Fenomena Supermoon: antara Mitos, Doa, dan Harapan

Roma Kyo Kae Saniro
Dosen Universitas Andalas dan Peneliti Kajian Gender dan Feminisme
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2023 6:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: freepik.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada bulan Agustus 2023, seluruh dunia akan dapat menikmati fenonema bulan. Pada tanggal 1 Agustus 2023, seluruh dunia diwarnai dengan kemunculan supermoon.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, tidak hanya 1 Agustus saja, tetapi adanya blue moon yang akan diprediksi dapat terjadi pada akhir bulan Agustus 2023 ini. Supermoon dapat dikatakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan fenomena saat Bulan berada paling dekat dengan bumi selama periode orbitnya, membuatnya tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya jika dilihat dari permukaan bumi.
Fenomena ini terjadi karena orbit bulan berbentuk elips, tidak sempurna, sehingga jarak antara bulan dan bumi berubah dalam kurun waktu tertentu.
Bulan purnama, yang dikenal sebagai "Super Pink Moon", terbit di Ronda, Spanyol selatan, Selasa (27/4). Foto: Jon Nazca/REUTERS
Sebagai sebuah fenomena, supermoon adalah fenomena langit dengan bentuk bulan purnama yang bertepatan dengan jarak terdekatnya dengan bumi. Fenomena ini menunjukkan bahwa bulan sedikit lebih terang dan lebih dekat dari biasanya, meskipun perbedaannya sulit dilihat dengan mata telanjang.
ADVERTISEMENT
Dalam supermoon, bulan hanya berjarak 224.895 mil (sekitar 361.934 km) dari Bumi, dibandingkan dengan jarak rata-rata sekitar 238.000 mil (382.900 km). Selain itu, dapat dikatakan pula bahwa kemunculan fenomena supermoon ini karena adanya jarak rata-rata antara titik perigee dan titik apogee adalah 363.400 hingga 305.500 kilometer.
Informasi lain pun mengungkapkan bahwa 1 Agustus 2023 merupakan titik bulan berada pada jarak 375.530 kilometer dari bumi. Supermoon ini dapat meningkatkan luminositas bulan hingga 30%, yang merupakan peningkatan 14% pada piringan bulan jika dilihat dari Bumi. Namun, detail tersebut tidak dapat dilihat secara jelas dengan mata telanjang.
Fenomena supermoon pun tidak hanya dibahas secara ilmiah, tetapi juga secara mitos. Begitu pun di Indonesia, mitos-mitos supermoon muncul dan berkembang di masyarakat. Contoh mitos yang lahir ketika kemunculan fenomena tersebut adalah bahwa supermoon dapat menghancurkan bumi.
IlustrasI markas NASA. Foto: NASA
Hal ini terjadi karena bulan dianggap memiliki jarak paling dekat dengan bumi dan dalam berada pada fase penuh. Namun, hal ini telah ditentang oleh NASA karena supermoon merupakan sebuah fenomena normal.
ADVERTISEMENT
Lalu, mitos lainnya adalah supermoon membuat orang menjadi gila. Namun, hal ini berusaha ditolak oleh penelitian yang dilakukan dalam bidang psikologis bahwa supermoon tidak menjadikan seseorang menjadi gila atau penyakit mental lainnya.
Lalu, adanya mitos bahwa supermoon merupakan suatu penanda awal dari kiamat. Hal ini terjadi karena adanya fenomena gerhana supermoon tetrad, rangkaian empat gerhana bulan, sering dianggap sebagai tanda akhir zaman.
Tidak hanya itu, mitos lainnya adalah adanya alien penghuni bulan. Kemunculan mitos ini berdasarkan pada astronom Bavaria Franz von paula Gruithuisen mengaku bahwa ia melihat kota di bulan melalui teleskopnya pada tahun 1820-an. Hal tersebut pun didukung oleh pendapatnya yang mendukung bahwa alien tinggal di bulan.
Bulan purnama atau pink super moon muncul di belakang Menara Eiffel di Paris, Prancis, Selasa (27/4). Foto: Christian Hartmann/REUTERS
Di balik mitos-mitos yang agak menakutkan tersebut, supermoon pun dimaknai sebagai fenomena yang penuh dengan harapan. Pengharapan ini ditandai dengan adanya mitos bahwa supermoon mampu mengendalikan kesuburan karena berawal dari siklus menstruasi dan bulan yang sama panjangnya, sehingga waktu tersebut mampu untuk menentukan kehamilan perempuan. Hal ini didukung oleh teks astrologi kuno Asiria yang mengemukakan bahwa perempuan sedang subur selama fase-fase tertentu dari bulan.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, supermoon pun dikatakan merupakan waktu yang tepat dalam berdoa dan meminta harapan-harapan yang diinginkan oleh seseorang. Mitos ini terjadi karena supermoon merupakan kesempatan untuk membuat harapan di bawah cahayanya yang menyilaukan.
Dengan cahaya bulan yang memukau, seseorang mungkin dapat memperoleh keajaiban alam semesta dan ketenangan yang mengalir dari alam. Hal ini berhubungan dengan imajinasi seseorang yang akan membawa seseorang jauh ke dalam dunia impiannya.
Ketika seseorang melihat ke langit dan menyaksikan keindahan bulan yang besar, seseorang dapat mengambil waktu sejenak untuk merenungkan apa yang dicapai dalam hidup.
Keindahan supermoon dianggap mampu membuat keinginan seseorang terkabul. Supermoon adalah fenomena dan momen langka dan indah. Keindahan ini dianggap dapat menjadi wakil bagi keajaiban dan peluang baru dalam hidup seseorang.
ADVERTISEMENT
Meskipun bulan akan menghilang setelah malam itu, harapan-harapan seseorang akan terus menginspirasi dirinya untuk bertindak dan mewujudkan impiannya. Teruslah berusaha dan percayalah pada diri sendiri, karena seseorang memiliki kekuatan untuk mencapai hal-hal besar dalam hidup.
Supermoon pun secara tidak langsung dianggap mampu menjadi sebuah waktu yang tepat untuk merefleksikan kehidupan yang telah terjadi. Dengan dukungan alam yang indah, biasanya seseorang dapat berpikir secara jernih.
Kemudian, seseorang pun dapat menentukan harapan yang ingin dicapai baik secara pribadi, profesional, maupun spiritual yang dapat disampaikan dalam bentuk doa atau hal lainnya yang ada di pikiran seseorang.
Supermoon pun dapat menjadi sebuah waktu untuk seseorang bersyukur atas kehidupan dan kesempatan yang telah terjadi dalam hidupnya. Oleh karena itu, fenomena supermoon dengan keindahannya dan keajaibannya, dapat memberikan kesempatan yang berharga untuk merenung, introspeksi, dan memahami diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Walaupun hal-hal tersebut hanya sebuah mitos, tetapi kita dapat menerapkan supermoon sebagai alam yang mampu mendukung kita untuk dapat lebih tenang dalam refleksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.