Tempe Viral di X: Memajukan Makanan Sehat Khas Lokal

Roma Kyo Kae Saniro
Dosen Universitas Andalas dan Peneliti Kajian Gender dan Feminisme
Konten dari Pengguna
10 September 2023 5:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: Twitter//akun @simandoux
zoom-in-whitePerbesar
sumber: Twitter//akun @simandoux
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tempe menjadi buah bibir pengguna Twitter saat ini. Salah satunya adalah postingan yang diunggah oleh akun yang bernama @simandoux pada tanggal 19 Januari 2021.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan bahwa ia ingin memanggil para ahli nutrisi Indonesia untuk menyosialisasikan makanan sehat khas lokal agar berbagai artikel makanan sehat isinya tidak melulu salmon, almond, dan blueberry. Hal ini tentunya menuai pro dari pengguna platform X ini.
Terlebih lagi, banyak pengguna akun yang mengungkapkan bahwa tempe dan makanan khas lokal lainnya mampu digunakan sebagai menu diet atau kalori defisit.
Lalu, hal lainnya adalah perbandingan harga yang sangat jauh lebih murah daripada makanan sejenis salmon, almond, atau makanan lainnya yang tidak semua lapisan masyarakat dapat menjangkaunya.

Sejarah Tempe

Ilustrasi tempe semangit Foto: dok.shutterstock
Sejarah tempe perlu diketahui oleh orang banyak. Menurut informasi yang diperoleh dari laman Rumah Tempe Indonesia, kata tempe dapat ditemukan melalui manuskrip Serat Centhini jilid 3 (Redaksi, 2019). Hal ini digambarkan melalui perjalanan Mas Cebolang dari Candi Prambanan menuju Pajang dan mampir di dusun Tembayat Kabupaten Klaten.
ADVERTISEMENT
Mas Cebolang dijamu makan siang oleh Pangeran Bayat (Redaksi, 2019). Salah satu lauknya adalah Brambang Jae Santen Tempe. Inilah yang menunjukkan bahwa sejarah tempe memiliki sejarah panjang sehingga sangat terlihat sebagai makanan khas lokal.
Selain itu, tempe pun berasal dari bahasa Jawa kuno yaitu tumpi yang dapat diartikan sebagai makanan yang berwarna putih walaupun pada awalnya, tempe terbuat dari kedelai hitam (Redaksi, 2019). Melalui perjalanan yang panjang, tempe lalu dikembangkan di Jawa sebelum abad ke-16 dan dikenal di masyarakat ada Tempe Jogja, Tempe Banyumas, Tempe Malang dan Tempe Pekalongan (Redaksi, 2019).
Selain itu, tempe pun mengalami perkembangan tata cara pengolahannya sehingga teknologi pengolahan tempe merupakan teknologi yang berasal dari rakyat secara turun-temurun. Selain itu, cara pengolahan Tempe sangat bervariasi. Namun, pada prinsip dasarnya sama, yaitu menciptakan kondisi yang cocok untuk perkembangan kapang (jamur tempe).
ADVERTISEMENT

Manfaat Tempe bagi Tubuh

Ilustrasi tempe. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Nenek moyang yang telah menggunakan tempe sejak lama pun mengetahui bahwa tempe adalah makanan yang enak dan bergizi. Hal ini dibuktikan dengan kandungan gizi tempe per 100 gram tempe yang berisi 20 gram protein, 266 mg fosfor, 111 mg kalsium, 81 mg magnesium, dan sebesar 2,7 mg zat besi, folat, mangan, seng, tembaga, riboflavin, dan vitamin B6, meski dalam jumlah yang terbatas (Bella, 2023).
Dengan berbagai kandungan yang dimilikinya, tempe mampu memberikan berbagai manfaat bagi tubuh. Manfaat pertama adalah mengontrol berat badan. Hal ini karena tempe mampu untuk meningkatkan metabolisme tubuh karena kandungan protein yang tinggi di dalamnya.
Selain itu, penelitian pun menambahkan bahwa tempe mampu membakar kalori lebih banyak melalui tingginya kadar protein di dalam tempe (Bella, 2023). Dengan kata lain, tempe dapat digunakan sebagai menu diet yang mampu mengendalikan nafsu makan karena memberikan efek kenyang yang lebih lama.
ADVERTISEMENT
Kedua, manfaat lainnya adalah menjaga kesehatan saluran cerna. Hal ini karena tempe berasal dari hasil fermentasi yang mengandung probiotik. Probiotik mampu meningkatkan bakteri baik dalam usus sehingga kesehatan saluran cerna dapat terjaga dengan baik. Kesehatan saluran cerna sangat penting bagi manusia karena 70-80% sistem kekebalan tubuh manusia berada di saluran pencernaan (Bella, 2023).
Ketiga, tempe mampu menurunkan kadar kolesterol karena bahan dasar yang digunakan tempe adalah kedelai yang mengandung isoflavon. Isoflavon mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dan kolesterol total (Bella, 2023).
Hal lainnya yang perlu diingat bahwa protein pada tempe merupakan protein yang menurunkan kadar kolesterol lebih rendah daripada protein pada hewan. Keempat, tempe pun mampu mencegah osteoporosis karena tempe mengandung kalsium yang kaya dan mineral lainnya, seperti fosfor (Bella, 2023).
ADVERTISEMENT
Kalsium memiliki peran yang sangat penting bagi kesehatan tulang. Fosfor pun mampu membangun tulang yang kuat sehingga nantinya dapat menurunkan risiko osteoporosis pada kemudian hari.
Manfaat kelima adalah tempe mampu menurunkan tekanan darah karena kandungan kalium di dalamnya. Kalium berfungsi untuk menghilangkan kadar garam berlebih di dalam tubuh melalui urine (Bella, 2023).
Hal ini mampu menjadikan dinding pembuluh darah menjadi lebih rileks sehingga mampu menurunkan tekanan darah. Lalu, yang terakhir adalah tempe mampu meminimalisasikan penyakit kronis yang mungkin muncul pada tubuh.
Hal ini karena tempe memiliki kandungan isoflavon yang memiliki sifat antioksidan yang mampu mengurangi bahaya oksidasi dan mampu menetralkan senyawa radikal bebas, seperti polusi udara atau sinar (Bella, 2023). Hal ini mengingat bahwa radikal bebas dapat memicu berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, jantung, dan kanker.
ADVERTISEMENT
Tempe adalah makanan yang penting untuk dikonsumsi dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan gizi. Namun, perlu diingat pula bahwa konsumsi tempe juga harus seimbang dan sesuai dengan kebutuhan individu. Kita dapat mempertimbangkan untuk tidak hanya bergantung pada satu jenis makanan.
Hal ini karena tidak ada satu makanan tunggal yang dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi tubuh manusia. Oleh karena itu, mari kita makan tempe dan makanan lokal yang mengandung gizi sempurna lainnya untuk tubuh sehat dan bugar!