Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Akropolis: Simbol Yunani yang Pernah Menjadi Gereja dan Masjid
25 Agustus 2020 15:00 WIB
Tulisan dari Adi Bramasto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Akropolis merupakan simbol yang paling terkenal dari Kota Athena dan dari negara Yunani, yang mungkin hanya disaingi oleh pemandangan chapel-chapel putih beratap biru di pulau Santorini. Begitu pentingnya Akropolis sehingga banyak yang berpendapat bahwa jika anda belum menginjakkan kaki di Acropolis, maka anda dapat dikatakan belum pernah ke Yunani.
Akropolis atau Parthenon?
ADVERTISEMENT
Penggunaan kedua istilah ini sering mengundang kebingungan dari para pengunjung di Yunani. Tidak sedikit pula pengunjung yang akhirnya mengambil kesimpulan bahwa kedua istilah ini dapat digunakan untuk mengacu pada hal yang sama, yaitu Kuil Dewi Athena yang dapat dilihat dari seluruh penjuru Athena. Walaupun demikian, hal ini tidaklah sepenuhnya tepat. Mari kita tinjau bersama.
Dalam Bahasa Yunani Kuno, Akropolis berasal dari kata akron (ἄκρον) yang berarti titik tertinggi, dan polis (πόλις) yang berarti kota. Sebagai sebuah istilah, Akropolis dengan demikian dapat diartikan sebagai "Kota di Ketinggian".
Tanpa memahami makna dari istilah tersebut, anda pastinya akan terheran-heran ketika anda mengunjungi kota-kota lain di Yunani dan menemukan "Akropolis-Akropolis" lain di sana. Ya! Terdapat lebih dari satu Akropolis di Yunani! Akropolis-Akropolis ini dibangun di ketinggian karena makna keagamaan, di mana tempat yang lebih tinggi dianggap lebih dekat kepada Dewa-Dewa, dan untuk fungsi pertahanan yang lebih baik, di mana serangan dari musuh akan lebih mudah terlihat. Selain di wilayah Yunani modern, Akropolis-Akropolis juga dapat ditemukan di negara lain di mana masyarakat Yunani pernah tinggal, seperti di wilayah negara Turki modern.
Adapun Parthenon adalah kuil utama dan terbesar di Akropolis Athena yang dipersembahkan untuk Dewi Athena, Dewi Kebijaksanaan dan Peperangan. Kota Athena mendapatkan namanya dari Dewi Athena karena Ia dianggap sebagai Dewi Pelindung dari kota tersebut.
Akropolis di Athena merupakan kompleks situs arkeologi yang terletak di sebuah bukit dan menaungi beberapa bangunan penting selain Parthenon. Beberapa di antaranya adalah Kuil Dewi Kemenangan Nike, dan Teater Kuno (Odeon) Herodes Atticus.
Gereja di Akropolis
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-4 sampai dengan abad ke-14, sebagian besar wilayah Yunani berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi Timur atau Byzantium. Dalam periode Byzantium ini, Kuil Parthenon dialihfungsikan menjadi Gereja yang didedikasikan untuk Bunda Maria.
Masjid di Acropolis
Pada tahun 1458, Kekaisaran Turki Ottoman (Usmaniyah) menaklukkan Athena. Pada masa kekuasaan Ottoman, pada tahun 1715 sebuah Masjid kecil didirikan di lokasi Parthenon.
Kehancuran Akropolis
Banyak pengunjung membayangkan Kuil Athena yang megah sebelum mereka mengunjungi Akropolis di Athena. Akan tetapi, mereka terkejut ketika melihat bahwa kuil tersebut mengalami kehancuran yang signifikan. Bahkan saya juga sedikit kaget ketika melihat bahwa Kuil Parthenon saat ini tidak memiliki atap yang utuh. Berbeda dengan miniatur Parthenon yang saya beli sebagai suvenir yang terlihat utuh.
Akrpolis dan Parthenon memiliki kerusakan yang terakumulasi karena usianya yang sangat tua. Kuil pertama di Akropolis dibuat pada abad ke-5 Sebelum Masehi, atau lebih dari 2.500 tahun lalu, sedangkan Kuil Parthenon selesai dibangun pada tahun 438 Sebelum Masehi.
ADVERTISEMENT
Walaupun demikian, kerusakan terakhir dan terbesar terjadi pada masa pendudukan Kekaisaran Ottoman, Parthenon sempat digunakan sebagai gudang penyimpanan mesiu. Karena serangan mortar dari Kerajaan Venesia pada tahun 1657, Parthenon dan wilayah sekitarnya di Akropolis mengalami kehancuran. Rekonstruksi Akropolis dimulai pada tahun 1975 oleh Pemerintah Yunani dan masih berlangsung sampai saat ini.
Koleksi Peninggalan Sejarah Akropolis di Berbagai Museum
Akropolis memiliki berbagai peninggalan sejarah yang tersebar di beberapa Museum, terutama di Museum Inggris, Museum Louvre, Prancis, Museum Kopenhagen, dan di Museum Akropolis di Athena, yang terletak tidak jauh dari kompleks Akropolis Athena itu sendiri.
Karena banyaknya peninggalan sejarah dari Akropolis yang dipindahkan pada tahun 1801-1803 ke Museum Inggris oleh Thomas Bruce, seorang bangsawan Inggris yang mengaku mendapatkan izin dari penguasa Ottoman, Pemerintah Yunani dan rakyat Yunani terus meminta Museum Inggris untuk mengembalikan peninggalan sejarah tersebut kepada Yunani sejak tahun 1983. Selama bertahun-tahun, Museum Inggris menolak pengembalian dan memberikan pernyataan bahwa peninggalan-peninggalan sejarah tersebut merupakan properti Museum Inggris. Walaupun demikian, diberitakan pada bulan April 2020 bahwa Museum Inggris pada akhirnya mempertimbangkan untuk mengembalikan artifak-artifak Akropolis ke Yunani.
Akropolis tetap dapat mempertahankan ciri khasnya setelah lebih dari dua ribu tahun dan di bawah pengaruh peradaban-peradaban besar yang berbeda. Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah Yunani untuk mempertahankan identitas mereka di tengah perubahan zaman. Selain itu, Pemerintah Yunani juga mengeluarkan aturan bahwa seluruh bangunan di Athena tidak boleh lebih tinggi dari Akropolis, sehingga Akropolis akan tetap menjadi fitur utama Kota Athena yang dapat dilihat dari seluruh penjuru kota.
Maka dari itu, anda harus mengunjungi Akropolis jika bertandang ke kota Athena. Harga tiket masuk adalah 20 Euro atau sekitar 350 ribu rupiah per orang dewasa. Tiket masuk digratiskan untuk seluruh pengunjung pada hari Minggu pertama pada periode November-Maret dan pada hari-hari raya nasional Yunani. Untuk informasi lebih lanjut, berikut adalah tautan laman resmi pengelola Akropolis http://odysseus.culture.gr/h/3/eh355.jsp?obj_id=2384
ADVERTISEMENT