Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Eksistensi Kepemimpinan Perempuan di Indonesia sejak Dahulu
22 Juni 2023 15:20 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara yang masih dapat dikatakan menganut partriarkal. Hal ini pun menjadi tantangan bagi kepemimpinan perempuan. Dalam sistem yang didominasi oleh nilai-nilai patriarki, perempuan sering kali dihadapkan pada hambatan dan diskriminasi yang menghalangi akses mereka ke posisi kepemimpinan. Namun, meskipun harus menghadapi tantangan ini, perempuan telah muncul sebagai pemimpin yang kuat dan inspiratif dalam lingkungan yang patriarkis.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan perempuan dalam masyarakat masa kini telah mengalami perkembangan signifikan. Di banyak negara, termasuk beberapa yang sebelumnya memiliki tradisi patriarki yang kuat, perempuan sekarang memainkan peran yang semakin penting dalam kepemimpinan politik, bisnis, pendidikan, dan sektor-sektor lainnya yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pertama terkait dengan kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender telah meningkat di masyarakat sehingga perempuan dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi diri melalui pendidikan dan berpotensi untuk menjadi seorang pemimpin dalam ranah.
Kedua, perubahan sosial dan ekonomi telah menciptakan kebutuhan baru dalam kepemimpinan yang disebabkan oleh globalisasi dan perubahan dalam struktur keluarga telah mengubah tuntutan pada peran perempuan di masyarakat sehingga perempuan mampu untuk berpartisipasi lebih tinggi dan memiliki kesempatan untuk naik ke posisi pemimpin.
ADVERTISEMENT
Ketiga, inisiatif dan langkah-langkah kebijakan telah diterapkan di banyak negara untuk mendorong kehadiran perempuan dalam kepemimpinan melalui perkenalan kuota gender untuk memastikan representasi yang lebih seimbang dalam parlemen dan lembaga-lembaga politik lainnya dalam bentuk program mentoring dan pelatihan juga telah diperkenalkan untuk membantu perempuan mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.
Namun, jika membahas masa lampau, sebenarnya, kepemimpinan perempuan sudah dilakukan melalui pejuang perempuan yang melalui Ratu Kalinyamat pada Abad XVI. Ratu Kalinyamat sudah dikenal luas pada sejarah dinasti Demak. Gelar yang dimilikinya membuat dirinya menduduki posisi cukup tinggi dan menentukan. Gelar ratu tersebut didapatkan oleh Ratu Kalinyamat melalui ayahnya dan bukan dari suaminya yang hanya seorang yang bertingkat adipati. Selain itu, ia pun mendapatkan gelar tersebut karena ia telah menjadi penguasa Jepara.
ADVERTISEMENT
Abad XVI di Kasultanan Demak adanya kebiasaan pemberian gelar kepada para pangeran dan putri keturunan sultan agar memperoleh daerah yang bersangkutan pada kemudian hari. Kematian suaminya dan saudara laki-lakinya akhirnya membuat Kalinyamat bertapa untuk berfokus untuk membinasakan Arya Penangsang yang memiliki ambisi politik untuk merebut tahta kesultanan Demak.
Setelah berakhirnya peperangan melawan Jipang dengan terbunuhnya Arya Penangsang, Jepara mengalami perkembangan tersendiri melalui pembenahan pemerintahan dan ekonomi yang terbengkalai saat intrik politik berlangsung.
Ratu Kalinyamat berhasil memulihkan kembali perdagangan Jepara. Menurut berita Portugis, Ratu Kalinyamat merupakan tokoh penting di pantai utara Jawa Tengah dan Jawa Barat sejak pertengahan abad XIV (H.J De Graaf, 1986). Ratu Kalinyamat sangat dihormati sebagai kepala keluarga Kesultanan Demak. Ia menjadi pewaris dinasti Demak di wilayah pantai utara Jawa yang paling menonjol.
Kalinyamat pun berhasil memulihkan kekuatan armada Jepara. Selain itu, strategi pengembangan Jepara pun dikuatkan pada sektor perdagangan dan Angkatan laut dengan kerja sama dengan kerajaan maritim, seperti Johor, Maluku, Banten, dan Cirebon. Kalinyamat pun pernah bertempur melawan Portugis di Malaka melalui 200 kapal persekutuan Muslim, 40 kapal dari Jepara yang mengangkut 4.000 sampai 5.000 prajurit bersenjata (H.J De Graaf, 1987) meskipun harus kalah dalam pertempuran tersebut. Namun, hal tersebut tidak mematikan semangat perjuangan yang dilakukan oleh Kalinyamat.
ADVERTISEMENT
Kalinyamat pernah mengirimkan dua ekspedisi ke Malaka. Walaupun kalah, hal tersebut membuat orang-orang Portugis mengakui kebesarannya. Kalinyamat pun disebut sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica yang bermakna `Ratu Jepara, seseorang perempuan kaya dan berkuasa. Selain itu, Kalinyamat pun disebut sebagai De kranige dame yang bermakna `perempuan pemberani` . Kepemimpinan Kalinyamat pun dapat dilihat dari adanya luas wilayah pengaruhnya.
Ratu Kalinyamat merupakan sebuah gambaran eksistensi kepemimpinan perempuan yang sudah ada pada masa lampau dan diakui kualitas kepemimpinannya. Hal ini menjadi hal fondasi bahwa perempuan Indonesia dapat menjadi seorang pemimpin.
Kepemimpinan dan perempuan masa kini dapat dikatakan ada perkembangan positif, tetapi tetap masih ada tantangan. Bias gender yang terus berlanjut dan stereotip gender dapat mempengaruhi persepsi terhadap kepemimpinan perempuan. Wanita sering kali menghadapi hambatan dalam mengakses sumber daya dan peluang yang sama dengan pria. Selain itu, peran tradisional yang diharapkan dari perempuan dalam keluarga juga dapat menjadi hambatan bagi ambisi kepemimpinan mereka.
ADVERTISEMENT
Untuk mendorong perempuan dalam kepemimpinan, penting untuk terus mempromosikan kesadaran tentang kesetaraan gender dan menghilangkan hambatan-hambatan yang ada. Pendidikan dan pelatihan harus diutamakan untuk memberdayakan perempuan dengan keterampilan kepemimpinan yang diperlukan. Selain itu, penggunaan kuota gender dan kebijakan afirmatif dapat membantu menciptakan perubahan positif yang lebih cepat.
Selain itu, penting juga untuk perempuan yang sudah berada dalam posisi kepemimpinan untuk menjadi teladan dan mempromosikan inklusivitas dalam organisasi mereka. Dengan memperlihatkan keberhasilan mereka sendiri, mereka dapat membuktikan bahwa perempuan mampu memimpin dengan efektif dan memberikan kontribusi berharga dalam berbagai bidang.
Secara keseluruhan, kepemimpinan perempuan dalam masyarakat baik masa lampau dan masa kini dapat bereksistensi di masyarakat. Namun, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender yang lebih besar di bidang kepemimpinan. Dengan upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan individu, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung di mana perempuan memiliki kesempatan yang setara untuk menjadi pemimpin yang sukses.
ADVERTISEMENT