Konten dari Pengguna

Ubud Writers and Readers Festival ke-20: Kontribusi Penting bagi Sastra

Roma Kyo Kae Saniro
Dosen Universitas Andalas dan Peneliti Kajian Gender dan Feminisme
23 Oktober 2023 6:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Kegiatan Main Program Ubud Writers and Readers Fertival. Sumber: https://www.ubudwritersfestival.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Kegiatan Main Program Ubud Writers and Readers Fertival. Sumber: https://www.ubudwritersfestival.com
ADVERTISEMENT
Pembahasan terkait dengan sastra dapat dikatakan tidak pernah habisnya. Hal ini pun dapat dilihat dari adanya perayaan kegiatan atau event sastra berupa festival. Festival sastra pun sangat beragam dari tingkatan lokal, nasional, dan internasional. Salah satu contoh festival yang dapat dikatakan melegenda dan dikenal baik secara nasional maupun internasional adalah Ubud Writers and Readers Festival. Tidak terasa bahwa acara ini telah berlangsung 20 tahun. Pada tahun 2023 ini, perayaan Ubud Writers and Readers Festival memasuki usia ke-20. Tentunya, bukan hal yang mudah untuk dapat terus eksis dan bertahan selama usia tersebut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hal tersebut, Ubud Writers and Readers Festival mengangkat tema terkait dengan Atita, Wartamana, Anagata yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah dahulu, sekarang, dan nanti. Tentunya, hal ini menjadi sebuah cerminan pada masa lampau terkait dengan kegiatan sastra dan khususnya festival sastra, situasi dan kondisinya yang sekarang, dan berbagai harapan yang muncul pada masa depan.
Sejak dimulai dari awal yang sederhana pada tahun 2004, Ubud Writers & Readers Festival telah berkembang menjadi sebuah acara sastra yang mendunia. Setiap tahun, ribuan pecinta buku dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul di Ubud, Bali, selama beberapa hari yang dipenuhi dengan inspirasi. Mereka hadir untuk merayakan kekuatan kata-kata, belajar, berbagi ide, dan menikmati momen keceriaan. Festival ini telah menjadi panggung utama untuk diskusi intelektual, pertemuan kreatif, dan penjelajahan karya-karya sastra terbaru.
ADVERTISEMENT
Sejak berdirinya, festival ini telah mengundang sejumlah besar penulis, penyair, dan pemikir terkemuka, baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara. Mereka tampil dalam berbagai format, termasuk diskusi panel, membacakan karya-karya mereka, wawancara, dan pertunjukan seni, untuk menginspirasi dan kadang mengajukan pertanyaan kepada penonton. Festival ini selalu berusaha untuk melampaui batasan konvensional, membuka ruang di mana ide-ide dapat mengalir bebas dan inspirasi dapat berkembang.
Dalam hal karya seni, untuk festival tahun 2023, karya seni yang memperkaya pengalaman visual dibuat oleh Goenawan Mohamad. Kolaborasinya dengan Institut Seni Cetak Devto dan bantuan seorang desainer grafis muda, Adinda Hapsari, menghasilkan karya seni yang menjadi ekspresi visual dari tema festival, yaitu 'Atits, Wartamana, Anagata: Masa Lalu, Saat Ini, Masa Depan.'
ADVERTISEMENT
Tema ini menghadirkan representasi metafisik tentang "keberadaan" yang melewati batasan kehidupan individu. Ini menekankan pentingnya keseimbangan dan harmoni yang menghubungkan manusia dengan lembut melintasi ruang dan waktu. Konsep ini mengajak kita untuk melampaui pandangan yang hanya menekankan individu dan mulai memikirkan cara kita dapat menjaga satu sama lain sebagai umat manusia, dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Festival ini akan menjadi wadah untuk menggambarkan tema ini dan akan memamerkan penulis, seniman, intelektual, cendekiawan budaya, dan pembicara yang akan berbagi pandangan mereka tentang sejarah, perkembangan saat ini, dan masa depan dunia kita. Festival ini akan menjadi tempat untuk merenungkan sejarah 20 tahun festival ini, merayakan pencapaian-pencapaian tersebut, dan melihat ke masa depan yang menantang.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ulang Tahun ke-20 Ubud Writers and Readers Festival (UWRF), yang akan berlangsung mulai 18 hingga 22 Oktober. Dalam merayakan tonggak bersejarah ini, festival telah merencanakan program yang sangat luas, melibatkan lebih dari 200 pembicara dan sejumlah program yang beragam. Program-program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari diskusi panel Program Utama hingga Acara Khusus, Kelas Pemrograman, Peluncuran Buku, Pemutaran Film, Pameran Seni, dan Acara Pinggiran yang akan diselenggarakan di Denpasar dan Singaraja.
Ilustrasi: Para Pemateri. Sumber: https://www.ubudwritersfestival.com
Di antara para tokoh terkemuka yang akan tampil dalam Festival Perayaan Ulang Tahun ini termasuk aktivis lingkungan yang berani Vandana Shiva, jurnalis Australia yang terkenal, Leigh Sales dan Annabel Crabb, penulis Indonesia dan nomine Man Booker Prize, Eka Kurniawan, serta jurnalis senior, penyair, dan seniman visual Goenawan Mohamad. Selain itu, ada pemenang Booker Prize Bernardine Evaristo, penulis asal Irlandia Megan Nolan, dan masih banyak lainnya yang akan turut berpartisipasi.
ADVERTISEMENT
Festival juga akan mengadakan dua program penuh sehari di Universitas Udayana di Bali, dengan menghadirkan penulis Indonesia seperti Henry Manampiring, dan program Changemaker akan digelar di Sekolah Hijau yang terkenal, dengan menghadirkan pembicara seperti aktivis Vandana Shiva, etnografer Dr. Justin Wejak, dan aktivis pribumi Helena Gualinga. Setelah berakhir, serangkaian Program Satelit akan diselenggarakan di Jambi, Maumere, dan Mataram, dengan menghadirkan penulis fiksi Amerika Tanaïs dan seniman visual Amerika Edel Rodriguez, dengan dukungan dari Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia sastra melalui berbagai cara. Pertama, festival ini berperan penting dalam memperkenalkan penulis baru dan muda, memberi mereka kesempatan untuk memperluas karya-karya sastra mereka kepada khalayak yang lebih luas melalui program Emerging Writers yang telah berjalan sejak 2008. Kedua, UWRF memfasilitasi pertukaran budaya dengan menghadirkan penulis dan pemikir dari berbagai budaya dan latar belakang, menghasilkan ide-ide yang kaya dan memperdalam pemahaman kita tentang sastra global.
ADVERTISEMENT
Selain itu, festival ini juga menjadi wadah pembelajaran dan pemahaman yang penting, melalui diskusi panel, kuliah, dan pertunjukan sastra yang memungkinkan penonton untuk lebih memahami karya-karya sastra, latar belakang penulis, dan isu-isu yang mereka angkat. Keempat, UWRF secara aktif mendukung sastra lokal, termasuk bahasa-bahasa dan budaya-budaya Indonesia yang beragam, berkontribusi pada pelestarian bahasa dan tradisi lokal.
Festival ini juga membantu dalam meningkatkan visibilitas dan pengakuan penulis terkenal dan berpengaruh dengan mengundang mereka, memberikan kesempatan bagi para penggemar untuk bertemu dengan penulis idola mereka. Terakhir, UWRF juga memotivasi minat membaca dan literasi dengan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang untuk membaca lebih banyak dan lebih sering. Dengan demikian, UWRF memainkan peran penting dalam mendukung, mempromosikan, dan memperkaya dunia sastra, baik dalam skala lokal maupun global. Dengan demikian, kegiatan sastra seperti ini harus dimiliki oleh Indonesia karena memberikan dampak positif bagi dunia sastra Indonesia, khususnya kegiatan sastra.
ADVERTISEMENT