Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Apakah Ada Kota di Indonesia yang Letaknya di Kompleks Gunung Api?
28 Mei 2021 17:21 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menengok Letak Kawah Kompleks Gunung Api Inielika dan Indahnya Kota Bajawa
ADVERTISEMENT
Halo Sobat Gunung. Hari ini Sobat Gunung akan diajak untuk mengenal salah satu kota yang berada di Kompleks Gunung Api itu sendiri. Ternyata kota itu berada di Indonesia loh, Sobat Gunung. Namanya Kota Bajawa, merupakan kota yang terletak di Kompleks Gunung Api Inielika, NTT, loh Sobat Gunung. Kok bisa sih?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, kota Bajawa ini berada di antara kumpulan kerucut Skoria, ahli vulkanologi menyebutnya Kerucut Skoria Bajawa. Kerucut Skoria Bajawa tersebar dari sekitar Gunung api Inielika hingga mendekati Gunung Inierie. Nah kira-kira Kerucut Skoria ini bagian dari Gunung Inielika atau Inierie ya Sobat Gunung?
Letak kerucut skoria Bajawa yang berada di antara Gunung api Inielika dan Gunung api Inierie, membuat banyak peneliti yang meneliti dua gunung tersebut memasukan persebaran Kerucut Skoria ini ke dalam luasan cakupan penelitian Gunung Inielika dan ada juga yang memasukan ke Gunung Inierie. Jadi tergantung dari tujuan penelitiannya ya Sobat Gunung.
Apabila kita melihat Peta Geologi Gunung Api Inielika, oleh Pribadi, Kartadinata, Surmayadi, dan Haerani Tahun 2000 (PVMBG). Maka, terlihat Kerucut Skoria di pusat Kota Bajawa merupakan bagian dari Kompleks Gunung api Inielika, namun tidak termasuk kerucut Skoria di bagian selatan. Apabila dilihat Peta Geologi atau KRB Gunung Inierie Pusat Kota Bajawa juga tercakup dengan Gunung Inierie dan membentang hingga Kerucut Skoria bagian tenggara, namun tidak terlihat kerucut Skoria bagian utara.
Syukurnya, terdapat peneliti yang mengelompokkan Kerucut Skoria di Kota Bajawa sebagiai bagian kompleks gunung api Inielika melalui Foto Udara JERS-1 SAR, Gunung api Inielika. Peneliti tersebut adalah Hirofumi Muraoka dkk (2002). Adanya batas igir-igir di antara Kerucut Skoria Kota Bajawa dan Kerucut Skoria Bajawa di timur Gunung Inierie. Hmm gimana menurut Sobat Gunung? Tentunya analisis ini memerlukan pemetaan Geomorfologi Gunung Api Inielika dan Inierie yang lebih mendalam di masa yang akan datang ya.
ADVERTISEMENT
Sobat Gunung harus tahu! Gunung Api Inielika merupakan gunung api dengan ketinggian yang rendah (1.559 mdpal), namun mencakup wilayah yang luas di Pulau Flores bagian Tengah. Kompleks Gunung Inelika dibangun di dalam kaldera Wolo Ngada.
Kompleks Gunung Inelika, yang terletak di Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Provinsi NTT ini, berisi tidak kurang sepuluh kerucut vulkanik, beberapa di antaranya merupakan danau terisi air, di area seluas 5 km2 di utara kota Bajawa. Hampir semua kerucut tersebut mempunyai kawah di bagian puncaknya. Kawah-kawah tersebut umumnya bervegetasi jarang karena sebagian besar digunakan oleh penduduk setempat sebagai lahan untuk berladang. Kawah Gunung Inielika yang terbesar, yaitu Wolo Runu dan Wolo Lega Utara, lebarnya 750 m.
ADVERTISEMENT
Apa sih Wolo itu? Nah sobat Gunung perlu tahu sebutan puncak Gunung atau bukit di Flores Tengah disebut sebagai Wolo. Jadi, dalam Kompleks Gunung Api Inielika, puncak kawah Inielika dan Kerucut Skoria sama-sama diberi nama awalan Wolo.
Kota Bajawa dibangun di antara kerucut Skoria yang cukup banyak. Adapun Kerucut Skoria tersebut adalah Kerucut Skoria Wolo Wokomenge atau Menge di barat, Kerucut Skoria Wolo Pipidodo di selatan kota, dan Kerucut Skoria Lebijaga atau Wolo Saga di utara. Ketiga kerucut Skoria ini terlihat berwarna hijau di citra satelit karena memiliki tanaman asli dan juga sedikit ladang untuk menahan longsor apabila terjadi di daerah ini.
Wolo Wokomenge memiliki ukuran yang cukup kecil, diameternya antara 430-460 meter. Wolo Pipidodo memiliki diameter 700-800 meter, sedangkan Wolo Lebijaga memiliki diameter paling besar dengan kisaran 1-1,1 km.
Kerucut Skoria Wolo Leboloke berada di utara Kerucut Wolo Lebijaga. Masyarakat menyebutnya Gunung Naru letaknya berada di Desa Naru. Uniknya Kerucut Skoria ini pasirnya ditInielika masyarakat sekitar mengikuti kerucutnya dan belum menyentuh bagian kawahnya. Mungkin saja Kerucut Skoria Wolo Leboloke ini suatu saat rata dengan tanah. Sebenarnya warga sana tahu tidak ya Wolo Leboloke itu merupakan kerucut Skoria yang unik. Semoga tidak terjadi bencana longsor di daerah tersebut yaa Sobat Gunung.
Sejarah Erupsi Gunung Inielika
ADVERTISEMENT
Sejarah Letusan Gunung api Inielika mulai ditulis pada bulan November 1905. Erupsi November 1905 merupakan erupsi eksplosif berlangsung selama 5 jam. Menurut Neumann van Padang (1951) letusan tersebut bersifat semi magmatik, dengan material vulkanik yang dikeluarkan melanda daerah timur laut, seluas 106.800 m2 (Kusumadinata,1979). Jika Sobat Gunung melihat peta Geologi Gunung Inielika di atas, sebaran endapan erupsi 1905 terlihat berwarna merah, dan sekarang sudah banyak rumah penduduk disekitar wilayah itu loh Sobat Gunung.
Gunung Inielika sempat tercatat erupsi lagi pada tahun 1921. Letusan abu tipis yang terjadi tanggal 1- 4 Januari 1921 mencapai daerah Larantuka dan Pulau Lomblen. Letusan abu juga terjadi pada 20 Desember 1921 dengan disertai lontaran batu. Abu vulkanik yang dikeluarkan mencapai jarak 12 km. Diduga kegiatan tahun tersebut berhubungan dengan pembentukan kubah lava yang terdapat di dalam kawah. Pada tahun 1935, dilaporkan keluarnya asap tebal secara berkala setiap 5 menit dari kawah B yang disertai suara gemuruh. Tidak ada keterangan lain dalam erupsi Gunung Inielika tersebut.
Letusan freatik terjadi pada abad ke-21, tepatnya tanggal 11 Januari 2001 pukul 19:15 WITA. Abu letusan tertiup angin ke arah selatan hingga kota Bajawa yang berjarak 8 km dari pusat letusan, dengan ketebalan 0,5 mm. Letusan abu ini berlangsung hingga 16 Januari 2001 dengan semburan abu berkisar antara 100-1.000 m di atas bibir kawah. Letusan kuat Gunung Inielika yang terjadi pada pada 2001 dan berpusat di kawah bagian barat mengakibatkan terbentuknya 4 lubang kawah baru.
ADVERTISEMENT
Letusan Gunung Inielika bersifat eksplosif atau efusif, letusan biasanya tidak berlangsung lama. Awal letusan diketahui pada tahun 1905 dan baru terjadi letusan kembali pada tahun 2001. Berdasarkan kejadian tersebut, maka GunungInielika mempunyai periode letusan terpendek 16 tahun dan terpanjang hingga 96 tahun.
Dari sejerah pengamatan Gunung api Inielika tersebut, dapat diketahui bahwa erupsi Gunung Inielika bersifat eksplosif atau efusif, letusan biasanya tidak berlangsung lama. Awal letusan diketahui pada tahun 1905 dan baru terjadi letusan kembali pada tahun 2001. Berdasarkan kejadian tersebut, maka Gunung Inielika mempunyai periode letusan terpendek 16 tahun dan terpanjang hingga 96 tahun.
Apabila di masa yang akan datang terjadi erupsi eksplosif lagi, maka hasil letusannya dapat melanda hingga ke Jalan T.W. Mengeruda di timur Gunung Inielika. Lebih jelasnya, PVMBG menyusun Kawasan Rawan Bencana Gunung Inielika terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
ADVERTISEMENT
Sekarang ini, Gunung api Inielika berstatus Normal, PVMBG merekomendasikan agar Masyarakat di sekitar Gunung Inielika dan wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam area kawah aktif, tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah, serta membatasi aktivitas (tidak berlama-lama berada) di sekitar area kawah aktif.
ADVERTISEMENT
Sobat Gunung perlu tahu! Edukasi Gunung api sangat diperlukan untuk menyelamatkan banyak nyawa di masa yang akan datang. Pengambilan keputusan pada saat bencana erupsi Gunung api terjadi, akan lebih mudah apabila masyarakat sudah tahu karakter Gunung tersebut, apa yang harus mereka lakukan dan potensi apa yang dapat terjadi. Sehingga artikel kebencanaan harus tetap giat dilakukan, karena satu nyawa sangat berarti bagi kehidupan yang akan datang.
Terima kasih Sobat Gunung yang sudah Membaca!
Referensi
Kartadinata,M.N., A. Pribadi, M. Sumaryadi, N. Haerani. 1999. Laporan Pemetaan Geologi G.Inielika, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur. Direktorat Vulkanologi
Kemmerling G L L, 1929. Vulkanen van Flores. Vulk Seism Meded Dienst Mijnw Ned-Indie, 10: 1-138.
ADVERTISEMENT
Kusumadinata K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Volc Surv Indonesia, 820 p.
Muraoka H, Yasukawa K, Urai M, Takahashi M, Nasution A, Takashima I, 2002. 2001 fissure-forming eruption of Inie Lika volcano, central Flores, Indonesia. Bull Geol Surv Japan, 53: 175-182.
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
Sucipta I G B E, Takashima I, Muraoka H, 2006. Morphometric age and petrological characteristics of volcanic rocks from the Bajawa cinder cone complex, Flores, Indonesia. J Mineral Petr Sci, 101: 48-68.
PVMBG, 2014. G. Inielika. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/476-inielika-koek-peak
PVMBG, 2021. Laporan Aktivitas G. Inielika. Sumber URL: https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan/162970?signature=01d780f05d2abf54c92ff65372d4a28b9abb0a050e9c06e53ad7244c440733f0
ADVERTISEMENT