Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Viral Kisah Mie Gaga dan Indomie: Pentingnya Kepercayaan Publik dalam Bisnis
7 September 2023 10:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Roma Kyo Kae Saniro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, platform Tiktok dan lainnya sedang hangat membicarakan Mie Gaga dan Indomie. Perbandingan yang dilakukan Mie Gaga vs Indomie dilakukan melalui sebuah video yang menyeret nama Djajadi Djaja selaku komisaris PT Jakarana Tama yang merupakan produsen Mie Gaga.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, masyarakat mungkin mengetahui bahwa Indomie yang diketahui sekarang memang berada di bawah naungan PT Indofood yang dipimpin oleh Sudono Salim sebagai pendiri Grup Salim. Namun, ternyata, Indomie ditemukan oleh Djajadi.
Hal tersebut akhirnya memberikan dua kubu, apakah tim Mie Gaga atau tim Indomie. Hal ini pun bermula dari adanya informasi bahwa sebenarnya penemu Indomie adalah pemilik perusahaan Mie Gaga yang akhirnya harus melepaskan perusahaan Indomie-nya tersebut ke orang lain sehingga Indomie dikenal dengan nama pemilik yang sekarang.
Adanya istilah kawan tidak selamanya kawan disebutkan sebagai sebuah protes terkait dengan hal tersebut. Masyarakat pun akhirnya memboikot Indomie dan berpaling ke Mie Gaga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai media sosial, pada awalnya, Djajadi Djaja, pemilik perusahaan Mie Gaga memang sepakat mendirikan PT Indofood Interna Corporation dengan Salim Group pada tahun 1984 (Redaksi, 2023).
ADVERTISEMENT
Namun, pada tahun 1993, Djajadi Djaja mengalami masalah keuangan sehingga Salim Group memutuskan kerja sama dengan Djajadi Djaja dan beralih ke anak perusahaannya sendiri, PT Indomarco Adi Prima (Redaksi, 2023).
Hal tersebut pun memberikan dampak akuisisi perusahaan Indofood yang dipegang penuh oleh Salim Group. Akhirnya, Djadjadi terpaksa harus keluar dari perusahaan yang terdapat produk yang ia ciptakan sendiri.
Namun, berdasarkan informasi Selebtok, Djajadi tidak putus asa dan mengembangkan bisnis baru dengan mendirikan perusahaan PT Jakarama Tama yang melahirkan produk mie baru yang dikenal sebagai Mie Gaga (Redaksi, 2023).
Walaupun Djajadi sudah mendirikan sebuah perusahaan baru, ia pernah berusaha untuk merebut kembali Indomie ke pengadilan karena ia dipaksa menjual saham dan merek dengan harga murah. Selain itu, ia pun menuntut bahwa Salim Group melakukan manipulasi terkait dengan kepemilikan saham (Redaksi, 2023). Namun, tuntutan tersebut ditolak walaupun sudah banding ke Mahkamah Agung (Redaksi, 2023).
Ternyata, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap saham Indomie sejak September awal lalu. Menurut informasi yang diperoleh pada tanggal 5 September 2023, saham Indomie yang berada di PT Indofood UCP Sukses Makmur Tbk (ICBP) berada di zona merah (Pitoko, 2023).
ADVERTISEMENT
Lalu, data RTI pun menunjukkan bahwa saham ICBP melemah 25 poin dan minus 0, 22 persen ke level Rp11.175 per saham (Pitoko, 2023). Selain itu, saham tersebut pun tidak diperjualbelikan pada tanggal 1—4 September dan baru dibuka kembali pada tanggal 5 September 2023 ini (Pitoko, 2023).
ICBP tercatat kebakaran selama tiga kali, yakni pada tanggal 28, 30, dam 31 Agustus 2023 lalu. Dapat disimpulkan, kapitalisasi pasar alias market cap ICBP telah merugi sebesar Rp6,12 triliun dari sebelumnya yang bernilai sebesar Rp136,22 triliun pada 18 Agustus 2023 menjadi Rp130,32 triliun pada 5 September 2023 (Pitoko, 2023).
Saham Indomie yang kebakaran ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan konsumen untuk membeli suatu produk. Kepercayaan publik dapat dipahami sebagai keyakinan atau sikap positif yang dimiliki oleh masyarakat atau individu terhadap suatu entitas, seperti pemerintah, perusahaan, lembaga, atau tokoh tertentu.
Dalam pembahasan kali ini, kepercayaan publik diarahkan kepada perusahaan Indomie. Kepercayaan ini didasarkan pada persepsi bahwa entitas tersebut akan bertindak dengan jujur, adil, kompeten, dan sesuai dengan kepentingan umum.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kepercayaan publik sangat penting dalam berbagai konteks, termasuk politik, bisnis, dan masyarakat secara umum karena dapat memengaruhi hubungan antara entitas tersebut dengan publiknya.
Berbagai hal dapat memengaruhi kepercayaan publik terhadap suatu perusahaan. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kepercayaan publik meliputi transparansi, kredibilitas, integritas, komunikasi yang efektif, kinerja, dan pemenuhan janji.
Kepercayaan publik yang tinggi dapat memperkuat hubungan positif antara entitas dan masyarakatnya, sementara kepercayaan yang rendah dapat mengakibatkan ketidakpercayaan, keraguan, atau bahkan protes. Lebih jauh, kepercayaan publik bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu berdasarkan pengalaman, informasi, dan peristiwa yang terjadi.
Peristiwa viral terkait dengan sejarah kelam Indomie yang sebenarnya ditemukan pertama kali oleh Djajadi memberikan kepercayaan publik kepada perusahaan Indofood menurun. Banyak komentar masyarakat yang pada akhirnya memberikan sebuah tindakan mereka dalam bentuk berpindah untuk membeli produk Mie Gaga. Netizen memberikan berpendapat bahwa pemeran utama harus happy ending.
ADVERTISEMENT
Netizen berusaha untuk membeli berbagai produk Mie Gaga dan mengajak netizen untuk menaikkan produk Mie Gaga yang biasanya selalu ditaruh pada bagian keranjang di setiap pusat perbelanjaan. Netizen berupaya untuk menaikkan Mie Gaga di keranjang atas untuk membantu produk pemeran utama yang dimaksud adalah Djajadi dapat menang.
Hal ini pun berdampak pada produk Mie Gaga yang laku keras. Bahkan, di beberapa tempat, Mie Gaga sudah habis. Kasus tersebut menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan publik terhadap sebuah perusahaan. Memang, dulu Djajadi kalah dan harus melepaskan Indomie. Namun, sekarang, Djajadi menang di hati masyarakat.