Konten dari Pengguna

Perempuan dan Kebangkitan Nasional

Roma Kyo Kae Saniro
Dosen Universitas Andalas dan Peneliti Kajian Gender dan Feminisme
17 Juni 2023 10:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perempuan dan Kebangkitan Nasional dalam Pendidikan (sumber: freepik.com)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan dan Kebangkitan Nasional dalam Pendidikan (sumber: freepik.com)
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 20 Mei, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Tentunya, hari Kebangkitan Nasional bukanlah sebuah nama hari besar dan peringatan semata. Lebih dari itu, Kebangkitan Nasional memiliki makna yang mendasar dan besar bagi bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kebangkitan Nasional bukanlah sebuah momentum yang hanya dapat dirayakan oleh lelaki saja. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari CNN Indonesia, hari Kebangkitan Nasional merupakan sebuah peringatan dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Presiden Soekarno akhirnya menetapkan hari lahir Boedi Oetomo tersebut sebagai hari kebangkitan nasional di Indonesia.
Hari Kebangkitan Nasional merupakan kontemplasi atas semangat persatuan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang digaungkan oleh Boedi Oetomo, sebuah organisasi sebagai sebuah semangat persatuan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, semangat pribumi untuk membebaskan diri dari penjajah, dan pencegahan perpecahan bangsa.
Boedi Oetomo, sebuah organisasi yang dibentuk oleh Dr. Sutomo dan mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) di Jalan Abdulrahman Saleh No. 26 Jakarta. Organisasi ini dapat diprakarsai oleh gagasan dr. Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengingat bahwa saat itu, kondisi Indonesia sangat memprihatinkan karena adanya pemberlakuan politik etis oleh Belanda. Tujuan organisasi ini adalah untuk menyadarkan masyarakat Indonesia, melestarikan budaya, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pendidikan yang berfokus di Jawa dan Madura.
Boedi Oetomo dapat menjadi contoh yang baik sehingga banyak dicontoh dan menjadi pelopor lahirnya berbagai organisasi pergerakan lainnya di berbagai wilayah Indonesia, seperti Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, dan Muhammadiyah. Dengan kata lain, Boedi Oetomo dapat dikatakan sebagai organisasi yang sukses untuk membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia.
Persoalan yang menjadi titik fokus adalah persoalan dunia perempuan yang tidak habis untuk diperbincangkan. Melalui sistem patriarkal, perempuan Indonesia pun sebenarnya mengalami titik kebangkitan melalui pergerakan yang dilakukan oleh pejuang perempuan pada masa lampau.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah R.A. Kartini, Dewi Sartika, Rasuna Said, dan Nyai Ahmad Dahlan. Mereka para pahlawan tersebut merupakan salah satu contoh yang memberikan kesadaran bagi bangsa Indonesia khususnya perempuan Indonesia bahwa perempuan haruslah berpendidikan.
Perempuan dan pendidikan, seperti yang diungkapkan oleh Beauvoir, salah satu filsuf yang berfokus pada filsafat eksistensialisme bahwa perempuan dan pendidikan memiliki kaitan erat dalam konteks masyarakat patriarki. Beauvoir mengamati bahwa dalam masyarakat yang didominasi oleh pria, perempuan sering kali diperlakukan sebagai objek atau 'lainnya' dalam hubungan gender.
Dalam karyanya yang terkenal, "The Second Sex" (1949), Beauvoir mengeksplorasi kondisi perempuan dalam masyarakat dan menyatakan bahwa perempuan sering kali dianggap sebagai objek pasif yang ditentukan oleh peran dan ekspektasi yang ditetapkan oleh masyarakat patriarki. Dia berpendapat bahwa perempuan diperlakukan sebagai manusia sekunder, bukan sebagai subjek yang sepenuhnya mandiri dan setara dengan pria.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks pendidikan, Beauvoir menyadari bahwa perempuan sering kali mendapat pendidikan yang terbatas dan terkondisi oleh norma-norma patriarki. Mereka mungkin didorong untuk mengikuti peran-peran tradisional sebagai ibu dan istri, sementara peluang mereka untuk mengejar aspirasi dan karier yang lebih luas dapat dibatasi. Beauvoir mengkritik pendidikan yang memperkuat peran gender yang kaku dan menyebabkan ketimpangan gender dalam masyarakat.
Beauvoir memperjuangkan pendidikan yang membebaskan perempuan dari keterbatasan peran gender yang ditetapkan. Ia menekankan perlunya memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk mengakses pendidikan yang berkualitas, memperluas wawasan, dan mengembangkan keterampilan serta potensi mereka.
Beauvoir berjuang untuk membebaskan perempuan dari stereotip dan ekspektasi yang terkait dengan gender, sehingga mereka dapat menjadi subjek yang aktif dan mandiri dalam kehidupan dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam pandangan Beauvoir, pendidikan yang inklusif dan pembebasan perempuan dari pembatasan gender akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara. Ia percaya bahwa perempuan harus memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidup mereka sendiri, termasuk dalam hal pendidikan, tanpa dibatasi oleh norma-norma patriarki yang membatasi peran dan potensi mereka.
Namun, perempuan Indonesia pada masa kini haruslah bersyukur dengan kondisi sekarang yang memberikan akses dan pintu terbuka bagi perempuan untuk tumbuh dan berkembang dalam dunia pendidikan. Perempuan tidak dikungkung oleh berbagai ketidakadilan dalam akses pendidikan.
Dapat dikatakan, perempuan telah berupaya untuk bangkit dari kebodohan dan ketidakadilan yang selama ini melekat tajam padanya. Kebangkitan perempuan saat ini dapat dilihat bahwa perempuan Indonesia mampu untuk menempuh pendidikan tinggi hingga pendidikan doktoral atau terjun langsung sebagai akademisi dan praktisi pendidikan.
ADVERTISEMENT
Kebangkitan perempuan juga kiranya bukan hanya pada sektor pendidikan, tetapi juga pada semua aspek pendidikan. Oleh karena itu, sebagai perempuan Indonesia, perempuan Indonesia haruslah bangga dan memanfaatkan berbagai kesempatan ini walaupun masih ada ketidakadilan yang perlu diperbaiki.
Selamat kepada perempuan Indonesia! Mari kita bangkit dan berkontribusi bagi bangsa dan negara!