Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Dilema Istilah Disabilitas dan Difabel
13 Desember 2022 13:27 WIB
Tulisan dari Romi Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Banyak orang mengenai istilah, mungkin tidak terlalu menjadi penting, karena banyak orang berpikir bahwa istilah merupakan sesuatu hal tidak akan memengaruhi banyak terhadap suatu hal tersebut. Terkadang makna istilah terlalu dianggap remeh oleh sebagian orang, padahal lebih daripada itu istilah menjadi penting untuk membangun makna dalam suatu hal, jika makna sudah dibangun melalui istilah, akan memiliki implikasi lebih lanjut tentang bagaimana orang bereaksi, bertindak, dan berperilaku terhadap suatu hal yang terkait istilah itu.
ADVERTISEMENT
Pentingnya istilah, seperti pentingnya sampul dalam buku. Istilah merupakan sebuah presentasi sesuatu terhadap dunia. Kasus pentingnya istilah ini, seperti fenomena tentang istilah orang-orang yang memiliki kemampuan berbeda atau difabel. Mungkin anda pernah berpikir mengapa terdapat dua istilah dalam mendefinisikan orang-orang yang secara fisik berbeda dengan kebanyakan manusia pada umumnya. Dua istilah itu yang membuat dilema adalah disabilitas dan difabel, lalu apakah yang benar? , atau apakah yang baik untuk digunakan? . Pertanyaan-pertanyaan ini yang harus di jawab.
Difabel atau yang bermakna kemampuan yang berbeda. Dengan konteks orang difabel, maka difabel bermakna sebagai orang-orang yang memiliki kategori kemampuan yang berbeda dari orang pada umumnya.
Sedangkan disabilitas yang bermakna orang-orang yang memiliki kekurangan secara fisik, sehingga memiliki batasan dalam melakukan suatu hal tidak seperti orang pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Antara disabilitas dengan difabel. Makna istilah difabel menjadi lebih baik digunakan dibandingkan disabilitas yang seperti memisahkan manusia pada umumnya dengan penyandang difabel, padahal penyandang difabel sendiri sama seperti manusia pada umumnya, karena jika melihat makna disabilitas yang bermakna orang-orang yang memiliki kekurangan, setiap manusia di dunia memiliki kekurangan, yang itu menjadikan setiap individu manusia menjadi unik, namun mengapa hanya penyandang difabel yang memiliki kekurangan sama seperti manusia lain, tetapi sangat dilihat perbedaannya, bukan kah ini seperti diskriminasi. Oleh karena itu, istilah disabilitas tidak layak digunakan, karena mengandung unsur diskriminasi di dalamnya.
Istilah difabel menjadi lebih layak digunakan, karena secara makna berarti perbedaan kemampuan atau cara yang berbeda pada orang umumnya. Menjadi sorotan dalam istilah difabel bukan kekurangan namun perbedaan kemampuan dengan orang lain. Dengan istilah difabel juga diharapkan pandangan yang terbangun juga lebih inklusif dan menghormati penyandang difabel yang menginginkan mereka tidak terlalu dipandang sebagai orang yang memiliki kekurangan secara fisik dengan manusia lainnya.
ADVERTISEMENT
Dibandingkan disabilitas, istilah difabel terlihat istilah yang lebih halus atau lebih baik, namun di kehidupan nyata banyak masyarakat bahkan pemerintah Indonesia sendiri masih menggunakan istilah disabilitas dibandingkan istilah difabel yang mempunyai makna lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan, jika melihat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas, yang masih menyebutkan disabilitas di dalam undang-undang. Lebih miris lagi di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016, masih mendefinisikan penyandang disabilitas sebagai orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan sensoris dalam jangka waktu lama, yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
Dapat kita lihat sendiri juga di artikel-artikel pemerintah yang masih menggunakan istilah disabilitas, dan masih kita bisa rasakan di kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menggunakan istilah disabilitas dibandingkan difabel.
ADVERTISEMENT
Mungkin tidak pada konteks orang lain, kita sendiri mungkin pernah lebih banyak menggunakan istilah disabilitas dibandingkan difabel, dan mungkin pada saat itu kita masih berpikir bahwa istilah disabilitas adalah hal yang wajar, karena di banyak literasi, di peraturan negara, bahkan di sekolah-sekolah kita diajarkan bahwa untuk menyebut orang-orang yang memiliki kemampuan berbeda, dapat menggunakan istilah disabilitas bukan difabel.
Istilah disabilitas yang mungkin sudah diajarkan sejak kita kecil, membentuk persepsi kita dalam melihat orang-orang dengan kemampuan yang berbeda, sebagai orang-orang yang memiliki perbedaan karena kekurangan dalam hal fisik yang tidak seperti orang pada umumnya. Secara tidak langsung makna ini, seperti memisahkan orang pada umumnya dengan penyandang difabel, dan juga membentuk pandangan kita bahwa penyandang difabel adalah orang-orang yang kurang beruntung dan membutuhkan rasa kasihan kita sebagai orang yang pada umumnya, padahal ini merupakan pandangan yang salah, karena difabel tidak membutuhkan rasa kasihan kita, mereka, para penyandang difabel hanya perlu dihormati dan dihargai sebagai manusia yang sama pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sebagai otoritas terkait dalam pendidikan istilah disabilitas, juga harus bertanggung jawab dalam hal perbaikan pengetahuna mengenai istilah. Pemerintah harus melakukan beberapa hal, seperti perubahan diksi disabilitas menjadi difabel, dan mengubah beberapa undang-undang yang masih terkait disabilitas menjadi difabel, seperti di Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016, lalu menetapkan ke institusi pendidikan untuk mengganti istilah disabilitas menjadi difabel dalam kegiatan belajar mengajar, dan menyiarkan secara luas makna difabel, dengan rangka masyarakat dapat lebih memahami maksud dari perubahan istilah, dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam perubahan istilah dari disabilitas dan difabel.
Selain pemerintah, masyarakat juga penting untuk memahami perbandingan makna antara istilah disabilitas dan difabel, yang diharapkan masyarakat akan menjadi lebih sering menggunakan istilah difabel dibandingkan disabilitas. Dari perubahan istilah, diharapkan juga akan perubahan definisi dalam diri masyarakat terhadap penyandang difabel.
ADVERTISEMENT