Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Fakta Geologis Gunung Dukono, Periode Aktivitas Erupsi Terpanjang di Indonesia
5 Mei 2021 17:08 WIB
Tulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Selamat Berbuka Puasa Sobat Gunung!
ADVERTISEMENT
Pernahkah terpikir bahwa ada penduduk yang turun-temurun tinggal di kaki gunung yang mengalami periode aktivitas erupsi sejak sebelum kemerdekaan Indonesia?
Bagaimana tidak? Gunung api Dukono telah mengeluarkan aktivitas erupsinya sejak tanggal 13 Agustus 1933 hingga sekarang loh Sobat Gunung (terhitung 5 Mei 2021).
ADVERTISEMENT
Meskipun Gunung api Dukono merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, Namun Gunung api Dukono memiliki sedikit data informasi kegunungapian, hal ini karena wilayah Gunung Dukono yang sangat terpencil. Apa saja fakta menarik Gunung api Dukono? Mari kita simak berikut ini:
Sekarang ini, penduduk yang menetap di radius 5 km dari puncak kawah Gunung Dukono sebanyak 1575 jiwa, penduduk yang beradius 10 km dari Gunung Dukono hanya 3.348 jiwa. Hal ini yang menjadi faktor utama Gunung api Dukono tidak banyak diteliti.
Kepulauan Maluku Utara memiliki 16 gunung api aktif kala holosen dan 1 gunung api kala pleistosen. 10 Gunung api aktif kala holosen di Kepulauan Maluku Utara belum memiliki fasilitas pengamatan dan penelitian yang baik. Hal ini tentunya dikarenakan gugusan gunung api yang jauh dari permukiman warga dan sangat terpencil.
Gunung Dukono terletak di Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Kabupaten Halmahera Utara hanya memiliki 2 Gunung api Kala Holsen yaitu, Gunung Dukono dan Gunung Tarakan, serta Gunung Kala Pleistosen yaitu Gunung Hamiding.
Gunung api Dukono merupakan tipe Gunung api kompleks, Setidaknya terdapat 5 kawah aktif, yaitu Kawah Tanah Lapang, Dilekene, Malupang Magiwe, Telori, dan Heneowara. Sekarang ini, Gunung api Dukono mengeluarkan abu vulkanik melalui kawah Malupang Warirang.
ADVERTISEMENT
Gunung api Dukono memiliki batuan mayor andesit hingga basltik andesit, trasit hingga trasidait, dan basalt hingga picro-basalt. Tatanan tektonik Gunung Dukono adalah Zona Subduksi, dengan perkiraan sementara tebal lempeng samudera kurang dari 15 km.
Walaupun Gunung api Dukono telah aktif sejak 1933 hingga sekarang, namun periode erupsi yang telah tercatat selama sejarah pengamatan hanya lima kali. Gunung Dukono pertama kali di catat pada tanggal 20 November 1550 dengan Skala VEI 3, catatan kedua terjadi pada tahun 1719, erupsi selanjutnya terjadi pada tahun 1868 dan 1901 dengan skala VEI 2. (Global Volcanism Program, 2021)
Periode erupsi terakhir dari tanggal 13 Agustus 1933 hingga sekarang, diawali dengan erupsi tanggal 13 Agustus 1933 ketika itu terjadi letusan hebat dan aliran lava melimpah ke utara mengakibatkan banyak daerah yang rusak. Pusat kegiatan pada kawah Malupang-Warirang di lereng Gunung Karirang dan merupakan kawah paling aktif saat ini. Erupsi dengan suara gemuruh, di malam hari terlihat bara api sekitar puncak, masyarakat kadang-kadang merasakan getaran gempa bumi, dan hujan abu mencapai wilayah Tobelo yang terletak di Timur Gunung Dukono.
Puncak Gunung Dukono dapat dicapai dari Kota Ternate dengan menggunakan perahu cepat ke Sopipi dengan waktu 45 menit, kemudian dilanjutkan dengan kendaraan roda empat menuju Desa Mamuya dengan waktu 4 jam. Kendaraan roda empat dapat diteruskan hingga pemberhentian terakhir. Pendakian dilanjutkan dengan jalan kaki ke arah selatan dan memerlukan waktu 7 jam untuk sampai ke puncak Gunung Dukono.
ADVERTISEMENT
Adapun Gunung Dukono sekarang ini sedang dalam status Waspada dengan erupsi sedang berlangsung. Karakter erupsi yang mengeluarkan abu pekat yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan, menjadikan Gunung Dukono lokasi yang tepat bagi Sobat Gunung yang ingin berburu foto aktivitas gunung api.
Adapun Kawasan Rawan Bencana Gunung Dukono terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
Jarak radius aman aktivitas masyarakat dan wisatawan di Gunung Dukono berdasarkan rekomendasi PVMBG adalah 2 kilometer dari kawah Malupang Warirang. Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Dukono agar selalu menyediakan masker, penutup hidung dan mulut, untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
ADVERTISEMENT
Terima kasih buat Sobat Gunung yang sudah membaca yaa
ADVERTISEMENT
Referensi
Global Volcanism Program, 2013. Dukono (268010) in Volcanoes of the World, v. 4.9.4 (17 Mar 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution. Downloaded 05 May 2021 (https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=268010).
Kusumadinata K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Volc Surv Indonesia, 820 p.
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
PVMBG, 2014. Gunung Dukono. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/506-doekono-dukoko-dodoekko-dukoma-tala-tolo?start=1
PVMBG, 2021. Magma Indonesia: Laporan AKtivitas Gunung Dukono. SUmber URL: https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan/161074?signature=9287f33c6e156e3a6702c834b7258c29120391c120c5b8e7a1066f802b8b2c46#
Supriatna S, 1980. Geologic map of Morotai quadrangle, north Maluku. Geol Res Devel Centre Indonesia, 1:250,000 scale map and 10 p text.
ADVERTISEMENT