Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menjadi Dewasa Menambah Masalah Baru?
11 September 2023 5:46 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menjadi dewasa dapat dikatakan tidak semudah yang diinginkan. Ketika seseorang ingin menjadi orang dewasa dengan segera ketika semasa kecil, ia akan berubah pikiran ketika menjalani dan menyadari bahwa dewasa memberikan berbagai hal yang ternyata menjadi petualangan baru sesuai dengan perspektif masing-masing individu. Namun, sebelum membahas terkait menjadi dewasa, kita pahami terlebih dahulu konsep dewasa itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dewasa bermakna sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi); telah mencapai kematangan kelamin; atau matang (tentang pikiran, pandangan, dan sebagainya).
Selain itu, dewasa pun dapat digunakan sebagai kata yang menggambarkan tahapan dalam kehidupan seseorang ketika mereka mencapai kedewasaan fisik, mental, dan emosional. Secara umum, menjadi dewasa mengacu pada masa hidup setelah seseorang meninggalkan masa remaja atau masa anak-anak, dan mereka dianggap sebagai individu yang secara resmi telah mencapai kedewasaan.
Seseorang dapat dikatakan dewasa jika ia memiliki pertumbuhan tubuh dan perkembangan fisik yang mencapai puncaknya, seperti mencapai ketinggian maksimal dan perkembangan seksual yang lengkap.
Lalu, secara mental pun, dewasa menggambarkan sebuah kemampuan untuk berpikir rasional, membuat keputusan yang bijaksana, dan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia dan diri sendiri. Ini juga mencakup kemampuan untuk memahami akibat dari tindakan dan mengambil tanggung jawab atas tindakan individu.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun akan berhubungan dengan aspek emosi yang semestinya dapat dikontrol oleh individu-individu. Pengontrolan emosi mampu menciptakan hubungan yang baik dengan orang lain secara sehat sehingga mampu menyelesaikan konflik dan tantangan kehidupan yang bijaksana sehingga mampu memberikan gambaran perubahan manusia ke arah yang baik.
Jika melihat secara usia, dewasa tidak memiliki batasan yang kaku terkait dengan hal angka atau tahun tertentu. Hal ini karena berbedanya konteks sosial, budaya, dan hukum di berbagai negara. Misalnya, di Indonesia, seseorang anak dapat dikatakan dewasa jika sudah berusia 17 tahun dan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) sehingga memiliki berbagai hal, salah satunya adalah hak pilih.
Begitu juga dengan negara lainnya yang menjadikan tanda usia dewasa adalah hak memilih dan memberikan suara dalam pemilihan umum. Usia ini pun digambarkan sebagai salah satu tahapan bahwa seseorang sudah dapat dituntut secara hukum.
Berbeda pula di Amerika Serikat. Seseorang dapat dikatakan dewasa ketika ia berumur 18 tahun dan dapat memiliki hak suara dalam pemilihan umum dan dapat mendaftarkan diri dalam berbagai pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Amerika Serikat pun memberikan hak untuk mengonsumsi alkohol kepada seseorang jika sudah berusia 21 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa usia dewasa pada setiap negara berbeda-beda walaupun ada yang sama. Akan tetapi, secara general, usia dewasa dikaitkan dengan masa hidup setelah masa remaja atau masa anak-anak.
Selain itu, menjadi dewasa dapat berbeda bagi setiap individu dan tidak selalu terjadi pada usia yang sama. Hal ini berdasarkan dengan pengalaman hidup dan perkembangan pribadi individu. Kedewasaan juga dapat dipandang sebagai tahap perkembangan yang terus berlanjut sepanjang kehidupan, karena orang terus belajar, tumbuh, dan beradaptasi dengan perubahan.
Menjadi dewasa menjadi sebuah penambahan masalah baru bagi sebagian orang. Menjadi dewasa tidak hanya bertambahnya umur dan hak-hak yang telah disebutkan di atas. Menjadi dewasa mengharuskan setiap individu untuk bertanggung jawab terhadap berbagai hal dan yang paling utama adalah dirinya sendiri baik secara mental dan material.
ADVERTISEMENT
Khususnya untuk material yang harus dicari sendiri. Generasi masa kini yang memasuki dunia dewasa harus dihadapi dengan berbagai tantangan finansial yang memungkinkan sesuai dengan peribahasa “besar pasak daripada tiang”.
Misalnya, gaji UMR di setiap kota yang dirasa cukup ternyata jauh dari kata cukup. Berbagai hal menyadari bahwa dapat melihat berbagai hal dengan sudut finansial bagi individu yang berpenghasilan UMR sulit.
Penghasilan yang dijelaskan tersebut pun memiliki sumber utama bagi seseorang dewasa, yaitu terkait dengan karier yang dikejar. Tidak menutup kemungkinan sebenarnya seseorang dapat memiliki karier yang bagus ketika pertama kali kerja.
Namun, pada kenyataannya, menjadi dewasa pada tahap awal menjadikan karier yang diimpikan sangat jauh dari realitas yang ada. Menjadi dewasa merupakan pilihan bagi seseorang untuk dapat memilih berbagai hal seperti pekerjaan yang memungkinkan gajinya atau karier yang sesuai dengan minat, bakat, dan aspirasi, tetapi dengan pendapatan yang kurang.
ADVERTISEMENT
Menjadi dewasa membutuhkan mental dan kebijaksanaan yang matang juga. Hal ini akan berdampak pada pengambilan keputusan yang akan dilaksanakan oleh setiap individu pada setiap langkah yang ingin diambilnya dalam pendidikan, karier, hubungan, dan banyak aspek kehidupan lainnya.
Sikap tersebut pun sebenarnya bersumber pada emosional seseorang dan ingin menemukan jati diri sebenarnya untuk mengetahui tujuan hidupnya. Seseorang harus mengetahui apa yang harus didahulukan dalam hidup, baik itu pendidikan, pekerjaan, atau kehidupan pribadi, bisa menjadi tantangan. Dengan demikian, seseorang diharapkan memiliki keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan.
Menjadi dewasa pun akan mempengaruhi tubuh yang memungkinkan menjadi masalah baru, apakah tubuh menjadi turun secara performa kesehatan secara biologis atau penampilan wajah secara keindahan.
ADVERTISEMENT
Bagi beberapa pihak, menjadi dewasa adalah hal yang melelahkan karena seseorang dianggap mampu untuk menentukan identitasnya melalui tubuh atau wajahnya sehingga ia harus mengeluarkan usaha untuk menjadi seorang dewasa yang ideal secara visual.
Masalah lainnya yang memungkinkan terjadi adalah adanya tantangan yang mampu menciptakan stres dan tekanan yang signifikan. Dampaknya, seseorang harus mampu mendewasakan kesehatan mentalnya.
Hal ini pun akan berhubungan dengan interaksi seseorang dengan orang lain, baik dalam keluarga, persahabatan, atau masyarakat yang lebih luas lagi. Oleh karena itu, menjadi dewasa memang akan menambah amanah hidup, tetapi seseorang mampu menginterpretasikan dewasa sebagai proses menjalani tantangan hidup yang lebih seru.