Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
8 Ramadhan 1446 HSabtu, 08 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Perkembangan Teknologi Informasi Apakah Mendorong Masyarakat Lebih Konsumtif?
18 Oktober 2024 14:39 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Romadhona Diah M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi informasi sangat membantu dalam banyak hal. Hal ini terbukti saat dunia mengalami krisis kesehatan global pada awal tahun 2020 akibat covit 19. Pada saat itu kehidupan bersosialisasi seakan terhenti. Pembatasan bersosial secara langsung menyebabkan perubahan besar di berbagai sektor. Salah satunya berhentinya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Mengantisipasi putusnya penyebaran virus tersebut, Peranan teknologi digital sangat dibutuhkan demi keberlanjutan kegiatan belajar mengajar. Melalui pembelajaran daring baik dengan menggunakan media tatap muka online, penyimpanan tugas-tugas pada GCR atau LMS, penyampaian materi melalui video dll. Teknologi informasi hadir sebagai pahlawan yang dapat mengatasi kondisi krisis kesehatan global yang mana pertemuan tatap muka offline tidak bisa dilaksanakan.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi informasi telah memberikan banyak dampak positif pada berbagai aspek kehidupan seperti memudahkan pekerjaan manusia diantaranya dunia pendidikan. Selain membantu kegiatan belajar mengajar, teknologi informasi juga sangat membantu dalam hal administrasi sekolah, membuka peluang berbisnis jarak jauh, menginspirasi bagi pedagang yang tinggal di pelosok daerah untuk dapat menjual dagangan khas daerahnya ke perkotaan atau daerah lain dengan harga bersaing.
Internet telah mendekatkan hal hal yang jauh. Dunia serasa dalam genggaman tangan. Dengan memainkan jari jemari pada perangkat komunikasi, maka kita dapat berkomunikasi dengan siapa saja yang kita kehendaki, membuka jendela dunia, mengetahui banyak hal yang terjadi di belahan dunia sana hanya dengan menggenggam perangkat yang kita miliki.
ADVERTISEMENT
Ada banyak hal dampak positif dari perkembangan teknologi informasi selain memudahkan dalam dunia pendidikan, juga memudahkan dalam berbelanja, memudahkan kita melakukan transaksi yang sebelumnya dilakukan dengan konvensional yaitu dengan datang ke suatu tempat menempuh jarak dan memakan waktu. Namun dengan adanya teknologi informasi hal ini dapat dilakukan di mana saja tanpa harus memakan waktu dan jarak. Sambil duduk, tiduran pun kita bisa melakukan transaksi jual beli, membayar administrasi sekolah, dan lain-lain.
Berbelanja dengan memanfaatkan akses internet sangat digemari kalangan masa kini. Karena akses internet telah memangkas waktu, jarak dan biaya. Otomatis menghemat pengeluaran jika dibandingkan dengan aktivitas belanja yang dilakukan secara konvensional.
Mudahnya mencari, memilih produk dan mendapat informasi tanpa batas, maraknya iklan dengan harga yang bersaing , karena tanpa biaya transport, gratis ongkos kirim, diskon, tersedianya banyak pilihan dengan tampilan produknya di etalase virtual telah memudahkan kita dalam melakukan kegiatan berbelanja untuk memenuhi kebutuhan.
Perkembangan teknologi informasi selain membawa dampak positif, dapat pula berdampak negatif bagi penggunanya jika menggunakannya secara tidak bijak. Bagaikan pisau bermata 2, jika digunakan secara tidak bijak maka internet dapat mengubah perilaku seseorang menjadi negatif, seseorang bisa menjadi egois, malas bermasyarakat dengan lingkungan sekitar, malas berpikir atau berkreasi karena banyaknya kemudahan-kemudahan yang didapatkan secara instan.
ADVERTISEMENT
Apakah Teknologi informasi dapat pula merubah perilaku seseorang yang awalnya tidak konsumtif menjadi konsumtif? Sepintas kita akan berpikir dan mengatakan ya. Namun jika mengartikan konsumtif yang konotasinya cenderung negatif, maka kita akan berpikir ulang apakah kita termasuk orang yang konsumtif atau tidak.
Konsumtif yang berasal dari kata konsumsi yang artinya kurang lebih mengkonsumsi barang atau jasa. Jika kita membeli barang dengan berlebihan tanpa memperhitungkan pengeluaran yang melebihi pemasukan, membelinya secara emosional tidak berdasarkan apa yang kita butuhkan sehingga barang yang dibeli menumpuk hanya menjadi koleksi belaka dan memenuhi ruangan, membeli dengan alasan mengikuti trend supaya tidak ketinggalan gaya dalam komunitasnya maka kita dapat dikatakan konsumtif.
Berikut pengakuan dari beberapa teman teman yang merasa dirinya menjadi berubah konsumtif akibat dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi.
ADVERTISEMENT
Belanja sesuai kebutuhan namun terkadang iklan yang disuguhkan merupakan inovasi inovasi baru yang menarik dan lucu sehingga akhirnya tergiur membelinya walaupun barang tersebut tidak dibutuhkan dan akhirnya barang yang sudah sampai rumah tidak dipakai dan menjadi penghuni pojok ruangan. ( Ami, wawancara, 27 September 2024)
Pendapat lain mengatakan hal itu kembali ke pribadinya dan kondisi masing-masing. Walaupun akses berbelanja lebih mudah namun perkembangan teknologi tidak merubah perilakunya menjadi konsumtif dikarenakan tidak sreg jika belanja tidak melihat langsung barangnya, kondisi keuangan yang hanya cukup membeli barang sesuai kebutuhan sehingga seseorang dapat mengendalikan perilakunya untuk tidak konsumtif. ( Endang, wawancara, 27 September 2024)
Pendapat salah satu kalangan Gen Z tuan rumah di jamannya teknologi digital mengatakan bahwa dirinya mengaku lebih konsumtif. Karena apa saja mudah diakses, banyaknya konten mukbang, iklan kuliner membuatnya lebih sering ngumpul bersama teman-temannya. Namun disisi lain banyak yang berbelanja sesuai kebutuhannya, memilah-milah mana yang harus dibeli dan tidak. Kembali lagi ke pribadinya masing-masing. ( Vivah, wawancara, 27 September 2024)
ADVERTISEMENT
“Murah atau mahalnya tergantung kebutuhan. Jika membutuhkan barang tersebut maka sesuatu yang mahal saya anggap murah. Dengan belanja online, saya membeli barang lebih dari jumlah yang saya butuhkan karena jadi lebih murah jika membelinyalebih dari 1. Saya menjadi lebih konsumtif dalam berbelanja. Namun hal itu tidak berlangsung seterusnya.”( Allen, wawancara, 1 Oktober 2024)
“ Pada awal mempunyai salah satu aplikasi e-commerce, saya menjadi konsumtif karena aplikasi tersebut merupakan hiburan baru. Saya dapat cuci mata melihat- lihat barang dagangan yang berseliweran di media internet. Semula yang niatnya hanya cuci mata menjadi ingin membeli suatu barang yang tidak saya butuhkan karena tertarik dengan harga yang lebih murah, barang yang saya anggap lucu dan menarik. Namun seiring berjalannya waktu saya sudah terbiasa dan puas berselancar di aplikasi belanja online dan sekarang saya membeli sesuai kebutuhan selayaknya saya belanja di toko dunia nyata.” ( diri sendiri, 17 Oktober 2024)
ADVERTISEMENT
E- commerce telah memberikan kenyamanan dalam berbelanja sehingga kita bisa mendapatkan barang yang kita butuhkan dengan mudah, cepat dan murah. Setidaknya dengan perkembangan teknologi informasi telah memberikan pilihan berbelanja bagi yang tidak sempat, bagi tidak banyak memiliki waktu luang untuk datang langsung ke toko, bagi yang ingin membandingkan atau mengetahui harga barang, Kita hanya memainkan jari jemari di perangkat elektronik yang kita miliki tanpa harus ke luar rumah.
Namun penting untuk diingat bahwa perilaku konsumtif ini dapat kita kelola dengan baik. Edukasi tentang pengelolaan keuangan dan kesadaran akan kebutuhan versus keinginan dapat membantu kita untuk lebih bijak dalam berbelanja.