Otonomi dan Hak Pilihan Perempuan pada Film The Day Berfore The Wedding (2023)

Roma Kyo Kae Saniro
Dosen Universitas Andalas dan Peneliti Kajian Gender dan Feminisme
Konten dari Pengguna
15 November 2023 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Poster Film. Sumber: https://klikfilm.com/v4/watch/49-4989
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Poster Film. Sumber: https://klikfilm.com/v4/watch/49-4989
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinamika kehidupan perempuan sebagai isu yang tak pernah selesai mencerminkan pengakuan terhadap keragaman pengalaman perempuan dan kompleksitas tantangan yang mereka hadapi. Memberikan ruang untuk membuat pilihan dalam hidup menjadi aspek krusial dalam menciptakan kesetaraan dan memberdayakan perempuan. Film "The Day Before The Wedding" (2023) dapat dianggap sebagai representasi kontemporer dari kehidupan perempuan yang menunjukkan kemampuan dan kebebasan untuk mengambil keputusan pribadi. Film ini menggambarkan perempuan dalam berbagai konteks kehidupan, seperti aspirasi karir, persahabatan, dan hak reproduksi. Selain itu, film ini mungkin memberikan gambaran yang autentik tentang kenyataan hidup perempuan saat ini.
ADVERTISEMENT
Film "The Day Before the Wedding" membawa penonton melalui perjalanan hidup Clara, seorang cosplayer baju pengantin dengan impian awal menjadi pramugari. Cerita ini memberikan gambaran yang kaya tentang kompleksitas kehidupan Clara yang penuh warna. Clara tinggal bersama sahabatnya, Kinan, dan hubungan mereka menjadi semakin rumit ketika mereka menemukan bahwa keduanya hamil dari pria yang sama.
Pertistiwanya menjadi lebih rumit ketika diketahui bahwa perbuatan tersebut tidak diinginkan oleh Clara, dan terjadi akibat efek minuman alkohol yang diminumnya. Clara melakukan hubungan tersebut dalam kondisi mabuk karena merasa putus asa terhadap arah hidupnya. Awalnya bermimpi menjadi pramugari, Clara merantau ke Jakarta untuk mengejar impian tersebut, namun dia mengalami kegagalan berulang. Dorongan dari orang tuanya untuk kembali ke kampung menjadi hasil dari serangkaian kegagalan itu, dengan harapan bahwa di kampung, Clara akan menemukan arah hidup yang baru dan dapat melakukan banyak hal yang bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Konflik dalam cerita mencapai puncaknya saat Clara mengungkapkan kepada Kinan bahwa dia gagal dalam tahap kedua seleksi pramugari, sesuatu yang selama ini menjadi impian besar baginya. Kehidupan Clara semakin rumit karena pada saat tes kesehatan, dia ditemukan sedang hamil beberapa minggu akibat hubungannya dengan pacar Kinan, Gerald. Pengungkapan ini membuat Kinan merasa sangat marah dan kecewa terhadap Clara, merusak hubungan persahabatan mereka.
Pada puncak cerita, sehari sebelum pernikahan, Kinan menghubungi Gerald, pacarnya yang juga menghamili Clara. Clara memberi tahu Gerald bahwa keduanya akan datang bersama ke masjid tempat pernikahan, dan Gerald diminta untuk membuat pilihan sulit. Pada hari pernikahan, di atas mobil bak terbuka, Clara mengirim pesan kepada ibunya bahwa dia akan pulang, mengindikasikan bahwa Clara tidak berhasil dalam seleksi pramugari dan bahwa Gerald tidak memilihnya sebagai pasangan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Naratif film dengan menyoroti perasaan putus asa, ketidakpastian, dan tekanan sosial yang dihadapi Clara. Selain itu, membuka ruang untuk eksplorasi tema-tema seperti harapan, kesalahan, dan perjuangan hidup yang dihadapi oleh perempuan dalam mencari identitas dan makna dalam kehidupan mereka. Selain itu, film ini memperlihatkan puncak ketegangan dan konflik dalam cerita, menggambarkan kerumitan hubungan antara karakter utama dan membawa cerita ke titik balik yang dramatis. Dengan memasukkan elemen kegagalan seleksi pramugari, kehamilan, dan ketidakpastian hubungan cinta, cerita memberikan dimensi emosional yang mendalam pada konflik antara Clara, Kinan, dan Gerald.
Isu yang paling menarik dalam narasi ini adalah terkait dengan Clara dan hidupnya. Sebagai seorang perempuan, Clara menunjukkan otonomi dan hak pilihan perempuan. Dalam narasi Clara, tergambar dengan jelas perjalanan hidup yang penuh nuansa, mengeksplorasi secara mendalam otonomi dan hak pilihan perempuan. Aspirasi karir Clara, yang bermula sebagai mimpi menjadi pramugari, mengilustrasikan tekadnya yang tak kenal lelah dalam mengejar cita-cita. Meskipun menghadapi kegagalan dalam mewujudkan impian tersebut, Clara menunjukkan keteguhan hati dengan beralih menjadi seorang cosplayer.
Ilustrasi Perempuan yang Putus Asa. Sumber: https://www.pexels.com/photo/woman-in-gray-tank-top-showing-distress-3812745/
Keputusasaan hidup yang membawanya merantau ke Jakarta menjadi latar belakang untuk perubahan dramatis dalam hidupnya. Saat Clara menghadapi kehamilan yang tak terduga akibat hubungannya dengan Gerald, keputusannya untuk tetap menjalani kehamilan tersebut dan menjadi ibu tunggal memperlihatkan otonomi perempuan dalam mengelola hak reproduksinya.
ADVERTISEMENT
Dalam hubungannya dengan sahabatnya, Kinan, tergambar konflik yang rumit ketika Clara hamil dari pria yang sama. Dinamika persahabatan dan konflik ini menjadi jendela ke dalam kompleksitas relasi perempuan dalam lingkungan dekat mereka.Clara juga dihadapkan pada tekanan sosial untuk kembali ke kampung setelah kegagalannya dalam seleksi pramugari. Meskipun demikian, dia tetap teguh dalam mempertahankan kemandiriannya dan menentukan jalannya sendiri, menunjukkan perubahan dalam norma sosial dan identitas perempuan di masyarakat.
Ilustrasi Perempuan Gagal. Sumber: https://www.pexels.com/photo/worried-young-woman-covering-face-with-hand-6382634/
Selama perjalanan hidup yang dipenuhi dengan kegagalan, Clara menunjukkan keberanian luar biasa dalam menghadapi tantangan. Keberaniannya ini mencerminkan ketangguhan perempuan dalam menghadapi kegagalan dan menemukan kekuatan dalam mengatasi rintangan. Dengan berbagai lapisan kompleksitas kehidupan perempuan yang dijelajahi, Clara menjadi representasi yang menginspirasi tentang otonomi perempuan dan kemampuan mereka untuk membentuk takdir mereka sendiri.
Ilustrasi Perempuan dan Pernikahan. Sumber: https://www.pexels.com/photo/man-and-woman-s-hands-on-top-of-ball-bouquet-1730877/
Poin kunci dalam analisis ini adalah penekanan pada kisah Clara sebagai representasi otonomi perempuan dan hak pilihan mereka. Analisis tersebut menggambarkan pemahaman mendalam tentang pentingnya memberdayakan perempuan untuk mengambil keputusan yang berpengaruh pada kehidupan mereka. Walaupun diakui bahwa tidak semua pilihan perempuan selalu benar, fokus utama tetap pada pemberdayaan perempuan untuk membuat keputusan yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan pribadi mereka.
ADVERTISEMENT
Analisis tersebut mencerminkan pemahaman bahwa kebebasan memilih tidak selalu berdampak positif, dan kadang-kadang pilihan perempuan dapat membawa konsekuensi yang sulit. Pada intinya, narasi ini menggambarkan perempuan yang merdeka terhadap diri dan tubuhnya, bahkan ketika keputusan yang diambil memiliki dampak buruk yang harus dihadapi perempuan pada akhirnya. Pentingnya memberikan gambaran yang realistis tentang kompleksitas kehidupan perempuan, termasuk keputusan-keputusan sulit yang mereka hadapi, menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan tidak selalu melibatkan hasil yang ideal. Namun, menyoroti keberanian perempuan untuk menjalani konsekuensi dari pilihan mereka adalah aspek yang penting untuk memahami dinamika kehidupan perempuan dalam berbagai konteks.