Konten dari Pengguna

“Stand Up Gunung 2017” KAMI TIDAK LAGI TERTUTUP

2 Agustus 2017 16:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ronald S kennedy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Stand Up Gunung 2017” KAMI TIDAK LAGI TERTUTUP
zoom-in-whitePerbesar
Sebelumnya saya minta maaf memakai sebuah judul acara yang sudah terselengara untuk tulisan ini. Saya hanya ingin menyampaikan kekaguman terhadap acara yang berlangsung selama 2 hari 1 malam di wonogondang, Sleman, Yogjakarta, Sabtu 29-30 juni kemarin. Dan Kalimat “KAMI TIDAK LAGI TERTUTUP” hanya ada di pemikiran saya, karena seperti yang kita tahu, acara Stand Up Comedy familiar dengan tempat2 tertutup. dengan alasan, meminimalisir gangguan-gangguan dari luar.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya ini adalah acara tahunan kedua setelah 2016 kemarin mereka sukses melaksanakan acara yang sama. Dengan berbekal New Concept (di dunia Stand Up Comedy) dan tentunya comic-comic yang sudah teruji secara mental dan materi. Acara di 2016 kemarin sukses lalu melahirkan (lagi) Stand Up Gunung 2017. Walaupun ada isu tentang di 2016 kemarin tidak seramai tahun sekarang.
Perkemahan wonogondang saat itu di padati ratusan orang. Harga tiket masuknya pun berbagai jenis, ada presale-presale di tanggal yang sudah di tentukan panitia dan juga di kategorikan untuk penonton yang ingin bermalam di tenda yang di sediakan dengan suguhan makanan dan menikmati acara sampai keesokan harinya atau hanya sekedar menonton lalu pulang. Terlihat antusias para penikmat puncline ini datang, Mungkin karena harga tiket masuk yang sepadan dengan isi dan pengisi acaranya atau harga Hampir sama dengan tiket masuk dufan, Cuma bedanya selama acara tidak ada mamang-mamang pakai sepatu futsal di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari harga dan ramai tidak nya acara, saya tertarik dengan konsep acara ini yang melibatkan gunung dan sedikit adveture, menarik orang-orang yang punya hobi backpecker’an. Mungkin untuk menghilangkan kejenuhan orang-orang yang sudah familiar, berfikir kalau stand up comedy butuh tempat-tempat tertup/indoor. Dengan persiapan yang matang, konsisten dan terstruktur mereka menepis atau mengurangi resiko-resiko alam yang mereka tahu bisa saja terjadi. Sekali lagi, konsep menjuari ini.
Sayangnya saya datang agak telat, jadi tidak bisa melihat acara pembuka. Saat sampai di lokasi, sudah ada Fico fachriza alumni sekaligus juara 2 dari kompetisi Stand Up Comedy Sesion 3 Kompas TV yang bergelut dengan tawa penonton. Walaupun Saat tampil fico di ganggu oleh rintik rintik hujan, itu tidak menurunkan mental nya, dia masih bisa membuat penonton tertawa yang tidak tergerak oleh rintik-rintik itu dan menambah respect banyak comic yang juga menonton.
ADVERTISEMENT
Ditambah pembawa acara dari Komunitas Stand Up Comedy Di Yogyakarta, Mukti, Alit, Rispo dan sang penggagas acara yaitu Anang Batas yang menambah gelak tawa penonton. Para comic harus berterimakasih pada mereka karena selalu memanaskan penonton untuk comic-comic yang tampil dan melempar jokes-jokes terkuat nya. Walaupun ada beberapa comic yang tampil di luar ekspetasi penonton. Itu tetap tidak menggerakan penonton untuk pindah dari tempatnya. Mereka seperti menanggih janji yang sudah di sepakati ketika selembaran acara ini jadi.
Acara ini pun berlangsung 2 sesi, sesi siang dan sesi malam. Batas sesi siang sampai 05:30 WIB dan sesi malam di mulai pukul 6:30. Di sesi siang berbagai genre tampil dengan penampilan idealis dalam jenis materi, mereka tidak terlalu perduli orang berkata apa, yang mereka tau penonton tertawa. Coki pardede dan tretan muslim salah satunya, mereka tampil secara bersamaan melakukann duet dan membawakan materi yang mereka suka saja.
ADVERTISEMENT
Sesi malam di buka dengan penampilan band yang saya kurang tahu asal usulnya, tapi itu tidak terlalu penting. Saya dan beberapa teman-teman comic yang menonton atau sudah selesai tampil pun tetap mengikuti alur-alur lagu mereka dengan berbagai macam tingkah tanpa tidak mengganggu aksi panggung mereka. Karena kami tahu rasanya tidak di gubris penonton itu sangat tidaklah enak, hampir sama seperti perasaan cowo yang beli rokok di warung tapi yang jaga tidur.
Di sesi malam tampilan panggung lebih hidup dengan lightning warna-warni seperti konser-konser musik. Di tambah sifat cerdik penyelenggara yang menyusun line up, mereka sangat pas Menaruh comic-comic yang sudah di tunggu-tungu di penghujung acara, seperti, ernest prakasa, ge pamungkas, arie kriting, adriano qalbi, DLL. Tapi sangat di sayangkan raditnya dika dan pandji pragiwaksono tidak bisa tampil dalam acara ini. Saya yakin kalo mereka ada dalam susunan line up, acara akan lebih padat tentunya.
ADVERTISEMENT
Acara malam pun di tutup dengan kegilaan band yang bernama Orkes Pensil Alis, band ini bergenre dangdut sarkas dengan lirik yang di sisipkan unsur-unsur comedy bagi yang mengerti. Di lihat dari judul lagu nya saja pasti kita sudah tau pasti ini band sangat nyeleneh, seperti kucing langit, kipas angin kesedot sampah dan bonus track yang secara harfiah memang liriknya hanya bonus track selama 1 menit lebih.
Tanpa di iringin musik dan hanya suara beat box dengna konsep terserah dari kedua vokalis hifdzi khoir dan candra mukti yang biasa di panggil mukti entut. Acara utama pun di tutup dengan meriah penonton bergoyang dengan alunan nada walaupun tidak mengerti lagu apa yang sedang di nyanyikan. Tidak secepat itu, masuk pukul 23.00 kita semua di ajak berpindah ke acara api unggun yang sangat membaur, karena memang ini sudah menjadi konsep awal dari Stand Up Gunung “tidak ada jarak antara penonton dan para comic”.
ADVERTISEMENT
Diiring musik dari vikri rasta dan band nya kita berbagi suara, kadang ada beberapa comic yang tingkahnya terlalu berlebihan demi menimbulkan tawa kepada penonton. Tidak hanya vikri rasta, mereka juga berbagi mic untuk semua yang ingin bernyayi, saat itu ada uus, arie kriting, dede kendor, adjis doa ibu yang mencoba selera lagu mereka untuk di nikmati semua yang datang.
Acara ini seperti gambaran untuk orang-orang yang sering menyebut para comic-comic yang sudah menjadi artis itu sombong, tidak friendly, star syndrome, DLL. saya yakin jika nanti Stand Up Gunung 2018 di rilis, pasti melebih penonton di tahun ini yang mencapai 1.300 peserta.