Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mungkin Thanos Benar! Overpopulasi Sumber Masalah
4 Mei 2018 15:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Rolip Saptamaji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Udah nonton Avangers Infinity Wars? Kalo belum, tenang aja disini gak ada spoiler kok. Tapi buat yang udah dan kurang perhatian sama Thanos si Raksasa ungu berdagu keriput, tulisan ini layak dibaca.

Setelah nonton Avangers infinity wars ada hal yang mengganggu pikiran, soal argumentasi Thanos tentang overpopulasi semesta. Argumen ini ga main-main, disini mungkin nilai brilian pengolahan kompleksitas karakter Marvel yang harus dianggap serius. Thanos bukan sekedar penjahat (villain), ambisinya mengumpulkan infinity stone bukan tanpa alasan, ada motivasi besar yang filosofis dibaliknya dan tidak semudah berargumen siapa yang salah dan siapa yang benar.
ADVERTISEMENT
Thanos ingin menyelamatkan alam semesta dari kehancuran dengan menghapuskan (membantai) 50% populasi alam semesta dan dipilih secara acak karena alam semesta ini memiliki sumber daya terbatas sementara populasi terus bertambah sehingga akan mengakibatkan kehancuran. Maka dengan dihapusnya setengah populasi, setengah lainnya akan selamat dan sejahtera memaksimalkan sumber daya alam semesta. Wow! argumentasi ini kuat! sejenak jadi ragu, mungkin saja Thanos benar, segala krisis yang kita hadapi berakar dari masalah yang sama dengan Semesta Marvel (Marvel Universe), ya, Overpopulasi.
Overpopulasi sumber masalah?
Jangan kejauhan mikirin alam semesta, di Indonesia saja Overpopulasi udah dituduh jadi sumber masalah. Overpopulasi di dunia juga dianggap menjadi penyebab utama terjadinya kemacetan, polusi, pengangguran, kriminalitas, akses air bersih dan kepunahan biota alam. Oleh karena itu tidak sedikit orang yang yang melihat overpopulasi sebagai penyakit yang harus disembuhkan. Dalam studi planologi sebuah kota memiliki daya tampung populasi maksimum tertentu, secara kewilayahan dan daya dukung sumber daya alam seperti ketersediaan air bersih dan makanan. Dalam studi demografi dan politik juga dikenal pengendalian populasi, seperti kampanye Orde Baru tentang keluarga berencana dengan tagline "dua anak cukup" yang membatasi jumlah anggota keluarga dan berjuang melawan tagline tradisional "banyak anak banyak rejeki".
ADVERTISEMENT
Semenjak revolusi industri abad ke 17, populasi manusia memang bertambah secara drastis (seperti terlihat pada tabel dibawah). Sementara, eksplotasi alam yang berlebihan atas nama mendukung keberlangsungan populasi manusia juga menghasilkan banyak kerusakan seperti mencairnya es di kutub utara, lubang pada lapisan ozon, dan limbah plastik di lautan. Inilah akar pemikiran Thanos yang menganggap overpopulasi sebagai sumber masalah, sehingga genosida merupakan jalan pintas untuk menyelesaikannya, demi kebaikan semesta.

Siapa dibalik Thanos?
Pandangan overpopulasi sebagai sumber masalah bukan cuma milik Thanos, hanya saja dengan Infinity Gauntlet, Thanos jadi spesial karena jangkauannya jadi alam semesta. Ingat dengan tokoh Ra's A Ghul dalam The Dark Knight, dia juga punya pemikiran yang sama dengan Thanos, hanya saja jangkauannya baru sampai Kota Gotham. Selain itu, novel berjudul "Inferno" karya Dan Brown juga membahas persoalan yang sama, dalam hal ini rokoh antagonisnya menciptakan wabah untuk membinasakan separuh populasi dunia. Heran kan? kenapa mereka punya asumsi yang serupa? darimana asalnya asumsi overpopulasi dan keterbatasan sumberdaya?
ADVERTISEMENT
Rupanya semua berawal dari sebuah dokumen klasik berjudul "An Essay on The Principle of Population" seorang ekonomis Inggris yang super pesimis bernama Thomas Robert Malthus yang dipublikasikan pada tahun 1789. Dalam essay ini Malthus memperingatkan bahwa jika populasi global terus bertambah lebih cepat dari ketersediaan pangan maka dunia akan binasa. Seratusan tahun berikutnya, Paul Elrich menulis buku berjudul "The Population Bomb" (1968) yang meluaskan ramalan Malthus tentang bencana overpopulasi. Tapi persoalannya benarkah overpopulasi sumber masalah? kalau begitu, Thanos benar dan dan Avangers cuma segerombolan humanis yang moralis membela kebobrokan dunia tanpa mengetahui akar masalah sebenarnya.
Membela Avengers
Sayangnya tokoh Vision yang bisa dibilang tokoh intelektual (karena punya Mind Stone) dalam Avengers tidak mampu melawan argumen Thanos, malah sesekali ingin mengikuti argumen Thanos. Argumentasi Thanos mengandung banyak sisi problematis karena dia memandang populasi sebagai perhitungan yang statis sementara manusia sangatlah dinamis. Thanos melupakan variabel-variabel seperti perang, pertumbuhan teknologi dan sistem politik/sosial yang memungkinkan pemerataan dan konservasi sumberdaya tanpa genosida.
ADVERTISEMENT
Seperti kata Mahatma Gandhi "Dunia mampu mencukupi kebutuhan semua orang, tapi tidak bisa memenuhi kerakusannya ", permasalahan sebenarnya tidak terletak pada overpopulasi, tapi pada overkonsumsi. Eksploitasi sumber daya alam terjadi untuk memuaskan sebagian kecil populasi (elit) sementara sebagian besar lainnya tetap berebut karena keterbatasan akses. Keterbatasan pangan dan kualitas hidup pun terjadi bukan karena overpopulasi tapi karena dominasi elit terhadap alat produksi dan akses distribusi atas nama akumulasi. Populasi lebih membutuhkan redistribusi sumber daya (alat produksi, pengetahuan dan akses distribusi), karena genosida tidak akan memperbaiki kondisi kesenjangan sosial-ekonomi.
Semoga saja Thanos di Universe lain tidak cuma baca Malthus. Semoga saja Thor dan T'Challa mau berbagi argumen tentang bagaimana membangun dunia yang lebih berkeadilan seperti Asgard dan Wakanda. Semoga saja Vision menggunakan Mind Stone untuk berpikir hal yang lebih makro ketimbang sayang-sayangan doang sama Scarlett Witch.
ADVERTISEMENT