Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingkah Sebuah Tes Literasi bagi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri?
17 Oktober 2023 7:35 WIB
Tulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun lalu, tepatnya tahun 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan suatu perubahan yang dapat dikatakan sebagai transformasi. Hal ini karena adanya transformasi Merdeka Belajar yang dilaksanakan pada semua tahapan untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, tentunya yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Salah satu transformasi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek adalah tata cara seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang tidak ada lagi tes mata pelajaran. Namun, penyeleksian calon mahasiswa baru tersebut dilakukan dengan adanya tes skolastik yang mencakup empat aspek, yaitu aspek potensi kognitif, penalaran matematika, literasi bahasa Indonesia, dan literasi bahasa Inggris.
Jika menilik lebih dalam, penggunaan kata “literasi” tidak hanya digunakan pada mata pelajaran bahasa, tetapi juga pada tes matematika. Diksi “literasi” yang digunakan tersebut menunjukkan bahwa literasi memegang peran yang penting dalam dunia akademis. Hal ini karena literasi bahasa membantu mahasiswa memahami dan menyerap materi pembelajaran dengan lebih baik. Kemampuan membaca, menulis, dan berbicara dengan baik memungkinkan mereka untuk mengikuti kuliah, buku teks, dan sumber-sumber akademik dengan lebih baik. Berlandaskan hal tersebut, kita dapat pahami bahwa apa pun nanti jurusan yang diambil oleh calon mahasiswa, literasi memang peran yang utama.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, terkait dengan hal tersebut, literasi bahasa, misalnya, mencakup kemampuan menulis yang baik, yang merupakan aspek penting dalam pendidikan tinggi. Mahasiswa perlu mampu menyusun esai, laporan, makalah penelitian, dan tugas-tugas akademik lainnya dengan baik. Kemampuan menulis yang kuat juga membantu mereka mengembangkan pemikiran analitis dan kritis. Lalu, Dalam lingkungan perguruan tinggi, mahasiswa sering harus mengevaluasi dan menyaring berbagai sumber informasi. Literasi bahasa membantu mereka dalam memahami, memilah, dan menginterpretasikan teks-teks beragam, termasuk jurnal ilmiah, artikel, dan buku teks.
Literasi pun dapat dijadikan sebagai sebuah medium untuk berkomunikasi secara efektif, baik dalam kelas maupun dalam proyek kolaboratif. Mereka dapat menyampaikan ide dan argumentasi dengan jelas dan meyakinkan. Mahasiswa dengan kemampuan berbahasa yang baik cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dalam kelas, menghasilkan karya ilmiah yang lebih berkualitas, dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan akademik.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya untuk tujuan pendidikan selama berkuliah, literasi pun memiliki tujuan untuk persiapan kemampuan seseorang ketika lulus nantinya dari kampus. Kemampuan berbahasa yang baik juga memiliki nilai penting dalam persiapan mahasiswa untuk dunia kerja. Kemampuan berkomunikasi dengan baik, menulis laporan, dan berbicara di depan umum adalah keterampilan yang doibutuhkan. Literasi memegang peran kunci dalam meraih sukses dalam karier. Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang bahasa, termasuk keterampilan membaca, menulis, dan berbicara. Kemampuan berkomunikasi adalah elemen penting dalam dunia kerja. Literasi yang baik memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif, baik secara tertulis maupun lisan, sehingga mereka dapat menjalankan tugas pekerjaan dengan baik.
Di samping itu, literasi memungkinkan seseorang untuk membaca dan memahami informasi dengan cepat dan akurat, sebuah keterampilan penting dalam menghadapi tuntutan pekerjaan yang sering kali melibatkan dokumen, laporan, dan petunjuk teknis. Selain itu, literasi mendukung kemampuan individu untuk memahami konsep dan ide yang kompleks dan berpikir secara kritis, yang merupakan aset penting dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan di lingkungan kerja. Kemampuan untuk menyusun presentasi yang efektif dan berbicara dengan percaya diri juga didukung oleh literasi, karena presentasi sering menjadi bagian penting dari berbagai pekerjaan. Lalu, keterampilan riset dan kemampuan mengevaluasi sumber informasi adalah kunci di dunia kerja yang serba cepat. Literasi memungkinkan individu untuk menemukan, menilai, dan menggunakan informasi dengan bijak.
Alasan-alasan tersebut dapat menjawab pertanyaan transformasi yang dilakukan oleh pemerintah tersebut. Selain alasan di atas, penalaran dan pemahaman bahasa, yang mencerminkan pendekatan yang lebih adil daripada tes berbasis hafalan. Hal ini memungkinkan peserta didik menunjukkan potensi calon mahasiswa secara lebih merata karena dengan penekanan pada kemampuan penalaran dan literasi, setiap peserta didik memiliki kesempatan yang lebih adil untuk sukses dalam seleksi.
ADVERTISEMENT
Kemampuan berpikir kritis, menganalisis, dan mengintegrasikan informasi dalam literasi berupa penalaran memegang peran yang signifikan dalam pendidikan dan pengembangan individu. Keterampilan ini sangat berharga dalam menghadapi berbagai situasi, termasuk pemecahan masalah yang sistematis, pengambilan keputusan yang lebih bijaksana, serta pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep. Literasi berupa penalaran lebih menitikberatkan pada pemahaman daripada sekadar hafalan, memungkinkan individu untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi dunia nyata. Keterampilan ini bermanfaat dalam berbagai bidang dan memungkinkan individu mengaitkan konsep teoritis dengan realitas sehari-hari. Selain itu, literasi berupa penalaran mendukung konsep pembelajaran seumur hidup dan membantu individu menjadi pembelajar yang aktif, kritis, dan mampu menghargai perbedaan pandangan. Secara keseluruhan, literasi berupa penalaran dapat dikatakan sebagai keterampilan kunci dalam menghadapi kompleksitas dunia yang terus berubah.
Dengan demikian, skema seleksi yang baru ini mendorong peserta didik untuk mengembangkan potensi kognitif mereka yang mencakup kemampuan berpikir kritis, menganalisis, dan memecahkan masalah. Tentunya, para mahasiswa tersebut dapat menjadi lulusan yang siap untuk terjun ke dunia kerja. Akhirnya, literasi membentuk fondasi untuk pembelajaran seumur hidup, yang memungkinkan individu untuk terus memperbarui pengetahuan mereka dan beradaptasi dengan perubahan di lingkungan kerja yang selalu berubah.
ADVERTISEMENT