Fakta Geologis Menarik Gunung Sangeang Api: Berstatus Waspada

Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api)
Mempercepat Edukasi Vulkanologi di Indonesia - Master Student of Geology Engineering (UGM) - Bachelor of Geography Education (UNY) - SMA N 1 Martapura - Indonesia
Konten dari Pengguna
18 Mei 2021 18:37 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Geologi, Sejarah, dan Aktivitas Terkini Sangeang Api

ADVERTISEMENT
Sobat Gunung tahu tidak berapa jumlah Gunung api aktif Kala Holosen di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jawabannya hanya tiga Gunung api loh Sobat Gunung, Gunung api Rinjani berada di Pulau Lombok, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, dan Gunung Sangeang Api terletak di Utara Pulau Sumbawa, dan termasuk dalam Kabupaten Bima, NTB.
ADVERTISEMENT
Sobat Gunung perlu tahu, bahwa Gunung Sangeang Api merupakan Gunung yang sekarang ini Berstatus Waspada loh, Apa saja sih fakta menariknya, mari simak fakta berikut!
Persebaran Gunung Api di Nusa Tenggara Barat, Modifikasi Roni Marudut Situmorang, 2021
Sepanjang sejarah pengamatan, Gunung Sangeang Api telah mengalami periode erupsi sebanyak 20 kali, di mana erupsi pertama tercatat sejak tahun 1512. Kawah di Gunung Sangeang Api yang paling aktif sepanjang sejarah pengamatan, yaitu Kawah pusat Gunung Sangeang Api atau Kawah Doro Api.
Ada berapa kawah sih yang membentuk Pulau Sangeang sebelum sejarah pengamatan?
Gunung Sangeang Api memiliki enam sumber erupsi utama yang dapat teramati dari penginderaan jauh dan stratigrafi gunung api. Kawah Sangeang api merupakan sumber erupsi tertua, kemudian kawah Doroapi, Doro Mantoi, Doro Ego, Doro Mboko dan yang terakhir Doro Api. Kawah Doro Api merupakan puncak tertinggi Pulau Sangeang dengan ketinggian 1949 mdpal. Sedangkan, Kawah Doro Mantoi memiliki ketinggian 1795 mdpal.
Pulau Sangeang dari arah Barat, Kawah Doro Api berada di tengah, Kawah Doro Mantoi berada disebelah kanan foto. Diambil pada tanggal 20 Mei 2005, Dok. PVMBG 2014
Banyaknya Kawah di Gunung Sangeang api menunjukkan bahwa Gunung api ini termasuk Gunung api kompleks. Bentuknya yang kerucut menunjukkan Gunung Sangeang Api bertipe Strato. Tatanan tektonik Gunung Sangeang Api berupa zona subduksi mendukung tipe batuan mayor yang terbentuk berupa trasibasalt, trasiandesit dan basalt.
Kawah Doro Api (tengah) dan Kawah Doro Monai (selatan) PVMBG, 2021
Periode erupsi Gunung Sangeang api pada tahun 1512 memiliki Skala 3 VEI dengan tipe erupsi eksplosif normal. Catatan sejarah kedua baru dilakukan sejak tahun 1715, saat itu erupsi eksplosif normal tercatat dengan Skala 2 VEI.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-19 erupsi Gunung Sangeang api tercatat sebanyak dua kali oleh dua asosiasi geologi belanda, yaitu Reinwardt pada 23 Maret 1821, ketika melakukan survei gunung api ke Indonesia Timur, dan Reiche mencatat terdapat erupsi sejak 11 September 1860 dan berkurang aktivitasnya selama satu bulan kemudian. Kedua periode erupsi ini memiliki Skala VEI 2.
Foto tertua Gunung Sangeang Api. Erupsi Kawah Doro Api terlihat dari Desa Doro Mewanga, Desa di Pulau Sangeang, 18 September 1964. Dok. Direktorat Vulkanologi 1964
Gunung Sangeang Api mulai tercatat secara berlanjut sejak abad ke-20. Tercatat 14 dari 20 periode erupsi sepanjang periode pengamatan terjadi di Gunung Sangeang Api. Erupsi pertama abad ke-20 dimulai pada 13 Februari-2 Maret 1911 oleh Pannekoek van Rheden. Setahun kemudian, Neuman van Padang mencatat erupsi eksplosif normal sejak bulan April 1912.
Sejak abad ke-20, Erupsi Skala 3 VEI Gunung Sangeang Api terjadi sebanyak tiga kali, ketiga erupsi tersebut memiliki kecenderungan terjadi setelah tidak aktif cukup lama. Erupsi yang pertama pada tanggal 19 Maret-15 Mei 1953, di mana erupsi ini terjadi berselang 26 tahun dengan periode erupsi sebelumnya di tahun 1927 ; erupsi kedua terjadi pada 30 Juli 1985-16 Februari 1988, erupsi tersebut berjarak 19 tahun dengan erupsi sebelumnya yaitu erupsi 1966. Erupsi terakhir Skala VEI 3 Gunung Sangeang api terjadi pada 30 Mei 2014 hingga 5 November 2015, erupsi tersebut berjarak 15 tahun dari periode erupsi sebelumnya pada periode 1997-1999.
Tinggi kolom erupsi Gunung Sangeang api 30 Mei 2014 menurut PVMBG mencapai 3.000 meter ke arah timur.
Setelah erupsi Skala VEI 3 tersebut, PVMBG menaikkan status Gunung Sangeang Api dari waspada menjadi siaga. Mengapa erupsi Skala VEI 3 Sangeang Api hanya berstatus Siaga? Mengingat kembali status Gunung api dibuat berdasarkan risiko dampak bencana terhadap masyarakat sekitar.
Proses Evakuasi 1242 penduduk dan Pemindahannya dari Gunung Sangeang api tahun 1985, Foto Oleh TOm Casadevall, DOk. USGS 1985
Pulau Sangeang api telah dikosongkan warganya melalui transmigrasi lokal ke Kecamatan Wera (Sangeang Darat) sejak tahun 1985. Transmigrasi dilakukan setelah erupsi Skala 3 VEI tahun 1953 dan tahun 1985 sebanyak 263 kali.
Citra Satelit Permukiman Sementara dan Bentuk Persegi menunjukkan Lahan Warga, 2021
Lahan yang ditinggalkan saat ini telah berkembang menjadi ladang dan rumah sementara yang umumnya ditempati saat musim tanam pada Agustus-November. Serta saat musim panen pada Maret-Mei. Ladang dan salaya (tempat tinggal sementara) ini berada di kawasan rawan bencana.
Erupsi 15 Juli 2017 Pukul 14.00 WITA Dok. PVMBG 2017
Periode Erupsi terakhir Gunung Sangeang api terjadi pada 15 Juli 2017-10 Juni 2020 dengan Skala VEI 2. Di mana tercatat dua erupsi utama pada periode ini, yaitu tanggal 17 Juli 2017, dan 4 Oktober 2018. Periode erupsi Gunung Sangeang Api periode terakhir berstatus Waspada, bahkan status Waspada disematkan hingga sekarang (18 Mei 2021).
ADVERTISEMENT
Karakter erupsi Gunung Sangeang Api bersifat eksplosif dan terkadang bersifat efusif. Sedangkan periode erupsi terpanjang terpanjang tercatat ±200 tahun, sedangkan periode erupsi terpendek tercatat ± 1 tahun.
Peta KRB Gunung Sangeang Api, Dok. Magma Indonesia, PVMBG 2021
Kawasan Rawan Bencana Gunung Sangeang Api terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
1. Kawasan Rawan Bencana III, ditandai dengan warna merah transparan yang lebih mengarah ke timur, mengikuti bukaan kawah, namun berpotensi juga ke wilayah selatan dan barat daya. KRB III Gunung Sangeang Api merupakan kawasan yang berpotensi terlanda aliran awan panas, aliran lava, dan guguran lava;
2. Kawasan Rawan Bencana II, ditandai dengan warna merah jambu transparan lebih melebar dari sebaran KRB III. KRB II Gunung Sangeang Api merupakan kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan, dan;
ADVERTISEMENT
3. Kawasan Rawan Bencana I, ditandai dengan warna kuning transparan meliputi sungai yang berhulu dari Gunung Sangeang Api. KRB I lebih mengarah ke arah barat daya hingga utara melalui aliran sungai yang ada. KRB I Gunung Sangeang Api merupakan kawasan yang sangat berpotensi terlanda aliran awan panas, aliran lava, guguran lava, dan gas beracun.
Foto Gunung Sangeang Api terbaru Dok. Magma Indonesia Tanggal 15 Mei 2021
PVMBG merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Sangeang Api dan wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 1.5 km dari kawah Gunung Sangeang Api. PVMBG juga mengimbau Masyarakat di sekitar Gunung Sangeang Api dan wisatawan agar mewaspadai bahaya aliran piroklastik serta tidak diperbolehkan mendekati dan beraktivitas di daerah di antara Lembah Sori Wala dan Sori Mantau hingga mencapai pantai, serta pada Lembah Sori Boro dan Sori Oi.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Masyarakat, petani, dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati dan beraktivitas pada semua lembah sungai yang berhulu dari pusat aktivitas Gunung Sangeang Api untuk menghindari potensi ancaman bahaya aliran lahar yang mungkin terjadi pada saat hujan.
Terima kasih buat Sobat Gunung yang sudah membaca!
Referensi
Global Volcanism Program, 2013. Sangeang Api (264050) in Volcanoes of the World, v. 4.10.0 (14 May 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution. Downloaded 18 May 2021 (https://volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=264050).
Kusumadinata K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Volc Surv Indonesia, 820 p.
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
PVMBG, 2014. Gunung Sangeang Api. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/475-sangeang-gunungapi-dekat-bima
ADVERTISEMENT
PVMBG, 2021. Laporan Aktivitas Gunung Sangeang Api. Sumber URL: https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan/162205?signature=42ab47fb322a099d5e9c7329ce46d16ba5e4d7a8b741529c614ff32f1ed3d82f
Turner S, Foden J, George R, Evans P, Varne R, Elburg M, Jenner G, 2003. Rates and processes of potassic magma evolution beneath Sangeang Api volcano, East Sunda Arc, Indonesia. J Petr, 44: 491-515.
Varne R, Foden J D, 1986. Geochemical and isotopic systematics of eastern Sunda arc volcanics; implications for mantle sources and mantle mixing processes. In: F-C Wezel (ed), The Origin of Arcs, Amsterdam: Elsevier, 159-189.