pedesaan.
ADVERTISEMENT
Terminologi gotong royong di setiap daerah memiliki penyebutan yang berbeda-beda. Ada lebih dari seratus terminologi dari seluruh nusantara. Tapi intinya adalah gotong royong atau bekerja sama (cooperation atau collaboration). Nah, dari penjelasan singkat ini kiranya ada gambaran kenapa terminologi yang digunakan gotong royong. Karena memiliki sejarah yang sudah cukup lama hidup di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Ada satu contoh penerapan gotong royong di masyarakat pedesaan Jakarta dalam buku Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, seperti tolong menolong atau nyambat dalam penggarapan kebun dan perikanan, pembangunan rumah seseorang anggota masyarakat yang membutuhkan tenaga orang banyak seperti pada saat menaikkan genteng, ikut serta dalam pengurusan jenazah, pengajian pada saat ada anggota masyarakat yang akan menunaikan ibadah haji, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Ini menunjukkan bahwa budaya gotong royong menjadi penting untuk ditanamkan kepada anak sejak dini. Walaupun untuk konteks saat ini tantangannya cukup berat tidak seperti dahulu karena pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan masyarakat semakin berorientasi kepada hal-hal yang bersifat materialistis dan individualistis. Tapi, lagi-lagi ini harus dilihat sebagai sebuah tantangan bagi orang tua sebagai guru.
Kembali kepada pembahasan nilai karakter gotong royong seperti dijelaskan dalam buku Konsep dan Pedoman PPK, memiliki beberapa subnilai, yaitu menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Penerapan nilai karakter gotong royong pada anak dalam masa belajar di rumah tentu banyak sekali yang bisa dilakukan. Misalnya melibatkan anak dan seluruh anggota keluarga untuk bekerja sama mencuci dan menjemur baju, mencuci piring, dan melibatkan dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan bertanam sesuai hobi anak, dan lainnya. Artinya banyak sekali kegiatannya. Memang pada saat melibatkan anak untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah pasti hasilnya menjadi berantakan tidak sesuai harapan karena orang tua mempunyai standar yang sempurna dibandingkan anak yang baru belajar.
ADVERTISEMENT
Namun, pelajaran yang penting dapat diambil bagi orang tua sebagai guru di rumah, yakni telah mampu membiasakan bergotong royong atau berkolaborasi dengan anak dalam lingkup rumah tangga. Jika ini sudah terbiasa dan dapat berjalan dengan baik, selanjutnya penanaman nilai karakter ini dapat ditarik lagi ke dalam lingkup yang lebih luas di masyarakat khususnya di lingkungan Rukun Tetangga (RT). Misalnya dengan melibatkan anak untuk menjalin persahabatan dan tolong menolong dengan sesama teman-temanya tanpa memandang dari latar belakang suku, agama, dan status sosial lainnya. Selanjutnya dapat dilibatkan pada kegiatan di lingkungan RT sesuai kemampuan dan hobi anak.
Dalam momentum pandemi Covid-19 dan ramadhan sebagai bulan penuh berkah, penanaman nilai karakter gotong royong dapat dikaitkan dengan mengajak untuk berbagi membuat bingkisan sederhana atau paket berbuka puasa (takjil) yang melibatkan anak mulai dari penyiapan hingga distribusinya. Banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan tentunya. Wallahua'lam.
ADVERTISEMENT