Menanamkan Karakter dengan Olagraga di akhir Pekan

Rohmatulloh
Bergiat di Komunitas Sekolah Sadar Energi
Konten dari Pengguna
7 Juni 2020 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rohmatulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa belajar sekolah di rumah yang perlu dipahami orangtua sebagai guru tidak mengenal waktu seperti di sekolah atau madrasah yang terjadwal jam pelajarannya dari senin sampai dengan jumat. Di rumah, setiap saat adalah hari belajar, namun pembelajarannya tidak melulu dengan duduk di atas meja dan membaca buku apalagi di depan gawai (smartphone), televisi, dan komputer. Akhir pekan ini misalnya, orangtua dapat mengajak anak belajar untuk menanamkan nilai karakter Penguatan Pendidikan Karakter dengan berolahraga sepeda atau jalan kaki pagi hari.
ADVERTISEMENT
Bersepeda keliling lingkungan sekitar lingkungan rumah tinggal menjadi pilihan yang dapat dilakukan orangtua pada anak. Sudah tentu bersepeda akan menggerakan seluruh fisik anak agar sehat dan dapat mengurangi perilaku malas gerak (mager) akibat keasyikan belajar di rumah terus. Namun demikian, bersepedanya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Biasanya sepanjang jalan banyak sekali kegiatan ikutan lainnya yang mucul tiba-tiba sampai pada hal-hal yang memang di luar tujuan utama berolahraga sepeda. Sampai rumput di jalan pun ditanyakan dan dipetik dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Bukan masalah rumput yang menurut kita sebagai orangtua sebagai tanaman liar yang tidak memiliki nilai, tetapi bagi anak rumput itu ternyata memiliki nilai yang tinggi menurut perspektifnya.
Biarkan saja apa yang akan dilakukan anak sampai di rumah dari hasil oleh-olehnya bersepada. Yang jelas, tujuan bersepeda sudah tercapai untuk menggerakan fisik (psikomotor) agar tidak terlalu jenuh selama masa pandemi covid-19 ini yang banyak melakukan kegiatan di rumah.
ADVERTISEMENT
Sampai di rumah ternyata rumput dirapikan dan dimasukan ke dalam wadah botol persis seperti tanaman hias yang bernilai tinggi. Ini artinya, anak sudah tertanam karakter kreatif yang merupakan salah satu subnilai dari nilai karakter mandiri. Di samping itu juga, kegiatan ini dapat dimasukan nilai karakter mencintai lingkungan hidup sebagai perwujudan nilai karaketr religius.
Dengan demikian segala sesuatu yang ada di lingkungan kita menjadi sumber belajar bagi anak. Tidak perlu yang mahal-mahal menyediakan sumber belajar bagi anak seperti dipahami banyak orang. Jika tidak ada sepeda dapat dilakukan dengan jalan kaki yang substansinya juga memiliki tujuan yang sama untuk menggerakan fisik anak agar sehat dan kuat, di samping dapat menanamkan nilai karakter lainnya yang tidak kalah pentingnya dari tujuan utama berolahraga sepedahan maupun dengan berjalan kaki. Wallahua'lam.
ADVERTISEMENT