Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Kota Malang Kota Ramah Pelajar Tapi Tidak Bagi Pelajar Difabel
13 Desember 2022 13:40 WIB
Tulisan dari Romi Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Malang, kota yang terletak di Jawa Timur ini, sudah dikenal banyak masyarakat Indonesia sebagai kota apel, selain itu kota Malang juga dikenal sebagai kota pelajar. Lebih dari puluhan perguruan tinggi memiliki berlokasi di Malang Raya, termasuk Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu.
ADVERTISEMENT
Predikat Malang sebagai kota pendidikan sendiri sudah muncul dari tahun 1914, seperti yang terdapat di buku berjudul "Malang Tempo Doeloe" yang ditulis Imam Widodo. Malang sejak tahun 1914 sudah memiliki sekolah, hingga pada periode 1930 Malang memiliki puluhan sekolah.
Sudah tidak diragukan lagi bagaimana predikat Malang sebagai kota pendidikan, yang membuat Malang menjadi salah satu pilihan generasi muda untuk melanjutkan studi. Tidak terkecuali anak muda penyandang difabel yang memilih Malang, untuk menjadi kota melanjutkan studi di perguruan tinggi.
Tak terkecuali Universitas Brawijaya, yang memiliki seleksi masuk bagi penyandang difabel. Membuat Universitas Brawijaya memiliki ratusan mahasiswa difabel, yang membuat Universitas Brawijaya menjadi universitas jawa timur, yang memiliki jumlah mahasiswa difabel terbanyak.
ADVERTISEMENT
Tentang Universitas Brawijaya, memang lingkungan dalam universitas ramah disabilitas, dari jalan, akses naik-turun gedung, hingga Universitas Brawijaya sendiri memiliki lembaga yang melayani mahasiswa difabel, yang dinamakan Pusat Studi Layanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya.
Lingkungan dalam universitas atau sekolah, memang sudah selayaknya ramah difabel, namun bagaimana dengan lingkungan sekitar universitas. Apakah sudah ramah difabel? . Jawabannya adalah belum. Hal ini dapat dibuktikan sekitar wilayah Universitas Brawijaya yang masih memiliki jalanan yang kurang ramah difabel, dari jalanan yang berlubang, jalanan yang tidak memiliki tempat untuk pejalan kaki, hingga tempat penyeberangan orang yang ramah difabel masih jarang ditemukan.
Lingkungan sekitar Universitas Brawijaya, seperti di sepanjang jalan Gajayana sampai jalan Sumbersari, lalu di sepanjang jalan Sigura-gura, masih banyak ditemukan, akses jalan yang kurang ramah disabilitas, bahkan untuk pejalan kaki pada umumnya berbahaya, dikarenakan tempat pejalan kaki yang tidak terdapat di sepanjang jalan, membuat jika ingin berjalan menyusuri jalan Gajayana hingga Sumbersari, harus berjalan di pinggir jalan raya, yang belum lagi jalan raya khususnya di sisi jalan raya, banyak ditemukan berlubang, bergelombang, yang menambah bukti tidak ramahnya akses jalan di lingkungan sekitar Universitas Brawijaya.
ADVERTISEMENT
Memang tidak semua daerah di sekitar lingkungan Universitas Brawijaya tidak ramah difabel, terdapat juga sekitar lingkungan Universitas Brawijaya yang ramah difabel seperti di Jalan Veteran dan Jalan MT. Haryono, walaupun di Jalan MT. Haryono ditemukan beberapa lokasi yang kurang ramah difabel khususnya difabel yang menggunakan kursi roda. Hal ini perlu diapresiasi, namun akses jalan yang ramah difabel hanya terletak di jalan protokol saja, tidak sampai jalan-jalan lebih dalam, yang menjadi tempat tinggal sementara banyak mahasiswa difabel. Tempat-tempat yang menjadi pusat kegiatan sehari-hari mahasiswa seperti Jalan Gajayana, Jalan Sumbersari, dan Jalan Sigura-gura, menjadi lokasi yang justru kurang ramah difabel.
Segala kekurangan, seperti halnya akses yang kurang ramah difabel itu yang seharusnya menjadi fokus yang harus segera diselesaikan oleh pihak-pihak yang memiliki otoritas dalam hal ini. Jangan hanya terhipnotis dengan predikat kota pendidikan dan kota ramah pelajar, hingga melupakan dari setiap banyak pelajar pasti terdapat pelajar difabel yang sangat membutuhkan kemudahan akses. Walaupun persentase pelajar difabel tidak banyak, namun mereka juga mempunyai hak untuk memiliki kemudahan akses, dalam rangka mengejar studi.
ADVERTISEMENT