Konten dari Pengguna

Membuat Tulisan Populer Tidak Sulit

Rohmatulloh
Bergiat di Komunitas Sekolah Sadar Energi
10 Maret 2021 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rohmatulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menulis <a href='https://www.freepik.com/photos/business'>Business photo created by freepik - www.freepik.com</a>
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menulis <a href='https://www.freepik.com/photos/business'>Business photo created by freepik - www.freepik.com</a>
ADVERTISEMENT
Menulis populer itu sulit. Pernyataan ini terlontar dari beberapa peserta yang mengikuti penulisan karya tulis ilmiah populer. Padahal, membuat tulisan populer tidak sulit jika mengetahui tekniknya. Datanya pun dapat memanfaatkan dari data tulisan ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, tulisan akademis dan teknis dapat dibaca juga secara luas sehingga tidak hanya memberikan manfaat secara eksklusif untuk komunitas ilmiah tertentu saja. Penulis menyajikan juga menjadi tulisan populer sebagai jembatan yang menghubungkan kedua kelompok masyarakat professional dan umum atau awam.
Data Garuda (Garba Rujukan Digital, 23/02/2021) Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, gairah menulis artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nampaknya bukan semakin surut. Tetapi, justru trennya semakin meningkat setiap tahun sejak 2010-2019. Pada 2019, jumlahnya mencapai 197.893 artikel yang dipublikasikan pada semua jurnal nasional. Termasuk 48.977 yang tulisannya dimuat pada jurnal terakreditasi yang terindeks Sinta.
Belum lagi artikel yang dipublikasikan di tingkat internasional terindeks Scopus yang jumlahnya mencapai 44.466 pada 2019 (Science and Technology Index, 23/02/2021). Sudah tentu mutu artikelnya pun harusnya lebih baik dari pada yang dipublikasikan di jurnal nasional.
ADVERTISEMENT
Banyaknya artikel ilmiah yang ditulis dan dipublikasikan pada jurnal ilmiah setiap tahun menunjukkan adanya kesadaran untuk berbagi ilmu dari hasil penelitiannya. Di samping itu, ada juga dorongan lainnya untuk memenuhi persyaratan administrasi jabatan untuk pengumpulan angka kredit, seperti widyaiswara, peneliti, perencana, pranata hubungan masyarakat, dan jabatan fungsional lainnya.
Jika ada beberapa persen saja yang disajikan dalam bentuk populer akan memberikan banyak manfaat bagi banyak pembaca. Apalagi, penulisnya memang benar-benar menguasai keilmuan di bidangnya sehingga dapat memberikan pencerahan banyak orang. Memang, untuk mengubah dari tulisan yang bersifat akademis-teknis menjadi tulisan dengan bahasa yang mudah dipahami memerlukan keterampilan mengonversinya menjadi format populer, lugas, dan luwes atau tidak kaku dalam penyampaiannya.
ADVERTISEMENT
Beberapa hal yang mesti diperhatikan. Pertama, mengubah cara pandang. Hal ini perlu dilakukan di awal agar penulisnya bisa lepas sebebas-bebasnya dari pandangan kakunya dalam menulis artikel ilmiah jurnal yang sudah mapan strukturnya, IMRaD (Introduction, Methods, Research and Discussion).
Dalam penulisan populer tidak ada ketentuan baku seperti penulisan artikel jurnal. Format baku ini jika akan dituliskan dalam tulisan populer maka tidak perlu dimasukkan semua. Tetapi, hanya diambil kesimpulannya saja sebagai klaim atau pernyataan tesis kita.
Klaim yang sudah dirumuskan, perlu didukung data yang dapat diambil dari artikel jurnal dan ditempatkan di bagian isi serta dinarasikan dalam beberapa paragraf. Tetapi, data tersebut tidak diambil secara apa adanya dan istilah teknisnya dijelaskan agar dapat dipahami dengan tetap mempertahankan substansinya.
ADVERTISEMENT
Kedua, mengaitkannya dengan topik atau isu kontemporer yang sedang ramai dibicarakan. Misalnya, isu PLTS rooftop, energi ramah lingkungan (green energy), mitigasi bencana geologi, dan lainnya yang tentunya dikaitkan dengan keilmuan dan teknis yang dimiliki penulisnya. Topik ini akan tren terus jika melihat kondisi hari ini di mana isu lingkungan hidup menjadi isu global, nasional, dan lokal yang sedang dikampanyekan dalam rangka pemuliaan lingkungan hidup. Bencana pun sering terjadi di mana-mana yang disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri sebagai penyebabnya.
Dua ini penting. Namun, yang lebih penting lagi pada saat menulis populer, sejatinya diniatkan bahwa menulis itu untuk berbagi kebaikan atas ilmu yang dimiliki kepada masyarakat secara luas. Wallahua’lam.