Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Generasi Milenial dan Gen-Z: Penentu Sejarah dalam Pemilu 2024 Indonesia
7 Oktober 2023 13:21 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Rolip Saptamaji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penting untuk memahami dinamika antar-generasi ini mengingat tantangan-tantangan masa depan yang beragam dan jauh berbeda dari isu-isu yang dihadapi generasi sebelumnya. Dalam dua dekade terakhir, kaum Milenial dan Generasi Z telah menghadapi berbagai disrupsi yang membentuk pandangan dunia dan prioritas mereka secara unik. Pengalaman ini membentuk pemahaman mereka yang berbeda tentang peran negara dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya.
Siapa Sebenarnya Milenial dan Generasi Z di Indonesia?
Mungkin kita sering mendengar istilah Milenial dan Generasi Z tanpa benar-benar memahami maknanya. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan perilaku dan karakteristik kelompok-kelompok berdasarkan usia. Awalnya, istilah ini muncul dari teori generasi yang diajukan oleh Karl Mannheim dalam esainya yang berjudul "The Problem of Generation" pada tahun 1923. Teori ini mengatakan bahwa manusia yang melewati masa sosio-sejarah yang sama akan membentuk karakter yang serupa, meskipun mereka bisa saja berasal dari latar belakang yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari teori ini, para sosiolog di Amerika Serikat mengkategorikan manusia menjadi beberapa generasi, termasuk Generasi Baby Boomer, Generasi X, Generasi Y (alias Milenial), dan Generasi Z. Di Indonesia, terminologi ini disesuaikan dengan realitas lokal, menggolongkan generasi Baby Boomer I & II ke dalam satu kelompok dan menyebutnya sebagai Generasi Pre-Boomer. Meskipun secara konseptual, tidak semua individu dalam kelompok usia yang sama memiliki pandangan yang identik, demografi ini sering digunakan oleh analis politik sebagai dasar untuk memahami perilaku pemilih dalam pemilu 2024 mendatang.
Menghadapi Tantangan Masa Depan dengan Perspektif Baru
Penting untuk diakui bahwa Milenial dan Generasi Z telah tumbuh dalam dunia yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka menghadapi tantangan yang unik, termasuk disrupsi teknologi, perubahan iklim, dan perubahan sosial yang memengaruhi cara mereka melihat dunia. Oleh karena itu, ketika mereka mendekati pemilu 2024, prioritas mereka dalam memilih pemimpin dan menilai arah negara akan didasarkan pada pengalaman dan perspektif yang unik ini.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi pemilu yang mendatang, penting bagi para pemimpin politik untuk memahami dan merespons kebutuhan serta aspirasi generasi Milenial dan Generasi Z. Memahami perubahan-perubahan ini akan memberi kesempatan bagi pemimpin yang mampu menggambarkan visi dan rencana aksi yang relevan dengan dunia yang mereka kenal. Hanya dengan merangkul perspektif-perspektif ini, Indonesia bisa melangkah maju dengan cara yang sesuai dengan harapan dan nilai-nilai generasi Milenial dan Generasi Z, yang pada akhirnya akan membentuk masa depan bangsa yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Kecemasan dan Harapan Generasi Milenial dan Z
Generasi Milenial dan Z di Indonesia memiliki kecemasan yang mendalam mengenai masa depan mereka. Disrupsi teknologi, ketidakpastian ekonomi, dan perubahan iklim adalah tantangan-tantangan besar yang mereka hadapi. Mereka merasa cemas terkait dengan ketidaksetaraan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan juga sistem politik yang terkadang terasa jauh dari kebutuhan rakyat. Namun, di tengah kecemasan tersebut, terdapat harapan yang kuat. Generasi ini merupakan kaum yang berpendidikan tinggi, penuh semangat, dan ingin membuat perubahan positif dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Melihat ke depan, adalah penting bagi pemimpin dan pembuat kebijakan untuk mendengarkan dan merespons kekhawatiran serta aspirasi mereka dengan serius. Pemilu 2024 adalah kesempatan bagi generasi-generasi ini untuk berpartisipasi aktif dalam membentuk masa depan negara. Oleh karena itu, kita perlu menciptakan lingkungan politik yang inklusif, di mana suara mereka didengar dan dihargai. Pendidikan yang membangun kritisitas, kesadaran lingkungan, dan kepemimpinan harus didorong. Lebih dari itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil harus diperkuat untuk menciptakan peluang ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan mendengarkan dan memberdayakan generasi Milenial dan Z, Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih adil, berkelanjutan, dan sesuai dengan aspirasi semua warganya.